Senin, 31 Desember 2007

DICUKUR ISTRI

Ahad kemaren, saya membatalkan rencana pergi ke tukang cukur. Sebabnya, karena di rumah kami sedang berkumpul ua-ua dari pihak mamah setelah mereka jogging bareng.

Tadinya saya udah mau pergi banget ke tukang cukur, tapi mamah menyela dan menyarankan

"Udah aja atuh a, sama ua dicukurnya"

Saya cuman mikir bentar, sebelum menyanggupi. Yah sekali-kali mencoba hal-hal baru lah. Selain itu, saya yakin kalaupun gagal, ya gampang. Tinggal ke tukang cukur depan kompleks.

Seperti biasa, proses mencukur rambut senantiasa satu paket dengan curhatan. Saya bertanya ke ua saya, darimana beliau bisa mahir nyukur rambut gini?

"Ua mah cuman ngeliatin tukang cukur, terus nyoba, akhirnya lancar deh"

Wah hebat juga. Karena selain nyukur, setau saya ua juga jago banget masak. Baik buat makanan berat, maupun kue-kue kudapan. Mak nyus pokoknya mah.

Ditambah lagi, beliau juga cukup rajin melakukan update ilmu dengan membaca dan hadir di kajian-kajian.

Beliau kemudian melanjutkan sambil tersenyum bangga

"Tapi Gah, dulu juga ua pas pertama nikah mah engga kayak gini. Dari nol lah pokoknya. Yah, intinya mah ua mau belajar, hingga akhirnya ya kayak gini ini nih"

Dengan lantang saya katakan pada beliau

"Mudah2an Agah bisa dapet istri yang minimal sama hebatnya dengan ua, amin"

Beliau pun dengan sama semangatnya, mengaminkan.

Nah, kok saya tiba-tiba keluar statement do'a kayak gini?

Yah ini mah rahasia ya, jangan bilang-bilang, sst...

Kemaren2 saya sempet bermimpi hadir di pelaminan, dan pendamping saya begitu jelas orangnya.

Padahal biasanya kalo mimpi nikah, si wanitanya suka engga jelas. Wah, kayak hantu bermuka rata dong ;P

Tapi, walau orangnya begitu jelas. Saya engga yakin orangnya sama-sama tau. Yah biasa lah, saya mah seneng jatuh cinta yang murah-murah.

Ok, jadi intinya siapakah gerangan wanita yang beruntung itu?

Dia adalah Ade

Lho, Ade siapa?
Adhe deech !!!

Hehehe...

YANG BIKIN SUSAH NULIS

Ternyata yang bikin saya rada susah nulis adalah kurang jujur dan apa adanya. Terutama setelah blog ini mulai dikunjungi beberapa temen offline yang sering ketemuan di darat *emang buaya darat* hehehe...

Kok serasa jadi serius melulu isinya.

Masih inget dulu pas pertama nge-blog, yang komentar banyak bener, dan panjang2 pula. Mungkin ini adalah indikator bahwa dulu saya emang nulis dengan santai, ga banyak mikir rumit, dan mengalir apa adanya.

Ok deh, harus seimbang nampaknya, seperti kata beliau
Ada waktu buat serius, ada waktu buat nyantai

FOKUS PADA APA ?

Disadari atau tidak, saya memiliki beberapa kenalan yang saat dia berbicara, maka seolah filter yang ada di otak saya meregang.

Maksudnya, apa-apa yang dia bicarakan akan dengan mudahnya merasuki paradigma saya, dan memiliki durasi cukup lama untuk disimpan rapi di dalam memori.

Alhamdulillah, kenalan-kenalan saya tersebut adalah orang baik. Bisa berabe dong kalo misalnya dia ngomong yang aneh-aneh, dan dengan mudah saya turuti seratus persen.

Salah satu kenalan yang tiap untaian katanya mempengaruhi sikap saya adalah Kang Asep Nurmulia. Beliau adalah kakak kelas saya sewaktu di SMA. Usia kami berbeda dua tahun. Dan lulus SMA, dengan berani, beliau memutuskan untuk menikah.

Yang khas dari beliau adalah skill-nya yang unik, yaitu mampu mengakrabkan diri kedalam sebuah komunitas yang tidak dikenalnya dan dengan cepat menjadi orang yang berpengaruh di komunitas tersebut.

Nah kemarin saat menjelang natal orangtua dan adik saya sedang keluar kota karena ada acara keluarga. Rumah sepi, maka saya berinisiatif mengundang beberapa teman dekat untuk menginap di rumah saya. Kang Asep salah satu diantaranya.

Seperti biasa, obrolan ngalor-ngidul berlangsung hingga larut malam. Dan keluarlah sebuah kalimat yang pengaruhnya cukup kuat bagi jiwa saya saat ini. Yaitu,

Fokuslah pada apa yang Allah mudahkan untukmu!

Kalimat ini seolah menjadi jawaban atas kekeliruan alam bawah sadar saya yang memiliki paradigma memulai segala sesuatunya dari nol. Padahal ini adalah konyol dan ciri tidak bersyukur.

Contoh, kita memiliki keinginan untuk merintis usaha sendiri. Nah, yang pertama kita lihat harusnya adalah "Apa yang Allah mudahkan bagi kita, dan itu bisa mendukung kita dalam merintis usaha"

Jika ternyata kita berasal dari keluarga pendidik dimana banyak diantara keluarga kita yang berprofesi sebagai guru dan dosen, mengapa tidak merintis bisnis di bidang pendidikan misalnya.

Kan bakalan banyak yang bisa kita mintai nasihat. Apalagi kalo kita butuh modal, tentu mereka akan lebih mudah memodali karena mereka paham tentang bisnis apa yang kita jalankan.

Kadang, memulai dari nol adalah bentuk pemuasan terhadap ego. Memulai dari nol pun biasanya adalah ajang pembuktian diri.

Nah ada kasus, tidak jarang kita mendengar kisah seorang pengusaha yang berasal dari keluarga pebisnis garmen, malahan merintis bisnis roti dan jual beli kayu. Walau akhirnya dalam perjalanan, dia memutuskan untuk kembali ke bisnis garmen.

Sebenarnya ini kisah nyata nomer 10 dari guru kita lho :)

Contoh lain, kita memiliki keinginan untuk menolong orang. Intinya kita pengen berbakti, baik lewat pendidikan, lewat ekonomi, lewat kesehatan.

Nah, yang seharusnya menjadi fokus kita adalah bukan melihat ke luar dan mencari-cari LSM, Ormas, atau apapun yang membuat kita perlu meluangkan waktu untuk menyesuaikan diri terlebih dahulu.

Mengapa kita tidak fokus pada apa yang Allah mudahkan. Di rumah ada orangtua, adik, dan kakak. Kita juga punya teman dekat yang hatinya sudah nyambung sama kita. Atau bapak ibu tetangga yang sudah menganggap kita anak sendiri.

Masa sih mereka engga butuh pertolongan, pasti ada aja yang perlu kita bantu untuk mereka. Cuman kitanya aja suka sok-sok berpikir besar, biar keren.

Saya simpulkan, dengan berfokus pada apa yang Allah mudahkan, alias memulai dengan apa yang ada, maka energi kita akan lebih dihemat. Baik hemat waktu, hemat tenaga, hemat pikiran. Dan insya Allah dijalaninya pun akan lebih nikmat, dan menyenangkan.

Bakalan lebih enjoy kan...

Terakhir, kayaknya mencari calon istri pun harusnya kita fokus pada apa yang Allah mudahkan ya? Daripada pusing-pusing nyari ke yang "jauh" lebih baik kita investigasi lagi, siapa saja teman dan kenalan kita yang kira-kira paling pas ditingkatkan statusnya untuk menjadi pendamping hidup kita.

Jadi -ehm ehm- adakah yang mau sama saya?
Mau sama-sama belajar fokus pada apa yang Allah mudahkan maksudnyah ;P

NB :
Beberapa persamaan paradigma dari tulisan ini diantaranya adalah
- Mulailah dengan apa yang ada, jangan memulai dari nol
- Apa yang ada di genggaman kita lebih berharga daripada angan-angan semu

Minggu, 30 Desember 2007

DAMPAK DOSA TAK HANYA DI AKHIRAT

Sudah sedari kecil kita ketahui bahwa melakukan perbuatan dosa akan mendatangkan hukuman di akhirat kelak. Padahal ada beberapa hukuman yang disegerakan oleh Allah di dunia

Dan itu saya pelajari pekan ini...

Dosa, bagi hati yang bersih, selalu diawali dengan kebimbangan. Sebenarnya perasaan bimbang ini adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah. Namun, bila kita abaikan, dan akhirnya memilih melakukan perbuatan dosa tersebut maka setidaknya tiga hukuman yang disegerakan di dunia akan bermunculan

Dan itulah yang saya pelajari pekan ini, yaitu...

1. Saat kita memilih untuk berbuat dosa, maka pintu menuju dosa selanjutnya tiba-tiba makin terbuka lebar, maksiat demi maksiat terasa makin mudah dan ringan dijalani

2. Saat kita memilih berbuat dosa, maka rasa nikmat dalam berbuat baik/ibadah seolah dicabut, sehingga saat beramal semuanya kita lakukan dengan malas dan tergesa-gesa

3. Saat kita berbuat dosa, maka lisan akan terus ragu untuk beristigfar, dengan dalih malu pada Allah, padahal ini tipuan untuk menunda taubat

Moga hati kita tetap sensitif dengan menyadari hukuman yang Allah segerakan tersebut

Dalam satu hadis Qudsi Allah Swt berfirman : "Wahai anak Adam, selama engkau berdoa kepada-Ku, berharap dan meminta ampun, niscaya Aku mengampunimu dan tak Ku-pedulikan (berapa besar dosamu).

Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu (menumpuk) hingga mencapai sejauh mata memandang langit, lalu engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu.

Wahai anak Adam, seandainya engkau menjumpai-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan kamu ketika mati berada dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikitpun kepada-Ku, niscaya Aku menyambutmu dengan ampunan sepenuh bumi pula." (HR.Tirmidzi)

Semoga pelajaran yang saya dapatkan pekan ini, bisa jadi pelajaran pula bagi anda yang Allah takdirkan untuk berkunjung kesini. Amin

Sabtu, 22 Desember 2007

SIMPANLAH TALI DI MOTOR ANDA, UNTUK MENDEREK ORANG YANG MOGOK

Insya Allah saya niatkan untuk beli tali dan kait buat disimpen di motor, saya akan menduplikasi kebaikan tanpa pamrih seseorang sore ini.

Sehubungan, tadi motor saya mogok kehabisan bensin di tengah jalan, dan saat sedang mendorong ada yang menepi.

Tanpa banyak bicara beliau menderek motor saya menggunakan tali rapia yang diikatkan pada motornya hingga pom bensin.

Namanya Kang Agus, penjual aksesoris di pasar kosambi katanya.

Baiknya selain do'a, apa yang saya berikan pada beliau sebagai balas budi ya?

CERITA QURBAN 3 : KOK KITA ENGGA QURBAN AJA?

Penceramah menceritakan pengalamannya. Mengenai penjual hewan qurban kenalannya.

Alkisah, sebagaimana kita amati bersama. Bahwa menjelang Idul Adha biasanya kota dipenuhi oleh para penjual hewan qurban yang berasal dari desa. Mereka membawa jualannya masing-masing, hingga terpaksa menginap di "ruang pamer" hewan qurban mereka.

Nah, ini adalah tahun kelima bagi sang penjual hewan qurban. dan sekarang adalah hari terakhir qurban, ternyata domba jualannya masih tersisa 5 ekor.

Tidak habisnya domba jualan, tidak semata-mata dapat dinilai dari aspek untung rugi secara finansial. Mengapa? Karena ongkos untuk membawa si domba yang tidak laku tersebut ke desa, tentu membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih besar nilainya daripada uang.

Saat itu sang penjual domba termenung, mencari solusi bagi tidak lakunya domba tersebut. Dan tanpa dinyana-nyana, anaknya datang dan melontarkan pertanyaan polos yang menghentak

"Ayah, kan aku tiap taun menemani ayah menjual hewan qurban, kok aku belum pernah ngeliat ayah qurban sih?"

Seolah tersadarkan dari tertutupnya mata hati selama ini. Sang ayah pun seketika memeluk anaknya sambil menangis. "Kau benar anakku, kalau begitu akan ayah qurbankan kelima domba ini sebagai bayaran atas lalainya ayah dalam berqurban selama lima tahun!"

Subhanallah. Saya berpikir, terkadang kita selalu menganggap diri ini kekurangan,seperti bapak penjual domba yang tahun ke tahun merasa dirinya orang miskin. Hal ini menjadi pembenaran untuk tidak berkurban.

Padahal kalau kita mau jujur, nikmat yang Allah beri, berbagai kelebihan yang Allah limpahkan, sebenarnya sudah berkumpul pada diri kita, di sekitar kita. Seperti ratusan domba yang ada di depan mata sang penjual domba.

Nabung beli flashdisk kok bisa, tapi giliran kurban kok ga bisa.

Kita pernah dengar, bahwa orang yang mampu untuk berkurban tapi tak melaksanakan, oleh Rasul dilarang untuk mendekati tempat sholat. Seolah-olah Rasul menyampaikan "Huss..huss.. kau sudah kehilangan taqwamu, jangan dekat-dekat tempat sholat kami!"

Penutup
Beliau mengakhiri ceramahnya dengan manis. Bahwa sudah sangat fasih kita membaca surat Al Kautsar, disana Allah hanya berpesan bahwa syarat sukses minimal bagi jaya-nya umat adalah menjaga shalat dan rela berkorban. Sebuah resep yang sederhana.

Menjaga shalat artinya adalah dilakukan diawal waktu tanpa menunda, dilakukan dengan memenuhi syarat dan rukunnya, khusyu menghadirkan hati, dan senantiasa mengejar keberkahan sholat berjama’ah.

Rela berkorban artinya adalah menyakini bahwa hidup ini tidak lama. Maka selama kita diberikan umur, seperti apakah pengorbanan yang ingin kita persembahkan pada Allah saat bertemu denganNya kelak? Ingatlah, bahwa Allah hanya menerima pengorbanan yang terbaik, pengorbanan atas sesuatu yang paling kita cintai.

***

Waalahu’alam bish shawab
Allahumma innaa na’uudzubika min ilmin laa yanfa
Lindungi kami ya Allah, dari ilmu yang sia-sia

Idul Adha kali ini sangat indah dan mengharukan, alhamdulillah
Taqabalallahu minna wa minkum ya :)

NB :

- Saya nantikan sharingnya di blog masing-masing tentang idul adha kali ini ya, sip!

- Idul Adha kali ini pun diwarnai dengan tergulingnya truk yang membawa domba kami di perjalanan dari Sukabumi, dan juga ditambah lagi ujian berupa ditabraknya mobil orangtua saya hingga penyok. Alhamdulillah dari kedua momen tersebut, tidak ada korban jiwa.

- Saya juga diajak oleh adik junior di kampus untuk membagikan daging ke janda miskin di sekitar kampus. Subhanallah, sambutan dari mereka sungguh mengaharukan. Ada yang saat kami beri sekantung daging, eh membalas dengan sekantung jambu. Ada juga yang membalas dengan sesuatu yang jauh lebih berharga dari daging tersebut, yaitu rentetan doa spontan dari lisan beliau-beliau. Amin... amin...

TAMAT

CERITA QURBAN 2 : KORBANKAN APA-APA YANG PALING KAU CINTAI

Sejarah tentang qurban, beranjak kepada kisah Nabi Ibrahim As. Seseorang yang disarankan oleh istrinya, untuk menikahi pembantunya. Demi sebuah harapan akan keturunan yang dapat melanjutkan perjuangan.

Bayangkan kebahagiaan seorang ayah, saat anak yang dinanti sejak lama lahir dengan sehat dan selamat. Sedang lucu-lucunya. Tak terkatakan rasanya.

Tapi Allah memiliki kehendak lain. Anak lucu hasil menanti tadi, Allah suruh untuk ditinggalkan hanya berdua dengan ibunya di sebuah lembah yang tandus. Dan tentu, tidak rasional bagi mereka berdua untuk bertahan hidup.

Singkat cerita, Allah memelihara ibu dan anak tersebut. Keduanya selamat dan sang ayah pun disuruh untuk menjemputnya. Sekarang mari kita bayangkan kembali.

Sebahagia apa sang ayah, saat anaknya yang sudah pernah berpisah tersebut, ternyata kini tumbuh menjadi seorang anak yang shalih dan berkepribadian tinggi. Tentu ini adalah rasa bahagia yang membuncah.

Tapi lagi-lagi Allah memiliki kehendak lain. Karena anak yang paling beliau cintai tadi, ternyata Allah perintahkan untuk disembelih. Walau akhirnya memang diganti oleh gibas/domba besar.

Ingat, Allah hanya menerima pengorbanan yang terbaik. Dan pengorbanan yang terbaik adalah pengorbanan atas apa yang paling kita cintai.

Ciri bahwa sesuatu itu sangat kita cintai adalah, hati kita terasa berat dalam mengorbankannya. Yang paling dicintai saat itu oleh Nabi Ibrahim As adalah anaknya. Nah, bagi kita sendiri, apa yang paling kita cintai dan berani kita korbankan?

Apakah kita rela mengorbankan waktu kita di jalan Allah, padahal kita sibuk?

Apakah kita rela mengorbankan tenaga kita di jalan Allah, padahal kita letih?

Apakah kita rela mengorbankan gengsi kita di jalan Allah, padahal kita disanjung?

Apakah kita rela mengorbankan uang kita di jalan Allah, padahal kita pas-pasan?


Menjawab pertanyaan diatas, sudah seharusnya kita tidak sanggup menjalani hari tanpa istigfar. Minta maaf pada Allah, minta ampun pada Allah. Karena begitu jarang kita berani mengorbankan apa yang kita cintai.

Tak heran, Allah mengabarkan ayat ini untuk menahan kesombongan kita yang merasa banyak berkorban

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada tingkat kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Ali Imron 92)

Bersambung...

CERITA QURBAN 1 : KORBANKAN YG TERBAIK

Bagi saya Idul Adha kali ini berbeda. Dalam artian yang positif tentunya. Alhamdulillah, ini adalah Idul Adha pertama saya, dimana kali ini Allah titipkan rezekiNya, untuk saya gunakan sebagai sarana membeli hewan qurban.

Ini adalah kali pertama, dimana orangtua saya tidak lagi menitipkan nama saya sebagai wakil mereka dalam berqurban. Saya berkurban atas nama saya sendiri. Alhamdulillah.

Bagi saya Idul Adha kali ini berbeda. Karena baru kali ini saya rasakan, sang penceramah –atas izin Allah- berhasil menyampaikan materi yang menyentuh hati banyak jama’ah di lapangan perumahan kami.

Tidak sedikit yang terisak. Karena mungkin teringat akan dosa dan kesia-siaan yang ia lakukan dalam hidupnya. Bapak-bapak di depan, ibu-ibu di belakang banyak yang berkaca-kaca. Termasuk saya.

Saya merasa ceramah hari ini sangat bermanfaat, karena itulah saya akan tuliskan hikmah apa yang saya dapat dari paparan Al Ustadz Drs. Ade Bunyamin ini.

***

Pembuka

Sejarah akan mengulangi dirinya sendiri. Dan begitulah yang kita temukan di Al Quran. Coba kita amati, jika Allah menyebutkan seorang tokoh di Al Quran, itu tidak semata-mata tanpa tujuan.

Setiap tokoh di Al Quran, memiliki karakteristik yang khas. Dan karakter ini akan senantiasa kita temui dari zaman ke zaman. Misalnya saat disebutkan nama Firaun. Dengan cepat, ingatan kita akan tertuju pada seorang yang diberikan amanat berupa kekuasaan.

Firaun adalah tokoh masyarakat yang merasa dirinya paling hebat, anti nasihat, dan bertabiat mementingkan diri sendiri alias tidak peduli bila rakyat terzalimi.

Dan begitulah, karakteristik Firaun yang seperti tadi senantiasa berulang dari zaman ke zaman. Terserah apakah itu lingkup RT, kantor, kampus, dan sebagainya.

Cerita Pertama : Korbankan yg terbaik

Terkait dengan sejarah yang terus berulang tersebut. Kisah tentang qurban diawali saat zaman Habil dan Qabil.

Habil adalah manusia yang rela berkorban, dengan memberikan pengorbanan yang terbaik.

Sementara Qabil adalah manusia yang egois, picik, karena kalaupun harus berkorban, dia hanya berikan yang buruk-buruk dari yang ia punya

Ingat, pengorbanan yang Allah terima, hanyalah pengorbanan yang terbaik.

Saat ini, saat kita masih hidup. Apa yang sudah kita korbankan untuk Allah? Dan dari sedikit yg pernah kita korbankan tersebut, apakah itu pengorbanan yang terbaik?

Atau kita cukup berkorban sekedarnya saja? Setengah-setengah, bahkan memilih pengorbanan yang paling buruk, dengan kerja asal-asalan.

Sholat asal-asaan, dakwah, asal-asalan, belajar asal-asalan, kerja asal-asalan. Kalau begitu, wajarkah bila Allah menolak pengorbanan yang buruk seperti ini?

Sedih sekali bila apa yang kita korbankan seumur hidup, ternyata sia-sia tidak diterima di sisi Allah. Karena Allah tahu, itu bukan yang terbaik.

bersambung...

Minggu, 16 Desember 2007

BICARA BEGINI DAN BEGITU

"Gah, dulu kamu pernah bilang *begini dan begitu* dan saya engga percaya. Sekarang, saya baru percaya apa yang kamu bilang itu. Terimakasih ya!"

Pagi ini, kutipan kalimat dari SMS dua halaman tersebut mampir ke handphone saya. Pengirimnya adalah seorang teman di bangku kuliah dulu. Bukan teman akrab, tapi saya mengenalnya sebagai seseorang yang ramah.

Kalimat dengan nada sejenis pun tidak jarang mampir ke telinga saya :

"Gah, saya inget apa yang pernah kamu omongin dulu bahwa *begini dan begitu*". "Kang Agah kan dulu pernah ngasih tau bahwa *begini dan begitu*" DAN SETERUSNYA....

Mulutmu harimaumu!

Peribahasa ini terasa relevan, karena imajinasi saya mendadak melayang ke masa lalu. Mengingat-ingat, kapan saya pernah mengucapkan kalimat *begini dan begitu* tersebut.

Dan jujur, saya lupa...

Yang saya ingat saat itu adalah tahun-tahun silam, saat saya diberikan amanah sebagai ketua di beberapa organisasi, pemateri di beberapa forum, dan mentor di beberapa kelompok. Ini bukan sesuatu yang patut dibanggakan, karena saya ingat, bahwa semua itu memberikan saya peluang untuk BANYAK BICARA!

Duh...
Betapa banyak yang terucapkan
Betapa banyak yang belum teramalkan

Taubat adalah urusan saya dengan Allah. Tapi meminta maaf adalah urusan saya dengan sesama manusia.

Jadi, saya memohon maaf bila nasihat yang saya katakan belum anda temukan dalam perilaku saya. Juga, saya memohon maaf bila janji yang saya lontarkan, belum dapat terpenuhi hingga kini. Tidak lupa, saya memohon maaf pada anda bila hati pernah tersakiti, karena lisan yang tak terkendali ini.

NB :
- Permohonan maaf ini lebih khusus ditujukan untuk teman-teman di SMAN 8 Bandung & STMB TELKOM. Yaitu tempat dimana saya lama berinteraksi disana. Punten kalo pas ngobrol, saya suka kaku, keras, bahkan nyeletuk sangeunahna. Punten pisan...

Jumat, 14 Desember 2007

MULAI DULU, BERKAH AKAN BERMUNCULAN

Terkadang, kalau lagi siklusnya, saya suka engga pede dengan apa yang saya lakukan saat ini. Lulusan S1 Manajemen Biztel kok ujung2nya ngurusin bisnis fotokopian. Ga nyambung banget deh!

Alhamdulillah, ada dua tulisan dari Pak Roni dan Pak Hadi yang bikin saya lebih nyaman.

Ternyata, bagi teman2 yang emang baru merintis bisnis, yah beginilah prosesnya. Jika kita merasa bisnis kita ini bisnis recehan, yang penting kita punya visi mau dibawa kemana bisnis kita. Alias, kapan kita akan "keluar" dari bisnis ini.

"Keluar" disini, secara sederhana dapat diartikan sebagai saat dimana keberadaan anda, sudah dapat tergantikan oleh sistem yang anda rancang.

Nah, selain itu ada berkah tersendiri bagi yang berani memulai bisnis, sekecil apapun, walau cuman kelas recehan. Berkah tersebut adalah, seringnya kita mendapatkan peluang-peluang yang tak terduga sesaat setelah kita berani mengambil keputusan.

Contohnya :
Kasus : Saya punya keinginan terjun di bisnis yg uangnya harian, bukan proyekan

Berkah 1 : Ternyata saya & sohib, ditawari mengelola/mengambil alih sebuah bisnis fotokopi yg hampir bangkrut milik perusahaan dimana ayah saya bekerja. Ingat, yg namanya tawaran tentu engga sembarangan dikasih ke orang yg (terlihat) tidak kredibel. Bukan karena hubungan keluarga semata.

Berkah 2 : Kami berhasil melakukan nego, bahwa selama 3 bulan, uang sewa tempat pembayarannya ditunda. Utang 3 bulan tersebut disetujui untuk dibayar nyicil selama setahun, dan mulai diakumulasi di bulan ke-4

Berkah 3 : Dua buah mesin NP 6650, satu alat potong kertas, satu alat jilid, dan satu mesin laminasi hanya dihargai 2,5 juta oleh perusahaan. Dan bisa dibayar nyicil setahun. Hot deal !

Nah, sekarang saya punya keinginan untuk beli mesin digital. Tapi ternyata ditunjukkan jalannya atas penjelasan seorang sales *ini juga berkah*, bahwa mesin analog pun sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, yang penting warnanya engga bintik-bintik item putih.

Berkah 4 (terbaru!) : Saat tahu harga mesin antara 11-15 juta, ternyata di kampus ada mesin nganggur dengan jenis yg sama seharga 1 juta. Alhamdulillah, mudah2an yang ini berhasil dibeli. Amin amin amin...

Sejujurnya, yang kadang bikin saya kurang pede dengan bisnis ini adalah karena dapetnya masih recehan. Makanya saya suka ga nyaman kalau bertemu dengan temen2 dan mereka menganggap seolah saat seseorang menyandang gelar "pengusaha" maka otomatis dia pasti kaya raya.

Anggapan tersebut biasanya saya jawab sambil becanda "Kalau saya udah kaya raya, harusnya saya udah berani nikah dong sekarang" *kedip-kedip*

Yah emang bener, tidak menjadi diri sendiri, akan membuat batin tersiksa
Seseorang pasti punya banyak sisi dalam hidupnya, seperti saya

Maka dengan ini saya deklarasikan bahwa bisnis saya masih recehan (menuju triliunan, amin) dan pendapatan pribadi saya masih dibawah UMR (menuju massive income, amin). Saya masih tinggal bersama orangtua dan adik-adik (menuju tinggal di rumah sendiri bersama istri yg shalehah, amin)

Saya yakin, berkah akan bermunculan, asal kita tawakkal !!!
Meyakini bakal bangkrut, padahal belum mulai,
(mungkin) adalah salah satu bentuk kelemahan aqidah kita

NB :
1. Bisnis tas laptop yang nongkrong di kanan atas blog ini pun salah satu bentuk test drive saya bahwa yang penting mulai dulu aja, anggap semuanya adalah belajar, khususnya belajar bisnis via internet.

2. Saya juga punya keinginan suatu saat, bisnis saya bergerak di bidang telekomunikasi dalam berbagai bentuk turunannya. Amin amin amin. Karena, kalo engga balik kesini, khawatirnya "mengkhianati" ilmu kuliah. Tapi kalau takdir berkata lain, ya sudah syukuri apa yang terjadi aja.

3. Sudahkah anda mengucapkan "alhamdulillah" hari ini ? Sambil senyum ya...

Kamis, 13 Desember 2007

BELI MESIN FOTOKOPIAN

Salah satu impian saya tahun ini adalah beli mesin fotokopi yg digital. Tapi ternyata setelah tanya sana-sini, akan sangat mubadzir bila omset bisnis saya yang masih merangkak, habis tergerus karena nyicil si mesin digital ini.

Nah, alhamdulillah pekan ini dapet rezeki yg tak terduga (berupa ilmu)

Kan biasanya saya nyari2 info jual beli mesin di daerah pasirkaliki. Ternyata, tepat di kompleks perumahan dimana saya tinggal, ada perusahaan yang memiliki bisnis jual beli mesin fotokopi juga.

Wah ini bener2 kayak cerita "acres of diamonds". Bahwa ladang berlian yang dicari-cari sang tokoh utama, ternyata ada di belakang halaman rumahnya.

Akhirnya disana saya dibombardir sama salesnya.

Saya sih senyum dan terus menerus menganggukan kepala aja. Biar ilmu dari dia makin meluncur deras masuk ke pikiran saya secara gratis. Dan darisana saya mendapatkan info bahwa

1. Mesin digital itu, sekali rusak biasa, biaya servicenya mahal banget, karena ngerembet ke bagian mesin yg lain
2. Mesin yg paling bandel untuk bisnis fotokopi adalah tipe NP 6650, yang harga second-nya berkisar antara 11-15juta. Mesin ini diibaratkan pekerja kelas buruh yang siap kerja 24 jam.

Wow, serasa rezeki nomplok ngedenger poin yg kedua.

Kenapa? Karena baru bulan lalu saya silaturahim ke kampus. Dan ternyata mesin di koperasi kampus nganggur satu, dan mau dijual murah. Dan emang udah rezeki, tipenya sama dengan yg poin 2.

Tebak harganya? 10 juta, 11 juta, 14 juta ?

SALAH

Karena mereka nawarin ke saya dgn harga cuman 1 juta saja!!! Alhamdulillah...

Gimana kondisi mesinnya? Yah, setelah diitung2, separah2nya kondisi mesin paling gede saya ngeluarin 7 juta buat rekondisi sana-sini. Lumayan, total 8 juta dibanding 11-15 juta yg sama-sama mesin bekas. Duitnya? Minjem dulu aja ke famili, biar bisa dicicil bulanan tanpa bunga hehehe...

Maka untuk merespon peluang tersebut, tadi siang saya pun ngirim surat penawaran ke koperasi kampus, bahwa saya berminat membeli mesin tersebut. Mudah2n aja hot deal ini bisa terwujud, amien....

NB :
1. Mohon maaf kalau bisnis saya bikin iklim bumi makin panas

2.Ternyata MAYORITAS mesin fotokopi di Indonesia adalah hasil mulung di Eropa dan Amerika. Transit di Singapura, baru deh dijual lagi ke Indonesia

3.Karena dalam bisnis ga boleh serakah, maka visi saya untuk DELICOPY ini adalah "Menjadi layanan fotokopi antar jemput gratis terbaik sepanjang Jln. Merdeka dan Purnawarman" diluar daerah tersebut, saya anggap bagian rezekinya orang lain lah...

SDM SELAMA 4 BULAN INI


Berikut adalah review kasus SDM yang dihadapi selama 4 bulan

1. Karyawan yg expert terkadang perlu "diajak ngobrol" agar tidak meremehkan kita
2. Gaji karyawan expert harus memadai, karena dia kerja paling keras
3. Kunci sukses SDM fotocopy adalah karyawan yg punya skill ngejilid & reparasi mesin
4. SDM wanita kelebihannya adalah ketelitian, sementara pria adalah ketangkasan

5. Kita perlu setor muka tiap hari, agar karyawan merasa "damai"
6. Untuk karyawan baru, magang sebulan sudah cukup untuk bikin dia jadi ahli
7. Karyawan senang bila kita bawakan oleh-oleh makanan untuk dia bawa pulang ke rumah

8. Kejujuran jauh lebih berharga dari skill dan kejeniusan
9. Berikan makan dalam bentuk nasi bungkus, jangan uang
10.Berikan gaji beserta detail perhitungannya, agar transparan

11.Karyawan yang alpa, perlu diajak curhat, tapi tetep harus dihukum
12.Bisnis akan berkah, bila pemimpin serta karyawannya sholeh/sholehah
13.Sempatkan ngobrol hal2 pribadi dgn karyawan, jgn cuman kerjaan doang

Selasa, 11 Desember 2007

QURBAN KEDUA


Pertanyaan ini saya ajukan ke adik mentor di almamater saya tadi sore. Saat ini status mereka adalah mahasiswa tingkat III. Dan satu persatu mereka menjawab dengan kalimat serupa "Diqurbanin atas nama orangtua kang"

Tapi ternyata ada satu yang berbeda! Karena adik mentor saya yg satu ini ternyata qurban dengan uang sendiri. Namanya Adi. Dan saya tahu betul sejarahnya.

Jadi gini, tahun lalu (2006) dia pernah ngobrol sama saya. Katanya, tahun depan (alias sekarang 2007) dia niat mau kurban pake uang sendiri. Maka, sebagai bukti dari niatnya itu, dia take action dengan mulai menabung.

Nah harap diingat, statusnya adalah mahasiswa. Tidak bekerja, dan tidak pula berbisnis. Tapi begitulah, Allah senantiasa menghargai orang yang berani bertekad, dan membuktikan tekad tersebut dengan langkah pertama.

Lalu, setelah saya menjadikan Adi ini sebagai contoh teladan di hadapan kelompok mentoring kami, saya pun melanjutkan bertanya "Adi, apa ini qurban pertama yg pake uang sendiri?"

Dan jawabannya membuat saya ingin sembunyi karena malu
"Engga kang, ini qurban Adi yang kedua" Katanya ringan

NB :
1. Sekali lagi, daripada uang 800 ribu nongkrong di rekening, lebih baik beliin aja hewan qurban. Sekarang makin banyak kok lembaga2 yg siap nyalurin dagingnya ke pelosok2. Liat aja spanduknya di jalan2 deket rumah anda. Dijamin ga bakalan bikin miskin, insya Allah...

2. Bagi anda yang sudah pakar dalam menggunakan surat Al Kautsar sebagai menu utama sholat hehehe... maka aneh kalo tahun ini qurban tidak menjadi amal utama anda

3. Terkait dengan cerita qurban diatas. Tidak sedikit juga keajaiban terjadi pada orang yg berangkat haji, dengan take action membuka rekening walau setoran awalnya rendah atau minimal kalo emang dia niat haji, dia dateng nanya2 ke bank.

Minggu, 09 Desember 2007

MENYEMANGATI DIRI UTK SHOLAT SUNNAH


Sahabatku,
apakah malam tadi kau sempatkan untuk bertahajjud
walau hanya 2 rakaat?

Kalau memang kita lalai,
mengapa tidak kita tunaikan shalat dhuha pagi ini
2 rakaat saja?

Rasulullah SAW berpesan :
"Beramallah kamu sesuai dengan kemampuanmu. Sesungguhnya Allah tidak pernah bosan (memberi pahala) sehingga kamu sendiri bosan beramal."
(HR Muslim)

NB : Gambar diambil dari senikehidupan.com

Kamis, 29 November 2007

SPEECHLESS

Nangis saya nonton clip "laskar pelangi" ini
Yg paling terharu adalah saat Bu Muslimah mengatakan

"Ibu sekolah engga tinggi, engga pintar
tapi yang pintar ya... murid-murid ibu ini"

Rabu, 28 November 2007

LETS GO QURBAN !

Tahun lalu, seorang sahabat bertandang ke rumah dan mengungkapkan satu keinginan orang tuanya. “Ibu saya bilang sudah bosan menjadi penerima daging qurban. Ibu ingin sekali tahun depan keluarga kami bisa menyembelih seekor hewan qurban,” begitu lirih sahabat saya.

Saya menyentuh tangannya, memegangnya erat-erat sambil berkata, “kamu bisa mewujudkan keinginan ibumu. Tahun depan itu masih ratusan hari lagi, dan sangat mungkin itu bisa terealisasi,” saya menepuk semangatnya.

Apa yang terjadi setelah hampir satu tahun kemudian adalah sesuatu yang sudah bisa terduga. Belum lama ia menelepon dan bertanya tentang harga seekor kambing untuk qurban. “Saya punya tabungan delapan ratus ribu, apakah sudah cukup untuk membeli seekor kambing?” tanyanya bersemangat. Tentu saja uang sejumlah itu sudah lebih dari cukup untuk seekor kambing.

Ia pun membawa kabar gembira itu kepada ibunya di rumah dan mengatakan akan segera ada hewan qurban di rumah itu. Semua anggota melonjak kegirangan dan air mata bahagia tak tertahankan tumpah ruah bersamaan dengan datangnya kabar tersebut. Bahwa ia, sahabat saya itu, lelaki satu-satunya di keluarga itu semenjak sang Ayah berpulang sebelas tahun yang lalu, akhirnya bisa mewujudkan mimpi sang ibu untuk berqurban.

Menurutnya, lantaran keluarga mereka termasuk dalam kategori keluarga miskin, maka setiap tahun pula mereka selalu mendapatkan jatah zakat fitrah maupun daging qurban. Bahkan setiap kali ada perayaan hari besar Islam yang menyertakan acara santunan bagi anak-anak yatim piatu, ia beserta ketiga adiknya tak pernah terlewat dalam catatan panitia penyelenggara sebagai penerima santunan. Tidak hanya itu, bahkan sang ibu pun masuk dalam daftar penerima, dengan status janda miskin.

Tahun ini, merupakan tahun paling membahagiakan di keluarga itu. Bayangkan, bukan bermaksud menyombongkan diri jika di hari raya Idul Adha nanti keluarga ini akan menolak kiriman daging qurban dari panitia di masjid. Dengan sedikit bangga mereka akan berkata, “Terima kasih, kami keluarga pequrban. Silahkan berikan kepada yang lain yang lebih berhak”.

Kalimat bangga semacam ini pula yang belum lama ini mereka miliki menjelang hari raya Idul Fitri. Keluarga itu memohon kepada panitia zakat untuk tak memasukkan namanya dalam daftar mustahik tahun ini. Dan luar biasa, hal itu memang mereka lakukan karena keinginan kuat mereka untuk memerbaiki kualitas dan taraf hidup mereka. “Siapa yang mau seumur hidup menyandang status fakir miskin? Kami harus berubah”.

Sepakat dengan semangat keluarga ini. Bagaimana pun hidup dibayangi belas kasihan orang lain tetaplah tidak nyaman. Senikmat-nikmatnya makanan adalah yang dihasilkan dari jerih payah dan hasil memeras keringat sendiri, bukan dari pemberian orang lain, bukan dari usaha tangan di bawah alias meminta-minta.

Si Sulung, sahabat saya ini pun membawa keluarganya pada posisi yang lebih terhormat. Mereka bukan lagi golongan mustahik, melainkan muzakki. Ia senantiasa bersedekah dan berinfak, tak lagi berharap sedekah orang untuk menghidupi ibu dan adik-adiknya. Dan di hari raya Idul Qurban tahun ini, keluarga ini benar-benar akan mengatakan, “kami bosan menjadi penerima daging qurban”.

Sungguh, berinfak, sedekah, membayar zakat, juga berqurban, tak semata menjalankan perintah Allah. Secara langsung semua aktifitas ‘tangan diatas’ ini serta merta meningkatkan derajat seseorang. Baik derajat ketaqwaan di mata Allah, maupun derajat sosial di mata masyarakat sekitarnya. Wallaahu ‘a’lam

NB :
1. Tulisan ini dikutip dari blognya mas bayu gawtama

2. Kalau di tabungan ada 800 ribu mah, mending disalurkan aja buat qurban. Daripada nongkrong dan tidak mengalir duitnya. Insya Allah hartanya akan makin berkah kok. Untuk lembaga-lembaga yang siap menyalurkan qurban kita, bisa diliat di http://www.peduli.multiply.com

MEMULAI BISNIS DENGAN MUDAH, SAMBIL DAKWAH

"Yang penting kamu kegaji, dan biaya sewa tempat kebayar. Kalo entar ada uang lebihnya buat saya, ya alhamdulillah"

Namanya Alex, beliau adalah sobat saya sewaktu di kampus dulu. Saya lulus duluan, dan beliau -insya Allah- tahun depan. Kisah persahabatan kami berawal dari lapangan hijau. Seperti biasa, setiap kampus memiliki liga sepakbola yang mempertemukan tim antar kelas. Dan di tiap kelas tentu ada andalannya.

Alex sebagai gelandang, Kemal sebagai back, dan saya -ehm- sebagai penyerang.

Kecocokan di lapangan hijau berlanjut saat beliau dengan mudahnya meng-iya-kan saat saya mencari teman untuk mengikuti pengajian malam jumat di Daarut Tauhid di masa awal-awal kuliah. Kadang, kami bermalam disana hingga sarapan nasi kuning esok paginya. Dan mungkin inilah manfaat dari "tidur bersama", kami jadi makin dekat.

Kecocokan kami lainnya adalah dalam obrolan. Kami senang mengobrolkan hal-hal yang terkait dengan kewirausahaan. Tentang tren bisnis, tentang cerita sukses para entrepreneur, dan sebagainya.

Dulu, sewaktu mata kuliah entrepreneurship yang hanya 3x tatap muka di kelas, dan sisanya berbisnis "di jalanan" saya dan Alex tergabung dalam satu kelompok. Saya tak akan sebut produk apa yang kami jual, malu ah, agak ilegal ;P

Salah satu obrolan kocak yang masih saya inget diantara kami adalah
Agah : "Eh, kenapa ortu ngasih nama kamu Alex -kayak bule- ?"
Alex :
"Oh ada sejarahnya Gah, jadi sehubungan saya adalah cucu lelaki yang sangat dinanti oleh nenek saya. Maka kedua orangtua saya pun ingin memberi hadiah dengan memberinya kesempatan menamai saya"
Agah : (Dalam hati)
"Kok nenek-nenek kepikiran ya ngasi nama Alex"
Alex :
"Jadi Gah, Alex itu singkatan"
Agah :
"Dari !?"
Alex :
"Anak LElaki neneX, hehehehe..."

Baik lanjut ah, becanda aja
Kutipan kalimat dibawah judul tulisan ini, saya dapatkan saat berkunjung ke rumahnya tadi malam. Kebeneran, saya baru saja ada keperluan di kampus. Dan rumah Alex deket sama kampus. Sebenernya kami udah cukup lama engga kontak, khususnya selepas lulus. Tapi ya, Allah yg menggerakkan hati, saya tiba-tiba aja jadi pengen maen kesana.

Ternyata Alex sudah mulai berwirausaha, membuka lapangan kerja!

Dan caranya sederhana. Jadi Alex menemukan peluang bahwa Indomaret dan Alfamart memilki program untuk membantu pengusaha kecil dengan menyewakan space halaman depannya untuk berdagang. Menindaklanjuti peluang ini Alex pun mendatangi kantor pusat Indomart yang di Ahmad Yani dan kantor pusat Alfamart di Sukarno Hatta.

Dari obrolan tadi malem, yang saya tangkap adalah
1. Space yg disewakan 2x1 meter persegi. Tapi di lapangannya mah ternyata fleksibel
2. Sewanya Rp.330.000 perbulan
3. Hanya bisa didirikan pada toko yg dikelola kantor pusat.

Jadi kita ga bisa ikut dagang di depan toko yg dikelola pribadi alias franchise. Ciri bahwa toko tersebut dikelola pribadi, biasanya di plangnya suka ada nama orang/badan hukum. Kalo dikelola oleh kantor pusat, biasanya di plangnya hanya terpampang alamat. Nah yang ini baru boleh!

Alex pun mencoba dengan jenis usaha yang mudah. Yang penting mulai dulu, take inspired action miracle happen! No action nothing happen... Maka karena momennya adalah Ramadhan, dia membuka outlet Sop Buah karena skill yang dibutuhkan engga terlalu tinggi.

Ok, total modal sekitar 2 juta, belanja bisa di pasar Gegerkalong, etalase bisa dibikin di Malabar, nah sekarang karyawannya siapa?

Alex teringat dengan Dikdik, teman SD-nya yang putus sekolah dulu. Ternyata, kini Dikdik berprofesi sebagai preman -ya, preman asli!!- di sekitaran kampus Maranatha. Alex yakin, hubungan mereka masih baik, maka dia pun memberanikan diri untuk mengajaknya. Dikdik meminta waktu untuk mempertimbangkan. Dan akhirnya, mau!

Nah, bisnispun dimulai. Satu lapangan kerja sudah dibuka, dan ada lagi tambahannya. Yaitu bisnis bisa menjadi jalan dakwah secara kongkrit. Pelan tapi pasti, Dikdik mulai menyambut panggilan adzan.

Ternyata, saat dagangan ditinggal sholat. Kekhawatiran negatif, tidak ada yang terjadi tuh. Barang hilang, engga ada. Konsumen ngambek, engga ada juga.

Teringat sebuah kisah Rasulullah SAW, saat harta dapat menjadi jalan dakwah yang kongkrit

Dari Anas bin Malik "Suatu ketika ada seorang laki-laki menemui Nabi, lalu beliau memberikan seekor domba kepada orang itu. Lalu orang itu pulang ke kaumnya dan berkata, "Wahai kaumku, masuklah kalian kedalam agama Islam, karena sesungguhnya Nabi Muhammad SAW itu suka memberi pemberian (bersifat pemurah) dan Beliau tidak takut miskin!"
(HR Muslim)

Nah, lalu apa kabar dengan kemajuan bisnis Kang Alex saat ini. Apakah dengan dakwah, bisnisnya makin yahud!? Ternyata belum tentu, karena tadi malam dia mengatakan "Sekarang libur dulu Gah, hujan soalnya (alias usahanya tutup)"

Loh, apa hubungannya dengan hujan?

Alex menjawab "Dulu saya adalah orang beraliran positive thinking buta, alias tidak memasukkan realitas sebagai pertimbangan. Ternyata memang bener Gah, jualan es/minuman saat hujan itu bakalan sepi banget."

Dan dengan gaya hiperbola Alex melanjutkan sambil senyum, "Jangankan saya yang nangis sedih, tukang buah di pasar aja kalo hujan mah nangis-nangis Gah karena saking sepinya"

Tapi di akhir obrolan kami, sembari mengantar saya hingga pintu pagar Alex menutup obrolannya "Yah, yang penting mah bukan sukses atau gagal. Lagian, mumpung saya masih bujangan. Yang penting mah amal kita ini, bikin berat timbangan atau engga, ya Gah?"

Saya pun hanya mengangguk tersenyum, kagum...

NB :
1. Logo diatas adalah milis tangandiatas yang saya ikuti. Kalo ingin ikut, kirimkan email ke tangandiatas-owner@yahoogroups.com dgn mencantumkan saya/blog saya sebagai rekomendasi. Bukan apa-apa, rekomendasi diperlukan karena milis ini sifatnya tertutup, member get member. Atau bisa juga kontak Pak Eko sebagai moderatornya

2. Kalau ingin nanya2 tentang pengalaman cara nyewa halaman Alfamart dan Indomaret sama Alex, bisa ngirim email ke lexs_safar@yahoo.co.id

Senin, 26 November 2007

KARYAWAN PENGKHIANAT

Seorang karyawan berencana untuk memulai bisnis sendiri dengan mencuri data-data rahasia perusahaan lamanya. Dia tahu benar bahwa data tersebut ada di ruangan si Bos.

Maka setelah memutar otak, dia mengambil kesimpulan bahwa satu-satunya orang yang bebas keluar masuk ruangan Bosnya adalah Mas Tukimin, sang Office Boy.

Karyawan Pengkhianat (KP) : "Mas, gimana kabar anaknya?"
Tukumin Office Boy (TOB) : "Yah gitulah Pak, saya lagi bingung buat bayar SPP si Jono"

KP : "Wah kebeneran Mas, saya bisa bantu. Tapi ada syaratnya loh"
TOB : *Berbinar* "Kalo boleh tau, apa syaratnya Pak"

KP : "Saya perlu data penting di ruangan Bos, Mas bisa bukakan pintunya tidak?"
TOB : "Yah Pak, tergantung" *Sambil mesem-mesem*

KP : "Ok deh, nih lima ratus rebu"
TOB : "Kulo nuwun Pak, nggih, segera saya bukakan pintunya"

Setelah ruangan terbuka. Sang karyawan pengkhianat pun menyalakan komputer si Bos. Dan dia menggerutu. Ternyata komputer tersebut dilindungi dengan password rahasia.

Melihat si KP kebingungan, Tukimin sang Office Boy pun mencoba memberi solusi

TOB : "Pak, aku sering lihat, si Bos suka mengetik sesuatu agar komputernya bisa dipake"
KP : "Wah kalo gitu, kamu tahu dong kode rahasia yang biasa si Bos masukkin?"
TOB : "Yah Pak, tergantung" *Sambil mesem-mesem*

KP : "Ih dasar mata duitan, nih gue tambah gope buat sekolahin anak lu. Apa kodenya!?"
TOB : "Waahh, karena ini rahasia, susah didapet. Biayanya juga beda Pak"

KP : "Dasar!!! Ok deh, nih gue tambah lagi gope. Ga ada nambah2 lagi! Apa kodenya!?"
TOB : "Inggih Pak, kulo nuwun atas kedermawanannya. Moga bapak dibales dengan adil oleh Gusti Yang Maha Kuasa. Seperti kita ketahui, bahwa orang kayak bapak pasti akan mendapatkan ganjaran yang setimpal dan bla bla bla..."

KP : "Hey, berisik dodol!!! Ga perlu khotbahin gue! Apa kodenya, cepet!!!"
TOB : "Baik pak, tenang dong *sambil berbisik* Kode rahasianya adalah....

"Bintang, Bintang, Bintang, Bintang, Bintang"

KP : " Grrrh.... Sialan !! *X#&*^ "

NB :
1. Moral cerita : Jika anda ingin berhenti jadi orang gajian, bicarakanlah dengan baik-baik pada atasan anda. Biasanya beliau akan memberikan dua pilihan yang sama-sama menyenangkan.

Pertama
, gaji anda bakalan dinaekkan oleh beliau, biar ga jadi resign.
Atau justru yang kedua, Beliau mendukung penuh keputusan anda untuk berwirausaha.

2. Karyawan Pengkhianat? KP deh...

3. Ditulis dalam rangka refreshing pasca weekend

Sabtu, 24 November 2007

SEDIH NGEDENGER KABAR "GEMBIRA"

Salah satu hal yg bikin saya suka sedih adalah pas ada temen berkata dgn berbinar2:

"Gah, kemaren aku baru ikut test loh di bank anu (konvensional)"

Kenapa sedih ?
1. Karena saya *dengan pengecutnya* hanya menjawab dengan senyum
2. Karena riba itu bukan dosa yang remeh-temeh
3. (Kasusitis) Karena yg ngomong itu setau saya aktivis dakwah kampus

Ada lagi hasil ngobrol tadi siang sama seorang temen yang kuliah di salah satu kampus teknik terbaik di Indonesia. Kami mengorbrol tentang mengapa mereka-mereka yang notabene adalah "putra-putri terbaik bangsa" jarang ada yg minat jadi technopreneur?

"Yah gimana lagi, lulusan kami mah memang disiapkan untuk bekerja di perusahaan asing, sekali dapet kerja aja -yg freshgraduate- gajinya bisa belasan hingga puluhan juta.
Jadi, wajar lah kalo pada males bersimbah peluh memeras keringat merintis bisnis yg duitnya kaga pasti
"

Pantesan tidak sedikit aktivis yg idealis, cemerlang, dan "terkesan" begitu peduli dengan urusan2 kemasyarakatan. Pas lulus kuliah eh... nampak ga ada bekasnya sama sekali. Bukannya saya benci ya, tapi saya justru sedih campur kasian...

Hik...hik...hik...
Siapa yang engga sedih ngeliat sodara sendiri tambah "jauh"

Sekedar sharing aja
Jika anda berminat mencari kepuasan dan rasa lega yg membuncah
Bukalah lapangan pekerjaan, untuk satu orang saja
Cobain deh rasanya nikmaaat....

Rabu, 21 November 2007

IJAZAH & LAMUNAN

Ini udah bulan ketiga semenjak saya lulus kuliah
Ijazah dan transkrip nilai masih di kampus

Mau ngambil tapi kok males,
Ngebayangin pas misalnya jadi pembicara seminar, cring...

"SUKA DUKA JADI PENGUSAHA"
BERSAMA KANG AGAH & ARTIS IBUKOTA


Adik2ku rekan mahasiswa, demikianlah paparan dari saya
Dan perlu adik2 mahasiswa ketahui
Hingga saat ini, ijazah saya masih tersimpan rapi di kampus
Salam, ciao...

DOR DOR DOR!
Sadar euy Agah,
Apa hubungannya ijazah ga diambil sama sukses jadi pengusaha?

Gini nih dampak terlalu banyak ngelamun teh

YANG PENTING WAWASAN ?

Dari dulu pas masih make celana pendek merah dengan lutut kemana-mana, hingga ganti kostum ke celana abu menutup aurat, saya menyimpan baik-baik sebuah keyakinan tentang para top ten academician di kelas kami bahwa:

"Yang penting mah bukan pinter di buku pelajaran, tapi yang penting mah wawasan"

Maka saya pun jadi gemar baca majalah maupun harian nasional. Ada yang saya ngerti, tapi ada juga yang pas saya baca judulnya aja udah ngerasa bingung sendiri. Misalnya halaman-halaman ekonomi makro, seni murni, dan teknologi super mutakhir di luar negeri.

Tapi semenjak kenal dengan yang namanya ilmu "pengembangan diri" baik berbasiskan materi maupun spiritualitas kok saya jadi makin males ya "menambah wawasan" seperti diriku yg dulu lagi, cieh...

Kaidah yang bikin paradigma saya lumayan bergeser adalah ilmu tentang "kata-kata positif" yang amat berdampak pada positifnya alam bawah sadar kita. Dimana si alam bawah sadar teh adalah faktor yang berpengaruh besar pada tindakan kita sehari-hari.

Akhirnya saya jadi males baca topik-topik yang engga ada urusannya ama hidup saya. Misal Kondisi Politik di Negara Bahama, Budaya Suku Terasing di Kepulauan Micronesia, dan sebagainya. Termasuk juga judul-judul informasi yang ga penting walaupun itu berasal dari dalam negeri tercinta.

Dulu kakak angkatan saya pernah nyerita pas nonton TV di bis Bandung-Tanggerang, bahwa seorang artis diwawancara

"Dimana saja bekas luka di tubuh anda?"

Edun!
Hal-hal yang kita engga mau tau aja, karena derasnya informasi, akhirnya kita ketahui juga. Bekas koreng artis aja kita mesti tau coba!

Pantesan aja kasus aliran sesat ga beres-beres. Pak KH. Miftah Faridl aja kemaren sampe geleng-geleng kepala. Harusnya syahadat itu kan bab-nya udah beres. Semua umat Islam, walau awam, harusnya udah tau lah. Eh, ada orang ngaku nabi ngerubah syahadat, masih ada yang nurutin.

Kita tuh suka banyak lagak ngomong nambah wawasan, banyak baca, ikut diskusi-diskusi sosial dan kebangsaan, tapi pas giliran pake bumbu Islam langsung ngacir. Da engga gaya...

Sama Ce Guepara inget, sama perjuangan Khalid bin Walid lupa
Sama Donal Tram inget, sama kedermawanan Abu Bakar Ash Shiddiq lupa
Sama Mao Ce Tung inget, sama kesejahteraan sosial Umar bin Khattab lupa

Tapi ada juga yang wawasan islam-nya wuih mantap, giliran pas adzan berkumandang, kok malahan cuek. Ada juga yang menguasai massa di pertemuan-pertemuan, pas giliran kerja kok malahan letoy banyak berdalih.

Yah ternyata bukan wawasan lagi yang penting

Nu penting mah AMAL

Terjemahan : Yang penting itu PRAKTEK
Translation : Knowledge is power, but ACTION is more *gaya euy, bahasa britis*
Tarjim : Laa 'alam wa laa adri :D :D :D *belum bisa bahasa arab*

Sudah terlalu sering kita melihat orang-orang "bodoh" yang jauh lebih bermanfaat hidupnya dibanding kita yang "terkesan pintar"

NB :
1. Tulisan ini terinspirasi dari buku keren berjudul "Kisah Sahabat Nabi untuk Anak" by Dr.Hamid Thahir terbitan Irsyad Baitus Salam yang harganya murah meriah. Saya seneng karena buku ini tipis tapi kongkrit nyeritain sahabat-sahabat Rasul beserta jasa masing-masing personalnya yang unik.

2. Tulisan ini juga dibuat setelah keliling blog orang lain yang isinya "membingungkan" dan kata-katanya "bersayap", serta terlalu berat untuk dicerna otak saya yang seneng "melayang-layang". Herannya, kok di blog gituan banyak banget yang komentar ya *jadi merasa bodoh*

3. Amal juga bisa jadi ga ada gunanya, kalo engga ikhlas mah...

BANGUN, SIBUK, TIDUR, AKHIRNYA TUA

“Coba bayangkan” Kata seorang muallaf dengan semangat sambil memegang segelas air di tangan kanannya “Bisa tidak, akal sehat kita menerima bahwa Allah menciptakan manusia sebanyak ini hanya untuk bersenang-senang dengan dosa-dosa, pindah dari wanita ke wanita, pindah dari bar ke bar, tertawa-tawa, mabuk-mabukan dan seterusnya? Apakah sepicik ini Ia menciptakan semua wujud yang ada?” (www.dakwatuna.com)

Ungkapan diatas sudah saya baca sejak pekan lalu, namun terus menerus terngiang hingga saat tulisan ini dibuat. Karena, hentakannya memang sampai ke dasar jiwa. Bahwa dalam menjalani hidup ini, kita mesti punya makna.

Kita hafal dan sering dengar, tapi lebih sering lagi kita melupakan. Kita jalani subuh hingga fajar esok tanpa memaknai, dan lebih parah lagi, tanpa memberikan makna keberadaan kita pada lingkungan.

Dulu waktu SMA pernah ada rombongan mahasiswa masuk ke kelas kami mempromosikan kampusnya. Dan ada satu kalimat yang bikin saya termenung.

Dengan ekspresi bangga sang kakak mahasiswa berkata "Ayo kuliah di tempat kami, nanti kalo kalian udah lulus, pasti dapet ikatan dinas. Lagian, kalian capek-capek kuliah kan akhirnya buat nyari duit juga!"

Hmm,
Belajar di kuliahan, dapet gelar, buat nyari duit
Kerja di kantoran, ngejar jabatan, buat nyari duit, dan...
Bisnis di pasaran, ngejar pertumbuhan, buat nyari duit juga

Gile, untung gue belum keburu mati!

Pantesan bisnis makin bosen aja, ternyata ini biang masalahnya
Harusnya semua yang kita lakukan ya buat sarana mendekatkan diri ke Allah
Istilah singkatnya, ibadah

Ternyata ini yang "hilang" dari saya akhir-akhir ini, khususnya pasca kuliah

Bisnis adalah ibadah, gah...
Membantu pemerintah mengatasi pengangguran adalah ibadah
Membuat karyawan dapat menafkahi minimal dirinya adalah ibadah
Membuat kompetisi positif diantara para pesaing adalah ibadah
Melayani konsumen hingga tersenyum puas adalah ibadah

Kita harus yakin bahwa Allah Maha Kaya. Ga mungkin ganjaran atas ibadah ditunda cuman buat di akhirat aja. Pasti, pasti Allah pun memberi ganjaran sekarang juga di dunia buat hambaNya yang memang hidup untuk ibadah.

Duh, takut sekali jika hidup kita sebagaimana hadits qudsi ini

Rasulullah SAW, pemimpin hidup kita berkata "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah berfirman : Wahai anak Adam, sempatkanlah untuk menyembahKu, maka Aku akan membuat hatimu kaya dan menutup kefakiranmu.
Jika kamu tidak melakukan, maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan menutup kefakiranmu"

(HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Hakim : Shahih)

NB :
1. Tagline blog saya berubah, mudah-mudahan bisa tetep konsisten. Amin...

2. Biasanya saya online diatas jam 9 malem, YMnya : kang_agah, siapa tau kita bisa sharing & diskusi tentang remeh temeh hidup ini ;)

3. Buat "ibu-ibu" yang minat ngerintis bisnis DARI NOL, bisa belajar dari ibu ini

4. Alhamdulillah ya Allah, aku belum pernah dugem. Apalagi masuk night club dengan judul "disco dangdut" hiiii....

Kamis, 15 November 2007

ANTARA RIDHA ORANG TUA DAN PEMBUKTIAN DIRI

"Gah, kapan-kapan ketemuan lah, mau ngobrol2 bisnis"

Pertanyaan tersebut diajukan oleh Ficky, sobat sekampus saya via YM beberapa hari yang lalu. Dia adalah seorang anak yang berasal dari keluarga kelas menengah. Bapaknya wirausahawan bidang ekspor dan ibunya karyawati di sebuah BUMN.

Saya menimpali pertanyaan tersebut dengan rada ge-er, sekaligus malu juga. Karena seolah-olah pertanyaan tersebut diajukan oleh seorang klien ke konsultan bisnis kelas kakap.

Plis dong, bisnis saya belum gede-gede amat. Belum berbadan hukum. Baru ngerintis, seriusan. Gaji aja ga jelas, keuntungan pun belum stabil. Makanya belum berani nikah-nikah :D

Yah inilah mungkin yang dikatakan guru kita Aa Gym

"Kalo orang muji kita, bukan berarti pantes, tapi artinya kekurangan-kekurangan kita masih ditutupi oleh Allah"

Akhirnya saya tawarkan untuk ketemuan di Food Court Riau Junction, ngobrol sambil makan siang. Bukan gagayaan dan foya-foya loh, karena kalo saya sih sekalian survey konsep tempat makan yang kira-kira bisa ditiru. Sight seeing lah...

Obrolan berlangsung cukup hangat, yang rencananya mau ngobrolin bisnis, ternyata justru lebih mengarah ke filosofi hidup. Ya, alhamdulillah karena Allah ngasih peluang dakwah di sebuah meja makan yang terletak di lantai tiga sebuah Mall.

Beginilah hikmah dari obrolan tersebut, dari sudut pandang saya

Secara latar belakang keluarga, saya dan Ficky dapat dikatakan hampir mirip. Kami bukan tipe anak yang saat makan pagi, bingung apakah malam masih bisa makan. Kami pun bukan tipe anak, yang selepas lulus SMA, bingung apakah langsung kerja membantu meringankan beban orangtua atau terusin kuliah saja dulu. Ringkasnya, ayah dan ibu kami -alhamdulillah- mampu secara ekonomi.

Saya memiliki hobi baca, dan diantara tema buku yang sering saya beli adalah buku-buku biografi kesuksesan seorang tokoh. Secara umum, isi buku tipe2 kayak gini adalah cerita saat si tokoh dalam kondisi zero menuju hero. Isi buku ini tentu mempengaruhi saya, karena kata-kata amat mudah merasuk ke dalam jiwa pembacanya.

Bagus sih bagus, masalahnya adalah saat kita lupa akan realitas.

Maksudnyah...?

Maksudnya adalah saat kita menyamakan kondisi kita -yang notabene ga mungkin 100% sama- dengan kondisi si tokoh tersebut. Maka setelah baca, pribadi saya pun terbentuk menjadi orang yang selalu senang MEMULAI DARI NOL, untuk kemudian berjalan ke arah ideal. Disinilah konyolnya.

Misalnya pengen ke luar kota, padahal ada mobil pribadi dan kita bisa nyetir, eh malahan nekad jalan kaki. Yang gini kan bukan gaya, tapi konyol!

Misal ada kasus, saya bisnis pake modal sendiri. Untuk MEMBUKTIKAN bahwa saya bisa. Saya ingin BUKTIKAN bahwa saya bisa mandiri, bisnis berkembang, TANPA BANTUAN DARI ORANGTUA.

Padahal, saya tahu betul, bahwa orangtua saya sudah memodali beberapa kerabat, kenalan, bahkan orang yang tidak dikenal. Ada yang bisnis goreng belut, warung makan, penitipan helm, dan sebagainya. Ada beberapa yang nipu, ada juga yang bisnisnya jalan walau ga terlalu maju.

Renungan penting:
1.Emang kalo ente ntar sukses "MEMBUKTIKAN DIRI", orangtua ente dijamin bahagia?
2.Gimana kalo ente sibuk sendiri dan cape2 pengen "MEMBUKTIKAN DIRI" eh orangtua keburu meninggal?

Disinilah pentingnya menyadari peran, bahwa sehebat apapun, sedewasa apapun, dihadapan orangtua kita tetaplah seorang anak. Ya, sampai kapanpun peran kita adalah anak mereka. Terserah mau jadi presiden, ketua, aktivis, bisnismen, ga peduli! Mereka orangtua, kita anak. Titik!

Adakah orangtua yang ingin anaknya hidup sulit? Kalaupun ada, mungkin itu hanyalah makhluk yang berfisik manusia dengan jiwa lebih rendah dari hewan. Sudah fitrah karunia dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, jika orangtua menginginkan yang terbaik buat anaknya. Cinta mereka tulus, hanya memberi tak harap kembali.

Nah makanya kita harus rajin berdialog sama orangtua kita. Sampaikan cita-cita kita. Kalo saya, sejak SMA memang sudah mengopinikan di rumah bahwa saya pengen jadi pengusaha. Alhamdulillah, karena memang pengopinian tersebut dilakonin dari dulu, orangtua sudah paham dan tidak memaksa saya untuk ngelamar kerja sana sini.

Sekarang gara-gara dua pertanyaan diatas, saya punya perubahan paradigma yang drastis

Kalo dulu sempet anti minta bantuan orangtua, sekarang justru kalo punya rencana bisnis, saya cukup sering ngobrol dan bertanya "Kira-kira papah/mamah ada saran?" Kalo cuman dikasih ide dan masukan ya syukur, kalo dikasih tawaran modal ya Alhamdulillah banget ;P

Ga malu gitu ngebebanin ortu padahal udah lulus?

Kata siapa ngebebanin? Lah wong mereka senang, dan justru mereka merasa dianggap sebagai orangtua yg sebenarnya. Coba pikirkan, emang selama ini mereka (istilahnya) membanting tulang nyari nafkah buat siapa? Ya buat anak-anaknya lah. Masa buat orang lain (di luar zakat ya ini mah)

Yang namanya ngebebanin itu kalo merongrong terus dan menghambur-hamburkan apa yang orangtua berikan. Yang namanya ngebebanin itu, kalo umur kita udah nambah tapi orangtua masih belum percaya sama kelakuan kita. Belum "Al Amin" lah istilahnya.

Sekarang contoh, kita dititipin modal, lalu modal itu kita maksimalkan sehingga bisa lebih bermanfaat buat umat. Nah, andai si modal itu dari orangtua kita, bukannya kita harusnya bersyukur karena mereka ikut kecipratan dapet pahala? Apalagi kalo dengan modal itu, ternyata bisnis kita melibatkan adik kakak, jelas perasaan orangtua makin tenteram kan ngeliat anaknya rukun dan damai?

Yah gitulah kurang lebih isi obrolan saya dengan Ficky, perasaan dia pun awalnya mirip sama saya, dan bahkan mungkin mirip juga sama anda yang baca tulisan ini.

Perasaan yg nampak keren,
padahal konyol dan intinya mah ngedepanin gengsi, bahwa

"GUE PENGEN NGEBUKTIIN !!!" (BAHWA TANPA ORTU GUE BISA)
Ehm...mandiri itu bukan berarti mandiri ala dunia barat, kawan!

Inget, kita muslim,
Dan perintah memuliakan orangtua itu
HANYA SETINGKAT dibawah perintah mentauhidkan Allah
Emang lu mau buktiin apa, sama siapa? Makan tuh gengsi!!!

NB :
1. Bayangkan jika kita jadi orangtua yang akhirnya kayak gini

2. Terimakasih kepada sobatku Pri atas pencerahan ini, sehingga dua pertanyaan renungan dari ente bisa saya sampaikan ulang ke Ficky

3. Kasus ini pun bisa nyambung ke yang lagi nyari kerja, jangan gengsi lah kalo orangtua ikut nyariin peluang2 buat kita. Lha wong mereka seneng kok ngasih yang terbaik untuk anaknya.

4. Tulisan ini dibuat menurut opini saya pribadi, dan kasuistis, jadi ga bisa digeneralisir. Mungkin anda amat berbeda sudut pandang dengan saya, ya mohon maaf aja kalo dengan tulisan ini anda jadi kecewa sama saya

BARENG BAPAK & KAKEK

Alhamdulillah hari ini saya bersyukur
Karena akan berangkat menemani bapak & kakek "jalan-jalan" di Jakarta
Mudah-mudahan "jalan-jalannya" membawa berkah

Original Soundtrack (Maksa Mode : On) :
Pada hari minggu kuturut ayah ke kota
Naik delman Istimewa kududuk di muka

Kududuk samping pak kusir yg sedang bekerja
Mengendarari kuda supaya baik jalannya Hey!

Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk
Tukl tik tak tik tuk tik tak, suara sepatu kuda


Rabu, 14 November 2007

TULISAN ISENG

Handwriting Analysis

What does your handwriting say about YOU?


You plan ahead, and are interested in beauty, design, outward appearance, and symmetry.
You are a social person who likes to talk and meet others.
You are affectionate, passionate, expressive, and future-oriented.
You are a talkative person, maybe even a busybody!
You enjoy life in your own way and do not depend on the opinions of others.

Hmm...
Kok profilnya serasa kayak aktor utama di sinetron-sinetron ya, hehehe...

Minggu, 11 November 2007

BELAJAR MENJADI UNIK

Berikut ini adalah email yg dimuat via milis alumni SMAN 8 Bandung angkatan 2003. Penulisnya adalah temen sekelas saya waktu di kelas 3. Dulu di kelas, dia bukan tipe orang yg menonjol secara akademis. Tapi kok perasaan saya, Neng Medi ini termasuk siswi yg cukup sering mendapatkan fasilitas pertukaran pelajar ke luar negeri. Kabar terbarunya, sekarang dia lagi siap-siap ke Jepang buat S2. Berikut paparannya

====================

hai gah..dan yang lain2..pa kabar ni? ehehe belon2 berangkat ko..ntar insya allah april..dapet beasiswanya ke waseda uni-tokyo..satu almamater loh(satu jurusan lagi) sama perdana menteri jepang yang sekarang..doain yah biar ga ada apa2 dan semuanya lancar2 saja ehehe..

hmm..tips2 yah..sebenernya ada banyak sih..ada orang yang beruntung..kaya abay..akhirnya kembali lagi ke mimilikan..tapi menurut saya orang yang beruntung itu jago pisan..dan jarang..jadi saya suka ga ngeliat kemungkinan peruntungan itu..

so instead of that..i prepare myself..jadi gini..buat temen2 scholarship hunter..tipsnya adalah (cieh sok mbak tips gini gw..ky yg di ceriwis ehehe) siapin smuanya...dengan sempurna..

jadi gini loh..saya sadar kemampuan saya ga sejenius anak2 lain..jadi gimana caranya hal itu harus tertutupi..

misalnya gini..dulu waktu baru masuk kul..ibu sy udah ngomong kalo pengen s2 harus cari beasiswa..ga akan dibayarin..jadi saya mulai fokus..mulai cari2 info pro dan kontra dapet beasiswa di luar negeri dan negara mana aja yang punya jurusan HI yang bagus..akhirnya sampe kepada kemungkinan cari beasiswa di UK, USA, dan japan..

dan waktu itu sadar banget bahwa untuk beasiswa kesana susah bgt..krn ada jutaan orang yg pengen juga..jadi what i did is i make myself special and unforgettable..dalam artian saya berusaha punya ciri khas tersendiri.waktu itu akhirnya saya udah fokus harus dapet beasiswa di jepang..jadi saya mulai bagusin ip (berusaha gimana caranya ga ngulang) dan nambah2 pengalaman di bidang bahasa jepang plus akhirnya skripsi pun nulis tentang jepang..biar pas di tes ntar mereka ngeliat keseriusan rasa tertarik sama jepang

lalu..kalo udah mempersiapkan itu..mulai deh isi formulir beasiswa..kebetulan saya ikut program MONBUKAGAKUSHO (beasiswa dari departemen pendidikan jepang. bisa diliat infonya di http://www.id.emb-japan.go.jp/sch.html ) dan itu ada form pendaftaran yang harus diiisi (sama juga dengan chevening dan fulbright) nah inget bahwa kita udah diliat dari form pendaftaran yang kita isi. jadi gimana caranya buat formulir yg kita isi itu sesempurna mungkin.

saya waktu itu harus ngajuin proposal penelitian dan alasan kenapa harus kul di jepang, dll..saya waktu itu ampe konsultasi sama 3 dosen, sama alumni program beasiswa ini dan bikin research ampe ke perpus2 ehehe...soalnya emang niaaaat banget, pengeeennn bgt

trus kalo udah bikin form yg bagus..pasti dipanggil tes tertulis..nah kalo tes tertulis sih berdasarkan belajar ga belajar aja..jadi harus tau ttg negara yg dituju, bahasa inggris harus terlatih..dll..nahhh terakhirnya wawancara..

kalo udah di wawancara sarannya cuma satu..be charming..tunjukin bahwa kita emang bener2 tertarik dan bener2 bisa mempergunakan hasil beasiswanya dengan baik di indonesia..waktu itu sih sy cerita ttg pengen jadi dosen ahli hubungan internasional di asia pasifik..karena jepang itu negara paling advance di asia pasifik dll...

selanjutnya yah..tinggal berharap, berdoa, dan bersedekah (biar makin afdol ehehehe)

jadi intinya gah..dan buat temen2 yang laen juga..rome wasn't build in a day..smuanya harus dipersiapin dengan matang (kecuali..sekali lagi kita memiliki peruntungan yang sangat baik seperti abay :D) dari mulai IPK, TOEFL, public speaking skills, formulir, kegiatan ekstra kurikuler, rencana masa depan, dll..

dan akhirnya kalo mau cari beasiswa dll ke luar negeri, kita harus pede dulu bahwa kita punya kemampuan diri dan pasti bisa..jadi mau tes apa aja ga akan takut dan tetep pede..karena seperti kata2 ibu sy yg selalu sy inget..takut cuma sama Allah..kalo punya kemampuan diri ga usah takut menghadapi apa juga eheheh

begitu..tipsnya kalo mau hunting scholarship :D jangan jadi orang rata2..karena kalo cuma rata2 tidak menarik..banyak yang bisa gantiin kita..ehehe dan jangan menunjukkan semua kemampuan kita di depan kebanyakan orang..harus pasang strategi...biar aja orang mengira kita ga begitu jenius..jadi ga dianggap sebagai saingan berat..jadi kitanya bisa lebih santai dan fokus untuk belajar sendiri..ehehehehe

yah gitu lah..mungkin dari saya..semoga bisa membantu :D ditunggu yah kalo ada yang mau nengok2 okay..nginep gratis...asal bantu bersih2 kamar aja hihihi..see you in tokyo!

ps:
saya pernah baca ttg teknik psycho-cybernetics..dimana kalo kita pengen sesuatu kita harus mengulang2nya terus dalam pikiran kita sampe akhirnya alam bawah sadar kita bergerak tanpa sadar untuk membantu kita mencapai keinginan tersebut..eh beneran loh pas saya coba..sy pengeeeeeennnnn bgt dapet beasiswa pengeeeeeennnn bgt s2 dan s3 di luar negeri...terus diinget2 terus sehingga akhirnya tanpa sadar apa yg dilakuin bantu untuk mencapai kesana..coba deh di google dan dibaca..siapa tau membantu

====================

Thnx ya Med !
Sikap belajar menjadi unik ini sebenernya bisa diterapkan dalam berbagai bidang. Misalnya bisnis. Ada salah seorang blogger yang saya hormati menuliskan hal ini dengan sangat menarik. Disana beliau menceritakan tentang komentar-komentar rekannya mengenai bisnis beliau yang unik. Silakan dinikmati

Jumat, 09 November 2007

GENG MOTOR & AGAH

Pekan ini ada beberapa tulisan yg menarik perhatian saya

1. Dari Ustad Budi Prayitno, yang isinya kritikan atas sempitnya cara pandang warga bandung terhadap fenomena geng motor. Tulisannya enak dibaca, mungkin karena latar belakang beliau sebagai psikolog sekaligus da'i yg udah berpengalaman sebagai konsultan keluarga. Selengkapnya disini

2. Ada yg membuat opini negatif menggunakan nama saya! Di situs islam yg lumayan beken lagi. Nama saya dikaitkan dengan perilaku tukang ngedrugs dan ngebunuh orang. Tapi biarlah, lumayan numpang beken ;P kalo penasaran bisa klik link ini

3. Iseng2 nyari nama sendiri di gugel, eh ketemu komentar ini, hehehe... Alhamdulillah, sekarang mah bisnisnya tinggal kenangan :D Bener2 ngeresapin, bahwa bisnis itu kunci utamanya adalah : berani mulai, sabar dalam menjalani, dan tunggu masa jayanya. Trus satu lagi, jangan zalim sama karyawan, dulu kami ngegajinya engga proporsional dibanding porsi kerjanya.

4. Dapet kiriman dari Ibu Kudil, temen pas SMA. Tentang bersyukur. Memang, ilmu itu akan dipersepsi sesuai kondisi hati. Kalo saya baca pas lagi semangat mah, biasanya artikel gini engga ngefek. Tapi sehubungan kemaren2 lagi teu paruguh, jadi pas baca-nya ngerasa pas... banget! Nuhun ya dil !!!

NB :
Mulai saat ini, saya masang 2 feed di blog ini. Temen-temen bisa liat di bagian kanan paling bawah. Insya Allah dua situs ini saya rasa paling pas buat diliat tiap kita online

Rabu, 07 November 2007

JANGAN KECEWAKAN KONSUMEN

Terjadi sebuah percakapan di sebuah pasar tradisional...

Pembeli: "Mas, telornya berapa sekilo?"

Penjual: "Telor ayam atau telor bebek?"

Pembeli: "Telor ayam."

Penjual: "Telor ayam biasa atau ayam kampung?"

Pembeli: "Ayam biasa."

Penjual: "Yang lokal atau yang import?"

Pembeli: "Yang lokal aja."

Penjual: "Yang lokalnya mau yang dari Jakarta, Bogor atau Depok?"

Pembeli: "Yang Jakarta deh..." (Sambil terlihat kesal).

Penjual: "Mau yang Jakarta Pusat, Barat, Timur, Utara, atau Selatan?"

Pembeli: "Mas ini jual telor atau mau jalan-jalan sih !?"

Penjual: "Maaf Bu, saya penjual mie ayam di sebelah. Kebetulan yang jual telor lagi ke belakang. Saya disuruh ngobrol dulu sama pembeli sampe dia datang."

Pembeli: "@#*$# !"


-beginilah kalo diri lagi butuh penyegaran-

OLEH-OLEH DARI MAKASSAR 2

Esok paginya, saya mulai berencana.
Hendak kemana saja saya hari ini.

Ada beberapa orang yang saya minta rekomendasinya. Yaitu mentor saya Kang Topan, sohib saya Pri, dan dua selebblog angin mamiri : Mas Awi dan Mba Deen.

Jawaban mereka menghasilkan 3 rekomendasi yaitu :
1. Silaturahim ke Ikhwah Wahdah Islamiyah
2. Traveling ke berbagai objek wisata
3. Mencicipi kuliner khas Makassar

Nah, yang pertama
Saya disarankan ke kantor WI Pusat, selain silaturahim, sekaligus melihat dengan mata kepala sendiri, apakah benar ikhwah disini dakwahnya begitu pesat berkembang. Saya tiba di Jln.Antang Raya dengan penampilan konyol khas turis yg dipastikan akan sangat mengundang perhatian para aktivis disana. Saya menggunakan tshirt berlogo Mobil Mercy, celana panjang hitam santai, sendal kasual, dan tas berlogo ESQ. Kontras banget!

Yah memang, agak salah tingkah juga menghadapi pandangan menyelidik dari ikhwah disana. Tapi saya punya kalimat sakti dengan menyebut password "Mau ketemu dengan Ustad Iskandar" Maklum, beliau salah satu pejabat teras disana. Perkenalan kami berawal saat saya mengantar beliau berkeliling di Bandung beberapa bulan yg lalu.

Dari obrolan dengan beliau, saya membenarkan bahwa WI disini memang cukup berpengaruh. Khususnya di kampus-kampus unggulan. Kesimpulan ini juga saya ambil saat melihat dinamisnya aktivitas sekretariat kantor di hari Kamis. Ustad yg bawa laptop udah ga aneh disana, keren juga! Selain itu, obrolan Ustad Iskandar pun tidak jauh dari rencana dakwah di pulau anu, provinsi anu, dan kota anu. Suka jadi malu dengan saya yg mikirnya sama, tapi kata "dakwah"nya diganti "bisnis"

Pada Ustad, saya juga tidak lupa memasukan biodata sohib saya -si Pri- yang katanya minta Akhwat Tingkat Tinggi. saya tahu permintaannya yg disampaikan via SMS itu cuman becanda. Tapi dia lupa bahwa sikap jahil saya belum hilang hingga kini, alhasil saya ga kuat nahan senyum saat Ustad mencatat biodata si Pri di buku agenda pribadinya sambil berkata "Nanti akan saya telepon dia langsung" Hahaha... Skak Mat!


Baik, yang kedua, traveling
Sebenernya selain traveling, yang menjadi tujuan utama saya kesini adalah mengamati peluang bisnis. Maka, jangan kaget kalo saya yang amat sangat jarang keliling Mall di Bandung, berhasil mengelilingi 2 Mall terbesar di Makassar dalam satu hari, yaitu Mall Panakukkang & GTC. Saya sempat menanyakan ke kantor pemasarannya tentang harga sewa lokasi disana. Tak perlulah saya sebut angkanya, karena dijamin, wajah kita akan melongo ;P belum ke-otak-an istilahnya mah.

Jujur, saya sangat tergiur akan potensi kota ini. Selama perjalanan, saya amati bahwa ada tiga daerah yang cukup strategis. Daerah Pettarani sebagai pusat perkantoran, Daerah Panakukkang sebagai pusat bisnis, dan Daerah Urip Sumoharjo sebagai pusat lembaga pendidikan. Dari hasil survey kecil-kecilan, harga sewa ruko disana cukup murah -bila dibandingkan dengan Bandung- yaitu rentang 20 s/d 50 juta pertahun. Bisnis makanan & fashion -yang perputaran modalnya cepet- cocok banget kayaknya, pikir saya.

Selain ke-dua Mall tadi, saya pun tidak ketinggalan untuk mendatangi indahnya Pantai Losari. Pantai yang beda jauh dengan bayangan saya. Pantai, menurut saya, adalah seperti Pangandaran, Pasir Putih, atau Kuta. Yaitu bisa berkecipak-kecipuk disana. Tapi Losari, adalah pantai yang ditembok, sehingga cara menikmatinya bukan dengan cara berbasah-basah. Tetapi, dengan duduk sambil lamat-lamat menatap langitnya diwaktu senja. Menghipnotis...

Oya, Somba Opu juga saya kunjungi. Katanya sih daerah ini pusat oleh-oleh. Tapi nyatanya, justru lebih banyak pedagang emas daripada toko oleh-olehnya. Disini ibu saya membeli beberapa penganan khas Makassar seperti jagung pulut kering, sagu, dodol tomat, dan otak-otak. Yah, biasa lah ibu-ibu pada umumnya. Benar-benar meresapi aktivitas yang bernama belanja.

Tidak lupa, penangkaran kupu-kupu terbesar di BantiMurung, yang katanya terbesar se-Asia Tenggara, saya kunjungi. Dan harapan yang begitu besar, karena saya membayangkan situasinya seperti di film-film. Yaitu saat menurunkan kaki dari mobil, kupu-kupu beterbangan menyambut kami, ternyata jauh dari bayangan. Kami hanya dibawa masuk ke museum, yang kelam. Berisi mayat kupu-kupu yang diawetkan formalin. Indah, namun tetap saja gersang.

Bagaimana dengan penangkarannya?
Sudah rusak, jawab pengelolanya singkat
Fiuh...

Ganti topik ah. Gimana dong dengan wisata kuliner ?
Saya sempet makan mie yang aneh. Mie Titi namanya. Jadi, si Mie-nya tuh dibuat kering kayak lidi. Terus disiram kuah berisi daging ayam dan sayuran. Kres, kres, gitu deh ngunyahnya. Mak Nyus lah!

Saya juga sempet makan Coto Makassar di Jalan apa.. gitu, lupa. Cara makannya juga unik. Jadi si Coto disajikan dalam mangkok kecil, dan dihadapan kita ada semacam ketupat. Maka, kita belah ketupatnya, ambil potongannya pake sendok, lalu celupkan ke mangkok berisi Coto. Muantap !

Saking terkenalnya, sampe-sampe menu Coto ini buat orang Sunda jadi bobodoran alias candaan. Maklum singkatan SUNDA kan, SUka bercaNDA. Beda sama orang JAWA, JAga wibaWA. Hehehe...

Asep : Apa bedanya Coto sama Soto ?
Bowo: (Serius) Coto itu kuahnya bheghini dan bheghitu sedhangken Soto bheghini dan bheghitu
Asep : Salah!
Bowo : (Yakin benar) Oh ya! Coto pake "C" sedhangken soto pake "S"
Asep : Salah juga!
Bowo : (Nyerah) Kalo bheghitu apa dhong bhedhanya ?
Asep : Soto mah pake daging sapi
Bowo : (Menyela, sok tahu) Coto pake dhaghing ayam kan ?
Asep : Salah! Soto mah pake DAGING SAPI, sementara Coto mah pake DAGING CAPI

Ok lanjut ah, becanda aja :D :D :D
Ada dua puncak kenikmatan wisata kuliner saya di Makassar, yaitu puncak dari sisi Rasa dan juga dari sisi Suasana. Dari sisi rasa, saya benar-benar puas menyantap gulai kepala kakap di Restoran beratap tenda dengan kipas angin sederhana bernama Ulu Juku. Saat disajikan, wuih...menggoda! Kuahnya diracik dengan bumbu kuning penuh rempah. Dipadu dengan daging dan lemak yang menempel di kepala ikan kakap segar. Benar-benar pas, sempurna, bintang lima!

Sementara dari sisi suasana, saya diajak ke Restoran Terapung di batas pantai Losari. Menggunakan perahu motor, kami diantar kesana. Pas benar rasanya, saat kita dibawa melihat kerlap kerlip lampu gedung dan mobil di malam hari, melalui sebuah kapal di tengah pantai. Apalagi sambil diiringi segelas bandrek hangat. Puas rasanya...

Dari perjalanan kali ini, saya makin bersyukur tinggal di Indonesia

Mungkin alasannya rada konyol, tapi biarlah. Saya bersyukur karena kita tidak perlu jauh-jauh ke Eropa atau benua manapun untuk menikmati indahnya bumi. Dengan berkeliling pulau-pulau se-Indonesia pun saya rasa sudah cukup untuk memuaskan dahaga kita.

Asal bersyukur aja, kan insya Allah akan ditambah nikmat dari-Nya. Setuju ?