Senin, 31 Desember 2007

DICUKUR ISTRI

Ahad kemaren, saya membatalkan rencana pergi ke tukang cukur. Sebabnya, karena di rumah kami sedang berkumpul ua-ua dari pihak mamah setelah mereka jogging bareng.

Tadinya saya udah mau pergi banget ke tukang cukur, tapi mamah menyela dan menyarankan

"Udah aja atuh a, sama ua dicukurnya"

Saya cuman mikir bentar, sebelum menyanggupi. Yah sekali-kali mencoba hal-hal baru lah. Selain itu, saya yakin kalaupun gagal, ya gampang. Tinggal ke tukang cukur depan kompleks.

Seperti biasa, proses mencukur rambut senantiasa satu paket dengan curhatan. Saya bertanya ke ua saya, darimana beliau bisa mahir nyukur rambut gini?

"Ua mah cuman ngeliatin tukang cukur, terus nyoba, akhirnya lancar deh"

Wah hebat juga. Karena selain nyukur, setau saya ua juga jago banget masak. Baik buat makanan berat, maupun kue-kue kudapan. Mak nyus pokoknya mah.

Ditambah lagi, beliau juga cukup rajin melakukan update ilmu dengan membaca dan hadir di kajian-kajian.

Beliau kemudian melanjutkan sambil tersenyum bangga

"Tapi Gah, dulu juga ua pas pertama nikah mah engga kayak gini. Dari nol lah pokoknya. Yah, intinya mah ua mau belajar, hingga akhirnya ya kayak gini ini nih"

Dengan lantang saya katakan pada beliau

"Mudah2an Agah bisa dapet istri yang minimal sama hebatnya dengan ua, amin"

Beliau pun dengan sama semangatnya, mengaminkan.

Nah, kok saya tiba-tiba keluar statement do'a kayak gini?

Yah ini mah rahasia ya, jangan bilang-bilang, sst...

Kemaren2 saya sempet bermimpi hadir di pelaminan, dan pendamping saya begitu jelas orangnya.

Padahal biasanya kalo mimpi nikah, si wanitanya suka engga jelas. Wah, kayak hantu bermuka rata dong ;P

Tapi, walau orangnya begitu jelas. Saya engga yakin orangnya sama-sama tau. Yah biasa lah, saya mah seneng jatuh cinta yang murah-murah.

Ok, jadi intinya siapakah gerangan wanita yang beruntung itu?

Dia adalah Ade

Lho, Ade siapa?
Adhe deech !!!

Hehehe...

YANG BIKIN SUSAH NULIS

Ternyata yang bikin saya rada susah nulis adalah kurang jujur dan apa adanya. Terutama setelah blog ini mulai dikunjungi beberapa temen offline yang sering ketemuan di darat *emang buaya darat* hehehe...

Kok serasa jadi serius melulu isinya.

Masih inget dulu pas pertama nge-blog, yang komentar banyak bener, dan panjang2 pula. Mungkin ini adalah indikator bahwa dulu saya emang nulis dengan santai, ga banyak mikir rumit, dan mengalir apa adanya.

Ok deh, harus seimbang nampaknya, seperti kata beliau
Ada waktu buat serius, ada waktu buat nyantai

FOKUS PADA APA ?

Disadari atau tidak, saya memiliki beberapa kenalan yang saat dia berbicara, maka seolah filter yang ada di otak saya meregang.

Maksudnya, apa-apa yang dia bicarakan akan dengan mudahnya merasuki paradigma saya, dan memiliki durasi cukup lama untuk disimpan rapi di dalam memori.

Alhamdulillah, kenalan-kenalan saya tersebut adalah orang baik. Bisa berabe dong kalo misalnya dia ngomong yang aneh-aneh, dan dengan mudah saya turuti seratus persen.

Salah satu kenalan yang tiap untaian katanya mempengaruhi sikap saya adalah Kang Asep Nurmulia. Beliau adalah kakak kelas saya sewaktu di SMA. Usia kami berbeda dua tahun. Dan lulus SMA, dengan berani, beliau memutuskan untuk menikah.

Yang khas dari beliau adalah skill-nya yang unik, yaitu mampu mengakrabkan diri kedalam sebuah komunitas yang tidak dikenalnya dan dengan cepat menjadi orang yang berpengaruh di komunitas tersebut.

Nah kemarin saat menjelang natal orangtua dan adik saya sedang keluar kota karena ada acara keluarga. Rumah sepi, maka saya berinisiatif mengundang beberapa teman dekat untuk menginap di rumah saya. Kang Asep salah satu diantaranya.

Seperti biasa, obrolan ngalor-ngidul berlangsung hingga larut malam. Dan keluarlah sebuah kalimat yang pengaruhnya cukup kuat bagi jiwa saya saat ini. Yaitu,

Fokuslah pada apa yang Allah mudahkan untukmu!

Kalimat ini seolah menjadi jawaban atas kekeliruan alam bawah sadar saya yang memiliki paradigma memulai segala sesuatunya dari nol. Padahal ini adalah konyol dan ciri tidak bersyukur.

Contoh, kita memiliki keinginan untuk merintis usaha sendiri. Nah, yang pertama kita lihat harusnya adalah "Apa yang Allah mudahkan bagi kita, dan itu bisa mendukung kita dalam merintis usaha"

Jika ternyata kita berasal dari keluarga pendidik dimana banyak diantara keluarga kita yang berprofesi sebagai guru dan dosen, mengapa tidak merintis bisnis di bidang pendidikan misalnya.

Kan bakalan banyak yang bisa kita mintai nasihat. Apalagi kalo kita butuh modal, tentu mereka akan lebih mudah memodali karena mereka paham tentang bisnis apa yang kita jalankan.

Kadang, memulai dari nol adalah bentuk pemuasan terhadap ego. Memulai dari nol pun biasanya adalah ajang pembuktian diri.

Nah ada kasus, tidak jarang kita mendengar kisah seorang pengusaha yang berasal dari keluarga pebisnis garmen, malahan merintis bisnis roti dan jual beli kayu. Walau akhirnya dalam perjalanan, dia memutuskan untuk kembali ke bisnis garmen.

Sebenarnya ini kisah nyata nomer 10 dari guru kita lho :)

Contoh lain, kita memiliki keinginan untuk menolong orang. Intinya kita pengen berbakti, baik lewat pendidikan, lewat ekonomi, lewat kesehatan.

Nah, yang seharusnya menjadi fokus kita adalah bukan melihat ke luar dan mencari-cari LSM, Ormas, atau apapun yang membuat kita perlu meluangkan waktu untuk menyesuaikan diri terlebih dahulu.

Mengapa kita tidak fokus pada apa yang Allah mudahkan. Di rumah ada orangtua, adik, dan kakak. Kita juga punya teman dekat yang hatinya sudah nyambung sama kita. Atau bapak ibu tetangga yang sudah menganggap kita anak sendiri.

Masa sih mereka engga butuh pertolongan, pasti ada aja yang perlu kita bantu untuk mereka. Cuman kitanya aja suka sok-sok berpikir besar, biar keren.

Saya simpulkan, dengan berfokus pada apa yang Allah mudahkan, alias memulai dengan apa yang ada, maka energi kita akan lebih dihemat. Baik hemat waktu, hemat tenaga, hemat pikiran. Dan insya Allah dijalaninya pun akan lebih nikmat, dan menyenangkan.

Bakalan lebih enjoy kan...

Terakhir, kayaknya mencari calon istri pun harusnya kita fokus pada apa yang Allah mudahkan ya? Daripada pusing-pusing nyari ke yang "jauh" lebih baik kita investigasi lagi, siapa saja teman dan kenalan kita yang kira-kira paling pas ditingkatkan statusnya untuk menjadi pendamping hidup kita.

Jadi -ehm ehm- adakah yang mau sama saya?
Mau sama-sama belajar fokus pada apa yang Allah mudahkan maksudnyah ;P

NB :
Beberapa persamaan paradigma dari tulisan ini diantaranya adalah
- Mulailah dengan apa yang ada, jangan memulai dari nol
- Apa yang ada di genggaman kita lebih berharga daripada angan-angan semu

Minggu, 30 Desember 2007

DAMPAK DOSA TAK HANYA DI AKHIRAT

Sudah sedari kecil kita ketahui bahwa melakukan perbuatan dosa akan mendatangkan hukuman di akhirat kelak. Padahal ada beberapa hukuman yang disegerakan oleh Allah di dunia

Dan itu saya pelajari pekan ini...

Dosa, bagi hati yang bersih, selalu diawali dengan kebimbangan. Sebenarnya perasaan bimbang ini adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah. Namun, bila kita abaikan, dan akhirnya memilih melakukan perbuatan dosa tersebut maka setidaknya tiga hukuman yang disegerakan di dunia akan bermunculan

Dan itulah yang saya pelajari pekan ini, yaitu...

1. Saat kita memilih untuk berbuat dosa, maka pintu menuju dosa selanjutnya tiba-tiba makin terbuka lebar, maksiat demi maksiat terasa makin mudah dan ringan dijalani

2. Saat kita memilih berbuat dosa, maka rasa nikmat dalam berbuat baik/ibadah seolah dicabut, sehingga saat beramal semuanya kita lakukan dengan malas dan tergesa-gesa

3. Saat kita berbuat dosa, maka lisan akan terus ragu untuk beristigfar, dengan dalih malu pada Allah, padahal ini tipuan untuk menunda taubat

Moga hati kita tetap sensitif dengan menyadari hukuman yang Allah segerakan tersebut

Dalam satu hadis Qudsi Allah Swt berfirman : "Wahai anak Adam, selama engkau berdoa kepada-Ku, berharap dan meminta ampun, niscaya Aku mengampunimu dan tak Ku-pedulikan (berapa besar dosamu).

Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu (menumpuk) hingga mencapai sejauh mata memandang langit, lalu engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu.

Wahai anak Adam, seandainya engkau menjumpai-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan kamu ketika mati berada dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikitpun kepada-Ku, niscaya Aku menyambutmu dengan ampunan sepenuh bumi pula." (HR.Tirmidzi)

Semoga pelajaran yang saya dapatkan pekan ini, bisa jadi pelajaran pula bagi anda yang Allah takdirkan untuk berkunjung kesini. Amin

Sabtu, 22 Desember 2007

SIMPANLAH TALI DI MOTOR ANDA, UNTUK MENDEREK ORANG YANG MOGOK

Insya Allah saya niatkan untuk beli tali dan kait buat disimpen di motor, saya akan menduplikasi kebaikan tanpa pamrih seseorang sore ini.

Sehubungan, tadi motor saya mogok kehabisan bensin di tengah jalan, dan saat sedang mendorong ada yang menepi.

Tanpa banyak bicara beliau menderek motor saya menggunakan tali rapia yang diikatkan pada motornya hingga pom bensin.

Namanya Kang Agus, penjual aksesoris di pasar kosambi katanya.

Baiknya selain do'a, apa yang saya berikan pada beliau sebagai balas budi ya?

CERITA QURBAN 3 : KOK KITA ENGGA QURBAN AJA?

Penceramah menceritakan pengalamannya. Mengenai penjual hewan qurban kenalannya.

Alkisah, sebagaimana kita amati bersama. Bahwa menjelang Idul Adha biasanya kota dipenuhi oleh para penjual hewan qurban yang berasal dari desa. Mereka membawa jualannya masing-masing, hingga terpaksa menginap di "ruang pamer" hewan qurban mereka.

Nah, ini adalah tahun kelima bagi sang penjual hewan qurban. dan sekarang adalah hari terakhir qurban, ternyata domba jualannya masih tersisa 5 ekor.

Tidak habisnya domba jualan, tidak semata-mata dapat dinilai dari aspek untung rugi secara finansial. Mengapa? Karena ongkos untuk membawa si domba yang tidak laku tersebut ke desa, tentu membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih besar nilainya daripada uang.

Saat itu sang penjual domba termenung, mencari solusi bagi tidak lakunya domba tersebut. Dan tanpa dinyana-nyana, anaknya datang dan melontarkan pertanyaan polos yang menghentak

"Ayah, kan aku tiap taun menemani ayah menjual hewan qurban, kok aku belum pernah ngeliat ayah qurban sih?"

Seolah tersadarkan dari tertutupnya mata hati selama ini. Sang ayah pun seketika memeluk anaknya sambil menangis. "Kau benar anakku, kalau begitu akan ayah qurbankan kelima domba ini sebagai bayaran atas lalainya ayah dalam berqurban selama lima tahun!"

Subhanallah. Saya berpikir, terkadang kita selalu menganggap diri ini kekurangan,seperti bapak penjual domba yang tahun ke tahun merasa dirinya orang miskin. Hal ini menjadi pembenaran untuk tidak berkurban.

Padahal kalau kita mau jujur, nikmat yang Allah beri, berbagai kelebihan yang Allah limpahkan, sebenarnya sudah berkumpul pada diri kita, di sekitar kita. Seperti ratusan domba yang ada di depan mata sang penjual domba.

Nabung beli flashdisk kok bisa, tapi giliran kurban kok ga bisa.

Kita pernah dengar, bahwa orang yang mampu untuk berkurban tapi tak melaksanakan, oleh Rasul dilarang untuk mendekati tempat sholat. Seolah-olah Rasul menyampaikan "Huss..huss.. kau sudah kehilangan taqwamu, jangan dekat-dekat tempat sholat kami!"

Penutup
Beliau mengakhiri ceramahnya dengan manis. Bahwa sudah sangat fasih kita membaca surat Al Kautsar, disana Allah hanya berpesan bahwa syarat sukses minimal bagi jaya-nya umat adalah menjaga shalat dan rela berkorban. Sebuah resep yang sederhana.

Menjaga shalat artinya adalah dilakukan diawal waktu tanpa menunda, dilakukan dengan memenuhi syarat dan rukunnya, khusyu menghadirkan hati, dan senantiasa mengejar keberkahan sholat berjama’ah.

Rela berkorban artinya adalah menyakini bahwa hidup ini tidak lama. Maka selama kita diberikan umur, seperti apakah pengorbanan yang ingin kita persembahkan pada Allah saat bertemu denganNya kelak? Ingatlah, bahwa Allah hanya menerima pengorbanan yang terbaik, pengorbanan atas sesuatu yang paling kita cintai.

***

Waalahu’alam bish shawab
Allahumma innaa na’uudzubika min ilmin laa yanfa
Lindungi kami ya Allah, dari ilmu yang sia-sia

Idul Adha kali ini sangat indah dan mengharukan, alhamdulillah
Taqabalallahu minna wa minkum ya :)

NB :

- Saya nantikan sharingnya di blog masing-masing tentang idul adha kali ini ya, sip!

- Idul Adha kali ini pun diwarnai dengan tergulingnya truk yang membawa domba kami di perjalanan dari Sukabumi, dan juga ditambah lagi ujian berupa ditabraknya mobil orangtua saya hingga penyok. Alhamdulillah dari kedua momen tersebut, tidak ada korban jiwa.

- Saya juga diajak oleh adik junior di kampus untuk membagikan daging ke janda miskin di sekitar kampus. Subhanallah, sambutan dari mereka sungguh mengaharukan. Ada yang saat kami beri sekantung daging, eh membalas dengan sekantung jambu. Ada juga yang membalas dengan sesuatu yang jauh lebih berharga dari daging tersebut, yaitu rentetan doa spontan dari lisan beliau-beliau. Amin... amin...

TAMAT

CERITA QURBAN 2 : KORBANKAN APA-APA YANG PALING KAU CINTAI

Sejarah tentang qurban, beranjak kepada kisah Nabi Ibrahim As. Seseorang yang disarankan oleh istrinya, untuk menikahi pembantunya. Demi sebuah harapan akan keturunan yang dapat melanjutkan perjuangan.

Bayangkan kebahagiaan seorang ayah, saat anak yang dinanti sejak lama lahir dengan sehat dan selamat. Sedang lucu-lucunya. Tak terkatakan rasanya.

Tapi Allah memiliki kehendak lain. Anak lucu hasil menanti tadi, Allah suruh untuk ditinggalkan hanya berdua dengan ibunya di sebuah lembah yang tandus. Dan tentu, tidak rasional bagi mereka berdua untuk bertahan hidup.

Singkat cerita, Allah memelihara ibu dan anak tersebut. Keduanya selamat dan sang ayah pun disuruh untuk menjemputnya. Sekarang mari kita bayangkan kembali.

Sebahagia apa sang ayah, saat anaknya yang sudah pernah berpisah tersebut, ternyata kini tumbuh menjadi seorang anak yang shalih dan berkepribadian tinggi. Tentu ini adalah rasa bahagia yang membuncah.

Tapi lagi-lagi Allah memiliki kehendak lain. Karena anak yang paling beliau cintai tadi, ternyata Allah perintahkan untuk disembelih. Walau akhirnya memang diganti oleh gibas/domba besar.

Ingat, Allah hanya menerima pengorbanan yang terbaik. Dan pengorbanan yang terbaik adalah pengorbanan atas apa yang paling kita cintai.

Ciri bahwa sesuatu itu sangat kita cintai adalah, hati kita terasa berat dalam mengorbankannya. Yang paling dicintai saat itu oleh Nabi Ibrahim As adalah anaknya. Nah, bagi kita sendiri, apa yang paling kita cintai dan berani kita korbankan?

Apakah kita rela mengorbankan waktu kita di jalan Allah, padahal kita sibuk?

Apakah kita rela mengorbankan tenaga kita di jalan Allah, padahal kita letih?

Apakah kita rela mengorbankan gengsi kita di jalan Allah, padahal kita disanjung?

Apakah kita rela mengorbankan uang kita di jalan Allah, padahal kita pas-pasan?


Menjawab pertanyaan diatas, sudah seharusnya kita tidak sanggup menjalani hari tanpa istigfar. Minta maaf pada Allah, minta ampun pada Allah. Karena begitu jarang kita berani mengorbankan apa yang kita cintai.

Tak heran, Allah mengabarkan ayat ini untuk menahan kesombongan kita yang merasa banyak berkorban

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada tingkat kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Ali Imron 92)

Bersambung...

CERITA QURBAN 1 : KORBANKAN YG TERBAIK

Bagi saya Idul Adha kali ini berbeda. Dalam artian yang positif tentunya. Alhamdulillah, ini adalah Idul Adha pertama saya, dimana kali ini Allah titipkan rezekiNya, untuk saya gunakan sebagai sarana membeli hewan qurban.

Ini adalah kali pertama, dimana orangtua saya tidak lagi menitipkan nama saya sebagai wakil mereka dalam berqurban. Saya berkurban atas nama saya sendiri. Alhamdulillah.

Bagi saya Idul Adha kali ini berbeda. Karena baru kali ini saya rasakan, sang penceramah –atas izin Allah- berhasil menyampaikan materi yang menyentuh hati banyak jama’ah di lapangan perumahan kami.

Tidak sedikit yang terisak. Karena mungkin teringat akan dosa dan kesia-siaan yang ia lakukan dalam hidupnya. Bapak-bapak di depan, ibu-ibu di belakang banyak yang berkaca-kaca. Termasuk saya.

Saya merasa ceramah hari ini sangat bermanfaat, karena itulah saya akan tuliskan hikmah apa yang saya dapat dari paparan Al Ustadz Drs. Ade Bunyamin ini.

***

Pembuka

Sejarah akan mengulangi dirinya sendiri. Dan begitulah yang kita temukan di Al Quran. Coba kita amati, jika Allah menyebutkan seorang tokoh di Al Quran, itu tidak semata-mata tanpa tujuan.

Setiap tokoh di Al Quran, memiliki karakteristik yang khas. Dan karakter ini akan senantiasa kita temui dari zaman ke zaman. Misalnya saat disebutkan nama Firaun. Dengan cepat, ingatan kita akan tertuju pada seorang yang diberikan amanat berupa kekuasaan.

Firaun adalah tokoh masyarakat yang merasa dirinya paling hebat, anti nasihat, dan bertabiat mementingkan diri sendiri alias tidak peduli bila rakyat terzalimi.

Dan begitulah, karakteristik Firaun yang seperti tadi senantiasa berulang dari zaman ke zaman. Terserah apakah itu lingkup RT, kantor, kampus, dan sebagainya.

Cerita Pertama : Korbankan yg terbaik

Terkait dengan sejarah yang terus berulang tersebut. Kisah tentang qurban diawali saat zaman Habil dan Qabil.

Habil adalah manusia yang rela berkorban, dengan memberikan pengorbanan yang terbaik.

Sementara Qabil adalah manusia yang egois, picik, karena kalaupun harus berkorban, dia hanya berikan yang buruk-buruk dari yang ia punya

Ingat, pengorbanan yang Allah terima, hanyalah pengorbanan yang terbaik.

Saat ini, saat kita masih hidup. Apa yang sudah kita korbankan untuk Allah? Dan dari sedikit yg pernah kita korbankan tersebut, apakah itu pengorbanan yang terbaik?

Atau kita cukup berkorban sekedarnya saja? Setengah-setengah, bahkan memilih pengorbanan yang paling buruk, dengan kerja asal-asalan.

Sholat asal-asaan, dakwah, asal-asalan, belajar asal-asalan, kerja asal-asalan. Kalau begitu, wajarkah bila Allah menolak pengorbanan yang buruk seperti ini?

Sedih sekali bila apa yang kita korbankan seumur hidup, ternyata sia-sia tidak diterima di sisi Allah. Karena Allah tahu, itu bukan yang terbaik.

bersambung...

Minggu, 16 Desember 2007

BICARA BEGINI DAN BEGITU

"Gah, dulu kamu pernah bilang *begini dan begitu* dan saya engga percaya. Sekarang, saya baru percaya apa yang kamu bilang itu. Terimakasih ya!"

Pagi ini, kutipan kalimat dari SMS dua halaman tersebut mampir ke handphone saya. Pengirimnya adalah seorang teman di bangku kuliah dulu. Bukan teman akrab, tapi saya mengenalnya sebagai seseorang yang ramah.

Kalimat dengan nada sejenis pun tidak jarang mampir ke telinga saya :

"Gah, saya inget apa yang pernah kamu omongin dulu bahwa *begini dan begitu*". "Kang Agah kan dulu pernah ngasih tau bahwa *begini dan begitu*" DAN SETERUSNYA....

Mulutmu harimaumu!

Peribahasa ini terasa relevan, karena imajinasi saya mendadak melayang ke masa lalu. Mengingat-ingat, kapan saya pernah mengucapkan kalimat *begini dan begitu* tersebut.

Dan jujur, saya lupa...

Yang saya ingat saat itu adalah tahun-tahun silam, saat saya diberikan amanah sebagai ketua di beberapa organisasi, pemateri di beberapa forum, dan mentor di beberapa kelompok. Ini bukan sesuatu yang patut dibanggakan, karena saya ingat, bahwa semua itu memberikan saya peluang untuk BANYAK BICARA!

Duh...
Betapa banyak yang terucapkan
Betapa banyak yang belum teramalkan

Taubat adalah urusan saya dengan Allah. Tapi meminta maaf adalah urusan saya dengan sesama manusia.

Jadi, saya memohon maaf bila nasihat yang saya katakan belum anda temukan dalam perilaku saya. Juga, saya memohon maaf bila janji yang saya lontarkan, belum dapat terpenuhi hingga kini. Tidak lupa, saya memohon maaf pada anda bila hati pernah tersakiti, karena lisan yang tak terkendali ini.

NB :
- Permohonan maaf ini lebih khusus ditujukan untuk teman-teman di SMAN 8 Bandung & STMB TELKOM. Yaitu tempat dimana saya lama berinteraksi disana. Punten kalo pas ngobrol, saya suka kaku, keras, bahkan nyeletuk sangeunahna. Punten pisan...

Jumat, 14 Desember 2007

MULAI DULU, BERKAH AKAN BERMUNCULAN

Terkadang, kalau lagi siklusnya, saya suka engga pede dengan apa yang saya lakukan saat ini. Lulusan S1 Manajemen Biztel kok ujung2nya ngurusin bisnis fotokopian. Ga nyambung banget deh!

Alhamdulillah, ada dua tulisan dari Pak Roni dan Pak Hadi yang bikin saya lebih nyaman.

Ternyata, bagi teman2 yang emang baru merintis bisnis, yah beginilah prosesnya. Jika kita merasa bisnis kita ini bisnis recehan, yang penting kita punya visi mau dibawa kemana bisnis kita. Alias, kapan kita akan "keluar" dari bisnis ini.

"Keluar" disini, secara sederhana dapat diartikan sebagai saat dimana keberadaan anda, sudah dapat tergantikan oleh sistem yang anda rancang.

Nah, selain itu ada berkah tersendiri bagi yang berani memulai bisnis, sekecil apapun, walau cuman kelas recehan. Berkah tersebut adalah, seringnya kita mendapatkan peluang-peluang yang tak terduga sesaat setelah kita berani mengambil keputusan.

Contohnya :
Kasus : Saya punya keinginan terjun di bisnis yg uangnya harian, bukan proyekan

Berkah 1 : Ternyata saya & sohib, ditawari mengelola/mengambil alih sebuah bisnis fotokopi yg hampir bangkrut milik perusahaan dimana ayah saya bekerja. Ingat, yg namanya tawaran tentu engga sembarangan dikasih ke orang yg (terlihat) tidak kredibel. Bukan karena hubungan keluarga semata.

Berkah 2 : Kami berhasil melakukan nego, bahwa selama 3 bulan, uang sewa tempat pembayarannya ditunda. Utang 3 bulan tersebut disetujui untuk dibayar nyicil selama setahun, dan mulai diakumulasi di bulan ke-4

Berkah 3 : Dua buah mesin NP 6650, satu alat potong kertas, satu alat jilid, dan satu mesin laminasi hanya dihargai 2,5 juta oleh perusahaan. Dan bisa dibayar nyicil setahun. Hot deal !

Nah, sekarang saya punya keinginan untuk beli mesin digital. Tapi ternyata ditunjukkan jalannya atas penjelasan seorang sales *ini juga berkah*, bahwa mesin analog pun sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, yang penting warnanya engga bintik-bintik item putih.

Berkah 4 (terbaru!) : Saat tahu harga mesin antara 11-15 juta, ternyata di kampus ada mesin nganggur dengan jenis yg sama seharga 1 juta. Alhamdulillah, mudah2an yang ini berhasil dibeli. Amin amin amin...

Sejujurnya, yang kadang bikin saya kurang pede dengan bisnis ini adalah karena dapetnya masih recehan. Makanya saya suka ga nyaman kalau bertemu dengan temen2 dan mereka menganggap seolah saat seseorang menyandang gelar "pengusaha" maka otomatis dia pasti kaya raya.

Anggapan tersebut biasanya saya jawab sambil becanda "Kalau saya udah kaya raya, harusnya saya udah berani nikah dong sekarang" *kedip-kedip*

Yah emang bener, tidak menjadi diri sendiri, akan membuat batin tersiksa
Seseorang pasti punya banyak sisi dalam hidupnya, seperti saya

Maka dengan ini saya deklarasikan bahwa bisnis saya masih recehan (menuju triliunan, amin) dan pendapatan pribadi saya masih dibawah UMR (menuju massive income, amin). Saya masih tinggal bersama orangtua dan adik-adik (menuju tinggal di rumah sendiri bersama istri yg shalehah, amin)

Saya yakin, berkah akan bermunculan, asal kita tawakkal !!!
Meyakini bakal bangkrut, padahal belum mulai,
(mungkin) adalah salah satu bentuk kelemahan aqidah kita

NB :
1. Bisnis tas laptop yang nongkrong di kanan atas blog ini pun salah satu bentuk test drive saya bahwa yang penting mulai dulu aja, anggap semuanya adalah belajar, khususnya belajar bisnis via internet.

2. Saya juga punya keinginan suatu saat, bisnis saya bergerak di bidang telekomunikasi dalam berbagai bentuk turunannya. Amin amin amin. Karena, kalo engga balik kesini, khawatirnya "mengkhianati" ilmu kuliah. Tapi kalau takdir berkata lain, ya sudah syukuri apa yang terjadi aja.

3. Sudahkah anda mengucapkan "alhamdulillah" hari ini ? Sambil senyum ya...

Kamis, 13 Desember 2007

BELI MESIN FOTOKOPIAN

Salah satu impian saya tahun ini adalah beli mesin fotokopi yg digital. Tapi ternyata setelah tanya sana-sini, akan sangat mubadzir bila omset bisnis saya yang masih merangkak, habis tergerus karena nyicil si mesin digital ini.

Nah, alhamdulillah pekan ini dapet rezeki yg tak terduga (berupa ilmu)

Kan biasanya saya nyari2 info jual beli mesin di daerah pasirkaliki. Ternyata, tepat di kompleks perumahan dimana saya tinggal, ada perusahaan yang memiliki bisnis jual beli mesin fotokopi juga.

Wah ini bener2 kayak cerita "acres of diamonds". Bahwa ladang berlian yang dicari-cari sang tokoh utama, ternyata ada di belakang halaman rumahnya.

Akhirnya disana saya dibombardir sama salesnya.

Saya sih senyum dan terus menerus menganggukan kepala aja. Biar ilmu dari dia makin meluncur deras masuk ke pikiran saya secara gratis. Dan darisana saya mendapatkan info bahwa

1. Mesin digital itu, sekali rusak biasa, biaya servicenya mahal banget, karena ngerembet ke bagian mesin yg lain
2. Mesin yg paling bandel untuk bisnis fotokopi adalah tipe NP 6650, yang harga second-nya berkisar antara 11-15juta. Mesin ini diibaratkan pekerja kelas buruh yang siap kerja 24 jam.

Wow, serasa rezeki nomplok ngedenger poin yg kedua.

Kenapa? Karena baru bulan lalu saya silaturahim ke kampus. Dan ternyata mesin di koperasi kampus nganggur satu, dan mau dijual murah. Dan emang udah rezeki, tipenya sama dengan yg poin 2.

Tebak harganya? 10 juta, 11 juta, 14 juta ?

SALAH

Karena mereka nawarin ke saya dgn harga cuman 1 juta saja!!! Alhamdulillah...

Gimana kondisi mesinnya? Yah, setelah diitung2, separah2nya kondisi mesin paling gede saya ngeluarin 7 juta buat rekondisi sana-sini. Lumayan, total 8 juta dibanding 11-15 juta yg sama-sama mesin bekas. Duitnya? Minjem dulu aja ke famili, biar bisa dicicil bulanan tanpa bunga hehehe...

Maka untuk merespon peluang tersebut, tadi siang saya pun ngirim surat penawaran ke koperasi kampus, bahwa saya berminat membeli mesin tersebut. Mudah2n aja hot deal ini bisa terwujud, amien....

NB :
1. Mohon maaf kalau bisnis saya bikin iklim bumi makin panas

2.Ternyata MAYORITAS mesin fotokopi di Indonesia adalah hasil mulung di Eropa dan Amerika. Transit di Singapura, baru deh dijual lagi ke Indonesia

3.Karena dalam bisnis ga boleh serakah, maka visi saya untuk DELICOPY ini adalah "Menjadi layanan fotokopi antar jemput gratis terbaik sepanjang Jln. Merdeka dan Purnawarman" diluar daerah tersebut, saya anggap bagian rezekinya orang lain lah...

SDM SELAMA 4 BULAN INI


Berikut adalah review kasus SDM yang dihadapi selama 4 bulan

1. Karyawan yg expert terkadang perlu "diajak ngobrol" agar tidak meremehkan kita
2. Gaji karyawan expert harus memadai, karena dia kerja paling keras
3. Kunci sukses SDM fotocopy adalah karyawan yg punya skill ngejilid & reparasi mesin
4. SDM wanita kelebihannya adalah ketelitian, sementara pria adalah ketangkasan

5. Kita perlu setor muka tiap hari, agar karyawan merasa "damai"
6. Untuk karyawan baru, magang sebulan sudah cukup untuk bikin dia jadi ahli
7. Karyawan senang bila kita bawakan oleh-oleh makanan untuk dia bawa pulang ke rumah

8. Kejujuran jauh lebih berharga dari skill dan kejeniusan
9. Berikan makan dalam bentuk nasi bungkus, jangan uang
10.Berikan gaji beserta detail perhitungannya, agar transparan

11.Karyawan yang alpa, perlu diajak curhat, tapi tetep harus dihukum
12.Bisnis akan berkah, bila pemimpin serta karyawannya sholeh/sholehah
13.Sempatkan ngobrol hal2 pribadi dgn karyawan, jgn cuman kerjaan doang

Selasa, 11 Desember 2007

QURBAN KEDUA


Pertanyaan ini saya ajukan ke adik mentor di almamater saya tadi sore. Saat ini status mereka adalah mahasiswa tingkat III. Dan satu persatu mereka menjawab dengan kalimat serupa "Diqurbanin atas nama orangtua kang"

Tapi ternyata ada satu yang berbeda! Karena adik mentor saya yg satu ini ternyata qurban dengan uang sendiri. Namanya Adi. Dan saya tahu betul sejarahnya.

Jadi gini, tahun lalu (2006) dia pernah ngobrol sama saya. Katanya, tahun depan (alias sekarang 2007) dia niat mau kurban pake uang sendiri. Maka, sebagai bukti dari niatnya itu, dia take action dengan mulai menabung.

Nah harap diingat, statusnya adalah mahasiswa. Tidak bekerja, dan tidak pula berbisnis. Tapi begitulah, Allah senantiasa menghargai orang yang berani bertekad, dan membuktikan tekad tersebut dengan langkah pertama.

Lalu, setelah saya menjadikan Adi ini sebagai contoh teladan di hadapan kelompok mentoring kami, saya pun melanjutkan bertanya "Adi, apa ini qurban pertama yg pake uang sendiri?"

Dan jawabannya membuat saya ingin sembunyi karena malu
"Engga kang, ini qurban Adi yang kedua" Katanya ringan

NB :
1. Sekali lagi, daripada uang 800 ribu nongkrong di rekening, lebih baik beliin aja hewan qurban. Sekarang makin banyak kok lembaga2 yg siap nyalurin dagingnya ke pelosok2. Liat aja spanduknya di jalan2 deket rumah anda. Dijamin ga bakalan bikin miskin, insya Allah...

2. Bagi anda yang sudah pakar dalam menggunakan surat Al Kautsar sebagai menu utama sholat hehehe... maka aneh kalo tahun ini qurban tidak menjadi amal utama anda

3. Terkait dengan cerita qurban diatas. Tidak sedikit juga keajaiban terjadi pada orang yg berangkat haji, dengan take action membuka rekening walau setoran awalnya rendah atau minimal kalo emang dia niat haji, dia dateng nanya2 ke bank.

Minggu, 09 Desember 2007

MENYEMANGATI DIRI UTK SHOLAT SUNNAH


Sahabatku,
apakah malam tadi kau sempatkan untuk bertahajjud
walau hanya 2 rakaat?

Kalau memang kita lalai,
mengapa tidak kita tunaikan shalat dhuha pagi ini
2 rakaat saja?

Rasulullah SAW berpesan :
"Beramallah kamu sesuai dengan kemampuanmu. Sesungguhnya Allah tidak pernah bosan (memberi pahala) sehingga kamu sendiri bosan beramal."
(HR Muslim)

NB : Gambar diambil dari senikehidupan.com