Kamis, 28 Februari 2008

NASIHAT SEHUBUNGAN MOMEN PENTING BAGIKU

Lima alat ukur keuntungan dalam berbisnis dan bekerja:
1. Yang namanya untung itu kalau apa yang kita lakukan menjadi amal saleh.

2. Yang namanya untung adalah kalau apa yang kita lakukan itu bisa membangun nama baik atau citra diri kita.

3. Yang namanya untung adalah kalau apa yang kita lakukan itu bisa menambah ilmu, pengalaman, dan wawasan.

4. Yang namanya untung adalah kalau apa yang kita lakukan itu bisa membangun relasi atau silaturahmi.

5. Yang namanya untung itu tidak hanya sekadar untuk mendapatkan manfaat bagi diri sendiri, tetapi apa yang kita lakukan justru harus banyak menguntungkan dan memuaskan orang lain.

Rezeki yang berkah ada tiga cirinya:
1. Hati jadi tenteram

2. Kebutuhannya tercukupi

3. Namanya terjaga

Yang tidak berkah juga ada tiga:
1. Hati menjadi resah gelisah

2. Tidak pernah tenang dengan apa yang dia miliki karena tidak pernah merasa cukup dengan apa yang ada

3. Namanya tercoreng

Sabtu, 23 Februari 2008

LAGI INGIN NULIS AJA


Selama ngeblog, saya sering merasa sayang saat momen2 penting yang terjadi selama sepekan tidak dapat tertuliskan di blog ini. Ada momen hikmah, ada momen riang gembira, ada momen haru biru, dan bahkan momen merah jambu, huhuy!

Tidak tertuliskannya momen tersebut bisa disebabkan macam2 :
1. Pas baru mulai nulis, checking inbox, ada artikel bagus, akhirnya terlena
2. Pas baru mulai nulis, sibuk merangkai kata, akhirnya bingung sendiri
3. Pas baru mulai nulis, ngantuk, akhirnya muka kejedot keyboard
4. Pas baru mulai nulis, baca blog orang keren, akhirnya jadi ga pede
5. Pas baru mulai nulis, malu takut rahasia kebongkar, akhirnya ga jadi
6. Pas baru mulai nulis, takut catetan amal jadi ilang, batal deh nulisnya

Saya yakin kita semua pernah ngalamin yang begituan, iya kan iya dong...

Nah sekarang saya mau coba praktekin nulis tanpa banyak mikir. Pokoknya nulis. Yang penting enjoy. Kalo berhenti, bentar doang, mikir dikit, tulis lagi. Ok kita mulai...

Saya sadari akhir2 ini saya agak kurang bersih. Sehubungan hampir tiap hari pulang ke rumah bada isya, maka spirit buat mandi sore biasanya keburu ilang. Akhirnya di rapel deh sama mandi besok paginya.

Hmm... kotornya fisik bisa2 masuk merembet ke kotornya hati. Ok, saya akan lebih rajin lagi mandi sekarang. Byar byur byar byur....

Sori kalo ga penting, ok yang selanjutnya...

Di tulisan sebelumnya ada tulisan tentang bersih2 otak. Nah, sehubungan inbox saya lebih penuh oleh email dari milis dibandingkan email pribadi, maka saya pun mulai menyaring milis tersebut satu persatu.

Yang paling radikal adalah untuk milis bisnis. Sekarang saya HANYA mengaktifkan milis TDA, baik pusat maupun bandung. Soalnya traffiknya bisa ratusan email perhari. Biar efektif, saya setting mode-nya daily digest sehingga hemat waktu saat membacanya.

Mengenai blog, saya pake bloglines biar hemat waktu. Jadi ga perlu ngunjungin blog favorit saya satu persatu. Karena melalui fasilitas ini, saya bisa liat berbagai blog, dalam satu halaman, pada satu waktu. Saya membagi kelompok blog ini menjadi 4 bagian yaitu :
1. Bisnis : Pak Rony, Pak Fauzi, dan Pak Hadi
2. Hikmah : Pak Agus, Mas Gaw, Prof Mubarok, dan Mas Herry
3. Motivasi : Mas Amri, Pak Ikhwan, Mas Khairul, dan Portal NLP
4. Penulis : Mbak Asma, Mbak Helvy, dan Mas Jonru
5. Update Wawasan : Mas Pitra dan Papa Fariz

Kenapa blog mereka saya pantau, karena saya suka. Titik!

Lho, kalo blog temen2 kok ga dipantengin. Tenang, good attract good, maka bagi temen2 yang rutin berkunjung, walau ga sering ngisi shoutbox atau comment, tetep aja "rasa" itu nempel di hati saya. Saya ngerasa kok, insya Allah. Dan blog temen2 pun saya kunjungi, hampir tiap hari malah :)

Trus apa sih kesibukan saya akhir2 ini. Hmm...

Saya lagi seneng dengan buku Dijalan Dakwah Aku Menikah & Istikharah Cinta.

Buku pertama saya akui isinya lengkap, detail, bahasanya ngalir, dan yang terpenting pake contoh kasus yang sifatnya lokal. Karena kalo kasus yang diceritain bukan dari negara kita, biasanya suka kurang connect.

Sementara buku kedua saya beli karena salah satu penulisnya adalah temen sendiri. Biasalah, sesama jomblo saling membantu :D Walau memang setelah saya baca, isinya tajem banget, kongkrit tentang success & failed story dalam mengamalkan istikharah khususnya di bidang perjodohan.

Oo Ow... Emang kamu mau nikah kapan Gah, calonnya siapa Gah? *gosip mode : on

Wah untuk yang ini, er ha es, silakan tanya pada rumput yang bergoyang dan kicau burung yang berdendang, hehehe....

Tapi gini, yang jelas saya mendapatkan pencerahan. Bahwa saya telah salah konsep mengenai dunia perjodohan ini.

Awalnya, dengan dalih yang namanya pernikahan itu kalo salah pilih pendamping bisa2 makin jauh kesurga, saya jadi kepengen punya pendamping yang pasti2. Yang shalehahnya pasti, ga perlu dididik lama2. Wanita yang bisa bawa saya ke surga.

Ini tidak sepenuhnya salah sih, tapi rada dodol juga :D Soalnya justru sayalah yang jadi pemimpin kelak, gue tuh ikhwan gitu loh, jadi justru saya yang harusnya meningkatkan kualitas diri biar si dia makin mudah jalannya menuju surga. Amiiiin...

Saya juga pekan2 ini lagi banyak memantapkan konsep diri. Karena saya baru sadari, sikap dan perilaku saya selama beberapa tahun terakhir ini terlalu dipengaruhi seseorang. Awalnya berpengaruh positif, namun karena saya berlebihan dalam menyikapi, akhirnya berbuah negatif.

Saya menganggap diri saya sama dengan dia. Saya kehilangan identitas. Padahal, manusia itu unik dan punya jalur masing2. Keunikan dan jalur yang kita tempuh SANGAT BOLEH berbeda, asalkan tujuannya untuk meraih ridha Allah, bener atau betul?

Oya, kemaren ada yang nanya tentang bisnis. Baiklah saya jawab. Walau mungkin caranya agak aneh. Saya sedang merintis bisnis baru, dengan clue sebagai berikut :

1. Pernah makan steak? Pernah makan ribs/iga? Bagaimana jika kedua jenis daging yang juicy tersebut dipanggang, lalu dilumuri dengan saus barbeque yang khas. Menggugah selera bukan? Apalagi kalo disajikan diatas hotplate, wuihhh....

2. Sekarang tentang lobster, hidangan bagi pecinta seafood sejati. Bagaimana jika empuknya daging si raja udang ini dimasak dalam kondisi segar, dengan lebih dari 6 variasi saus ala bintang lima. Dan anda bebas pilih! Wauw bisa-bisa air liur anda menetes membayangkannya bukan? Sluurrp...

Jujur, untuk bisnis ini kekhawatiran dan kecemasan saya jauh lebih hebat mendera dibanding bisnis2 sebelumnya. Saya takut gagal, saya takut bangkrut, dan saya sadar betul kalo rugi efeknya ga maen2!

Tapi saya tak bisa lari, saya tak bisa sembunyi. Saya harus hadapi. Seperti di barisan paling bawah buku tulis sinar dunia, you'll never know till you have tried, experience is the best teacher, and practice makes perfect!

Alhamdulillah, bener ternyata...
Nulis mah nulis aja, ini bukan masalah bakat
Ini mah masalah mau atau engga?

Ternyata banyak juga ya saya nulis, dan ternyata saya bisa toh!

Nah pesan penutup
Buat someone nun jauh disana, cinta eneng masih aye pikir-pikir, hehehe...

Senin, 18 Februari 2008

BERSIH-BERSIH

Milis-milis ya ga penting, udah saya tinggalkan. Blog-blog yang engga jelas, udah saya lupakan.

Email-email yang cuman menuhin otak, udah langsung saya delete. Buku-buku yang belum perlu buat dibaca, udah saya singkirkan.

Harus bersih-bersih otak!

Bahaya kalo terlalu banyak yang masuk. Belum sempat dicerna. Belum diendapkan hingga menjadi amal nyata.

Pantesan akhir2 ini saya ga fokus. Sering bingung, gelisah, dan begitu mudahnya untuk bosan.

Mungkin ini yang namanya overdosis informasi kali ya?
Pernah merasakan hal yang serupa juga ya?

MENJADI LELAKI SEJATI

Lembek kamu!
Waktu itu pertengahan 2004, saat kalimat pendek ini beliau hujamkan dalam-dalam ke relung hati saya. Kalimat ini terlontar, saat saya mengeluhkan kondisi bisnis saya yang cenderung stagnan.

Konsumen tak juga bertambah, dan aliran uang dapat dikatakan seret. Waktu itu saya masih kuliah.

Beliau tidak memberikan banyak kesempatan bagi saya untuk terus mengeluh, karena kalimat itu menjadi awal kisah perjuangan hidupnya.

  • Menikah disaat masih kuliah
  • Masuk 'daftar hitam aktivis' saat baru merintis karir sebagai dosen
  • Kondisi finansial morat-marit saat istri akan melahirkan
  • Mengontrak rumah mungil, sambil mendengar pekik bayi-nya yang kelaparan
  • Melihat kawan seperjuangan yang idealismenya mulai luntur satu persatu
  • Berjuang sekuat tenaga untuk tetap bersih dalam mengikuti tender dari pemerintah
Hingga akhirnya Allah berkehendak,
Tender pemerintah dimenangkannya satu persatu, dan
Proyek-proyek dari pihak swasta berebutan ingin menjadikannya konsultan

Hari itu, di gedung lantai 2 kantornya, beliau mengulangi kalimat pendek diatas. Tidak meledak-ledak, namun lirih dan menyayat-nyayat.

Kini sudah 4 tahun berlalu semenjak hari itu. Kompleks Masjid Salman sudah bukan lagi tempat dimana kantor saya berada.

Saya sudah pindah, dan rutinitas awal bulan untuk membayar biaya sewa kepada beliau sudah tak pernah saya lakukan.

Entah apakah sekarang beliau masih mengenali saya bila bertemu muka di jalan. Tapi yang jelas, hari itu 4 tahun yang lalu, saya tetap mengenalnya sebagai figur lelaki sejati.

A man with dignity !


NB :
1. Beliau bukan "tokoh" yang populer di kalangan aktivis Salman
2. Mari kita dukung "no complaining year 2008"

Sabtu, 16 Februari 2008

GATHERING TDA BANDUNG


Duh, tak mudah untuk merangkai kata
Saya rasa dari foto diatas udah tergambar sedahsyat apa acara siang tadi
Perhatiin aja senyumnya masing2 :D

Yang hadir berdasarkan urutan perkenalan diri ialah
1. Pak Abuyahya
2. Pak Bregas
3. Bu Anggi
4. Bu Eka
5. Bu Leny

6. Pak Arif
7. Kang Syaugi
8. Kang Agah Suragah
9. Kang Risdy
10.Pak Rully

11.Pak Amir Fauzi
12.Pak Taufik
13.Pak Irfan
14.Pak Yuyu Wahyudin
15.Kang Alex

16.Kang Hendra
17.Kang Tohir
18.Pak Eko
19.Pak Isdiyanto
20.Pak Fauzi Rachmanto

21.Pak Sigit
22.Kang Rama
23.Pak Ali
24.Teh Amelia
25.Pak Hendrata Prabowo
26.Pak Agus Mupla
27.Pak Hadi Hariyanto

Maaf ada beberapa orang yang telat hadir dan akhirnya tidak tercatat oleh saya. Ngomong2 nih, engga sedikit peserta gathering yang ngira saya udah bapak2. Maklum, di blog ga mejeng foto. Padahal mah, aslinya kan masih imut dan menggemaskan :D

---update dari pak lurah !---

Rekan2 action member TDA,

Akhirnya acara gathering TDA Bandung yang telah lama dinantikan terwujud juga pada hari Sabtu 16 Februari 2008 kemarin. Bertempat di Food Court Kampung Priangan, Metro Trade Center, kami para member TDA di Bandung menyempatkan diri untuk berkumpul. Acara yang dihadiri oleh 28 peserta (menurut catatan saya) baru dimulai sekitar jam 14.00, dari rencana semula jam 13.30. Kebanyakan peserta adalah "wajah baru" di TDA, karena baru bergabung kurang dari satu tahun. Meskipun masih baru, namun semangat nya jangan tanya ... tidak kalah dengan para member yg lebih dulu bergabung.

Acara dimulai dengan perkenalan dan sharing dari seluruh peserta yang hadir. Satu demi satu member TDA Bandung mengungkapkan pengalaman2 FUNtastic mereka dalam berbisnis. Dan ternyata saya baru sadar bahwa para member TDA Bandung full juragan. Ada juragan kaos, juragan kerudung, juragan cottage, hingga juragan beras pun ada.

Gathering tadi terasa begitu istimewa dengan kehadiran Pak Isdi dari majalah WK. Selain memberikan buku gratis, majalah gratis, Pak Isdi tidak tanggung-tanggung memberikan langganan majalah WK gratis selama 6 bulan untuk seluruh member yang hadir ! Benar-benar luar biasa Pak Isdi dan majalah WK ini. Kepalang basah mendapat begitu banyak dari Pak Isdi, kami pun sekalian menodong Pak Isdi untuk memberikan tips-tips supaya nama para juragan TDA Bandung bisa lebih dikenal di masyarakat luas. Pak Isdi pun memberikan tips-tips dahsyat dengan panjang lebar. Inti nya, untuk lebih dikenal kita sebagai pengusaha harus lebih berani "berkokok". Bahkan, rekan-rekan TDA Bandung pun ditantang oleh Pak Isdi untuk segera mengirimkan profil dan iklan nya ke majalah WK, untuk dimuat secara gratis.

Acara gathering kemarin hanyalah pemanasan. Dalam waktu dekat, kami pun sepakat untuk membuat acara-acara yang lebih dahsyat. Rasanya TDA Bandung tidak akan pernah sepi lagi dari kegiatan. Budaya sharing di TDA begitu kental. Juragan cottage seperti Pak Bregas dan Ibu, langsung menawarkan cottage nya sebagai lokasi jika memang diperlukan. Kebayang kan seru nya acara berikutnya jika terlaksana di cottage di Lembang. Jagoan e commerce, internet marketing dan SEO seperti Pak Arif dan Pak Ali Auza juga langsung siap jika diminta memberikan materi tentang internet marketing dan SEO. Jagoan properti seperti Pak Bowo dan Pak Taufik juga siap beramal menyumbang ilmu, jika diminta. Bahkan ustadz Abuyahya yang menyempatkan hadir, siap mendukung jika TDA Bandung akan menyelenggarakan "TDA Qalbun Salim" di Bandung. InsyaAllah segera akan kami luncurkan program-program rutin bagi member TDA Bandung.

Food Court yang lapang dan nyaman tadi memang cocok untuk acara gathering. Makanan dan minumannya sangat beragam, tersedia free wi-fi, dan musholla yang luas di lantai yang sama. Sehingga kebersamaan selama lebih dari 2 jam, tidak terasa cepat berlalu. Dan seperti biasa, pertemuan-pertemuan TDA selalu sulit "dibubarkan". Sekalipun sudah dinyatakan ditutup, tetap saja betah bergerombol. Untuk foto-foto, dapat dilihat di blog teman2 yang tadi bawa kamera, misalnya di blog Kang Agah (yang ternyata masih imut itu) http://www.thebloggah.blogspot.com/

Saya yakin acara tadi siang hanyalah awal dari efek bola salju yang segera akan semakin membesar. Potensi teman-teman TDA di Bandung betul2 luar biasa, dan saya senang menjadi bagian di dalamnya.

Sekali lagi, atas nama teman-teman TDA di Bandung, kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Pak Isdi dan rekan dari majalah WK. Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan Pak Isdi dengan kebaikan yang berlipat-lipat.

Salam FUUNtastic!

Fauzi Rachmanto
http://fauzirachmanto.blogspot.com

Jumat, 15 Februari 2008

BERBAGI CERITA BAHAGIA, BUKAN NARSIS


Kutipan dari milis TDA :

Action Members,
Di TDA ini ada budaya untuk berbagi cerita bahagia, cerita sukses, small atau big winning.

Itu bukan narsis.
Bukan sombong.
Itu adalah salah satu bentuk rasa syukur.

Saya teringat kata-kata positif dari mantan upline saya di MLM dulu:

"Sebarkan berita gembira, jangan sebarkan berita negatif".


Di TDA kita sepakat untuk menyebarkan berita gembira. Sekecil apa pun itu.

Sukses buka lapak dengan omset 100 ribu.Good...
Sukses mendapat orderan satu kontainer. Good...
Sukses keluar dari masalah. Good...
Sukses mendapat orderan pertama. Good...
Sukses menaklukkan ketakutan. Good...

Dari awal pendirian TDA, kami telah "memilih" dan "memutuskan" sebagai tempat berbagi keceriaan dan rasa syukur.

Wassalam,


Jenderal TDA
www.roniyuzirman.com

Senin, 11 Februari 2008

BELAJAR MEMBELI BISNIS

Konon menurut Brad Sugars, orang menjadi kaya bukan karena menjual produk.

Tapi karena menjual bisnis!

Bisa di franchise-kan, atau bisa juga dijual sahamnya

Nah, saya hari ini dapet pengalaman baru.

Jadi kan akhir2 ini saya lagi sering liat iklan baris di Harian PR, khususnya kolom "fotokopi"

Saya lagi nyari dan studi banding kira2 harga mesin digital ada di kisaran berapa. Ada beberapa iklan yang saya respon dengan SMS, ada juga yang saya telepon langsung.

Nah tapi di kolom ini ada yang beda. Ada yang ngiklanin, bahwa dia menjual sebuah bisnis fotokopi yang sedang berjalan di sekitaran kampus Fikom Ekstension UNPAD.

Wah, tawaran yang menarik dan unik! Bisnis lagi jalan, lokasi di tempat strategis pula, kok malah dijual....

Akhirnya berangkatlah saya kesana. Pas nyampe, saya amati, tempatnya emang oke. Depan kampus banget.

Saya masuk. ternyata pemiliknya engga ada di tempat. Lagi di mataram katanya. Dan sayapun dilayani oleh mas-mas yang jaga.

Ada 3 poin pertanyaan yang saya ajukan
1. Kenapa dijual
2. Berapa harganya, dapet apa aja
3. Dan yang terpenting, gimana cashflownya

Poin pertama, dijawab dengan kurang meyakinkan. Jadi katanya bisnis ini dijual karena sang pemilik pengen pindah lokasi usaha. Dia pengen pindah ke kampus dekat S1 Unpad atau ITB.

Kok aneh lokasi bagus dan udah di depan kampus Fikom Ekstension Unpad malahan mau pindah, pikir saya.

Dari poin pertama ini juga saya dapet gambaran tentang latar belakang sang pemilik. Walau mungkin cuma asumsi.

Jadi nampaknya, si pemilik yg dulu pernah kerja di luar negeri ini punya tabungan gede, hasil gajiannya. Dia mau bisnis tapi bingung. Ngeliat fotokopi kayaknya menarik. Deket kampus lagi.

Maka dengan semangat empat lima, dia membeli sekaligus 3 mesin baru dan 4 set komputer untuk direntalkan. Ditambah 3 printer, 1 scanner, mesin potong, laminasi, dan sebagainya.

Intinya dia reaktif, bertindak dengan emosi, bukan rasio...

Nah, nyambung ke poin kedua. Ternyata semua aset tersebut ditawarkan dengan harga 150 juta. Dan mas-mas karyawannya mengatakan bahwa beberapa hari yg lalu ada yang nawar 130 juta!

Wow, dodol sekali, pikir saya :D

Punten ya rada kasar, karena jelas :
1. Kalo saya taksir, aset2 tersebut maksimal harganya 100 juta
2.Saat saya nanya ke mas tersebut tentang sejarahnya, dia dengan polos menceritakan bahwa dialah yang menemani sang pemilik saat belanja mesin dahulu. Dan dia keceplosan bahwa total belanjanya sekitar 110 juta :P

Yang menarik adalah jawaban dari poin ketiga. Yaitu saat saya minta ke mas-nya untuk diperbolehkan ngintip laporan keuangan hingga saat ini. Sambil bangga (alias polos) dia ngomong bahwa sehari omsetnya bisa 700 rebu.

Emang sih kalo saya liat2, catetan di MS Excel-nya ada yang 400, 500, bahkan 700 rebu. Tapi pas saya klik average, ternyata angka yang keluar adalah 250 rebu doang!

Aha, inilah biang keroknya kenapa bisnis ini mau dijual. Ya jelas ga bakal nutupin sewa tempat dan gaji karyawan lah. Yang ada malahan nombok tiap bulan.

Saya pun dengan penuh gaya, pamit meninggalkan nomer HP saya disana sambil berkata

"Saya pikir2 dulu ya mas"

Hehehe...
Alhamdulillah, pengalaman unik, ilmu baru, sekaligus lucu!

Minggu, 10 Februari 2008

KALO NGAKU IMAN, HARUSNYA SENENG BERSINERGI

Salah satu poin pencerahan yang saya dapat dalam kajiannya ustadz yang satu ini hari sabtu kemarin ini adalah tentang sinergis

---

Rasulullah SAW berpesan
"Mukmin yang satu dengan yang lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling memperkuat antara sebagian dengan sebagian yang lainnya. (Rasulullah SAW sambil memasukkan jari-jari tangan ke sela jari jari lainnya) (HR. Muttafaqun 'alaih)

Dari hadits diatas ada beberapa hikmah yang saya dapatkan. Dan tentu hikmah ini sangat terkait dengan pengalaman hidup saya pribadi. Syukur-syukur kalo bermanfaat.

Hikmah pertama, bukti bahwa kita beriman adalah kita senang bersinergi

Mau curhat, akhir2 ini saya merasa makin individualistis dalam berbisnis. Sobat2 yang dulu dekat, seolah saya jauhi tanpa disadari. Memang masih keep in touch, tapi tidak sedekat dulu.

Tiap bisnis, kok saya lebih sering kerja sendiri. Mungkin ini yang bikin saya gelisah ya, terlalu mengandalkan diri sendiri

Padahal dengan bersinergi, harusnya kita yakin bahwa terjadi gabungan "jatah rezeki". Kalo jatah rezeki saya lagi seret, mungkin jatah rezeki sobat saya lagi lancar. Begitupun sebaliknya, kalo jatah rezeki sobat saya lagi seret, giliran saya rezekinya lagi lancar.

Indah ya kalo kita pake logika iman kayak gini?

Hikmah kedua, bila bertemu saudara seiman kita lebih sibuk mencari kesamaan-kesamaan yang ada

Yang namanya komunikasi itu bukanlah teknik yang plintat-plintut. Komunikasi itu akan nyambung bila dilakukan dari hati ke hati. Terserah apakah gaya komunikasinya kalem, atau bahkan meledak-ledak. Kalo hatinya nyambung, ya bakalan nyambung.

Sekarang, apa yang terjadi bila seseorang yang kita ajak ngobrol memiliki banyak kesamaan dengan kita. Sama-sama seneng baca, sama-sama blogger, sama-sama tertarik menjadi wirausaha, sama-sama seneng bertualang, sama-sama ingin memperbaiki diri agar tercipta keluarga sakinah (lho kok!).

Tentu kalo ada kesamaan, kita bakalan lebih mudah connect kan?

Inilah yang saya coba latih akhir2 ini. Ngobrol dengan orang yang berbeda zona. Ngobrol dengan orang yang tingkat ekonominya beda, yang pemahaman agamanya beda, yang organisasinya beda, yang hobinya beda, yang umurnya beda, yang asal daerahnya beda.

Karena walau ada perbedaan, pasti ada persamaan. Kenapa tidak fokus pada persamaannya aja, kan sama-sama beriman? Kalau kita selalu fokus pada perbedaan, berarti keimanan kita masih harus dipertanyakan dong.

Jadi, agak aneh kalo ngaku beriman tapi hobinya debat tentang perbedaan. Dan parahnya, hasil debat tersebut cuman menghasilkan perasaan menang-kalah yang melenakan. Bukannya menghasilkan amal nyata.

Hikmah ketiga, bila bertemu saudara seiman kita lebih sibuk melihat kelebihan-kelebihannya dibanding kekurangannya

Dengan berfokus pada kelebihan seseorang, maka kita akan toleran dengan kekurangannya. Toh kita juga punya kekurangan. Betul?

Dengan berfokus pada kelebihan, maka kita jadi pengen bersinergi. Dengan berfokus pada kekurangan, maka kita pengennya single fighter karena merasa diri lebih hebat.

Kalo dia lebih tua, pahalanya lebih banyak dari kita. Kalo dia lebih muda, dosanya lebih sedikit dari kita. Kalo dia lebih pengalaman, keputusannya lebih matang. Kalo dia belum pengalaman, penilaiannya lebih objektif dari kita.

Jadi harusnya aneh kalo golongan tua dan muda, senior dan junior senengnya saling menyalahkan, menghakimi, dan berantem melulu.

Begitulah, intinya kalo kita beriman, kita senang bersinergi. Ga hobi meremehkan, apalagi sampe merasa diri istimewa. Naudzubillah...

Nah hikmah terakhir, salah satu diantara jebakan syetan adalah, saat kita sudah bersinergi dan ternyata gagal maka kita menyimpulkan bahwa single fighter itu lebih baik.

Akibatnya? Walau kelak terlihat sukses, kita akan terasing dalam keramaian. Karena, Allah tidak memberkahi seseorang yang lepas dari "jama'ah"

---

Sebagai tambahan referensi, kita bisa belajar dari angsa di slide ini

Ngomong2, teori mah gampang ya :P
Giliran praktek di lapangan, keimanan kita harus dibuktikan

Jumat, 08 Februari 2008

BANDUNG LAUTAN TDA


Cukup lama teman2 TDA Bandung tidak saling bertemu semenjak acara "nonton bareng the Secret" tahun lalu.

Atas permintaan banyak pihak yang sudah rindu luar biasa, teman2 TDA Bandung berniat untuk mengadakan gathering, copy darat, temu off-line, atau apapun namanya. Yang rencananya insya Allah akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal : Sabtu/ 16 Februari 2008
Jam : 13.30-16.00 WIB
Tempat : Food Court Kampung Priangan, MTC Mall, Jl. Soekarno-Hatta, Bandung
Agenda : Silaturahmi, sharing, dan diskusi rencana kegiatan TDA Bandung
Biaya: Free of Charge, karena di Food Court, you pay what you eat/drink saja.

Ayo pastikan kehadiran Anda!

email ke : f_rachmanto@yahoo.com

Selasa, 05 Februari 2008

PENGUSAHA FUTUR

Beberapa hari sempet ngobrol dengan Kang Agus Metal

Gah, kamu tau engga,
Gimana tahapan futur/turunnya keimanan seorang pengusaha?

Awalnya,
Dia menjadikan bisnisnya sebagai sarana untuk mendekat kepada Allah

Sedikit demi sedikit,

Dia menjadikan kedekatannya dengan Allah sebagai sarana agar bisnisnya sukses

Engga masalah sih, tapi derajatnya di sisi Allah udah beda

Yang asalnya sarana, berubah jadi tujuan
Yang asalnya tujuan, berubah jadi sarana

Minggu, 03 Februari 2008

SILATURAHIM KE ADEDA

Sabtu kemarin, alhamdulillah kami bisa bersilaturahim ke Adeda alias Abdurrahman Yuri di kediamannya. Siapa tau masih asing dengan namanya, saya infokan bahwa beliau adalah adik kandung Aa Gym sekaligus CEO MQ Corporation.

Adeda banyak berperan dalam membangun sistem kerja di MQ Corp, karena dapat dikatakan beliau adalah orang di balik layar dalam mengurus MQ Corp, disaat Aa Gym berkeliling Indonesia untuk berdakwah.

Beliau pun menjelaskan bahwa dirinya memiliki perbedaan karakter dengan kakak kandungnya. Adeda adalah seorang risk averse, sementara kakaknya adalah risk taker. Sebuah perpaduan yang manis, menurut saya.

Nah, kunjungan kami kesana sebenernya merupakan follow up dari Milad TDA kemaren. Pasca acara tersebut kami berkomitmen untuk berkunjung ke rumah seorang wirausahawan setiap sebulan sekali.

Kami yakin dengan silaturahim akan membawa rezeki. Bukan hanya rezeki berupa uang, tapi ilmu, pengalaman, dan tambahan wawasanlah yang jauh lebih bernilai.

Dengan menduplikasi kiat suksesnya, tentu effort yang dikeluarkan dalam merintis bisnis pun akan lebih efektif bukan?

Berdua dengan kakaknya, Adeda mengawali bisnisnya dengan berdagang di lapak kaki lima. Dulu beliau biasa berdagang aksesoris muslim di depan istiqlal. Beliau pun pernah berbisnis WC umum, sehingga hapal betul ekspresi wajah para pelanggannya yang terlihat menahan "beban berat" hehehe...

Nah darisini beliau berpesan, dalam berbisnis jangan semata2 cari duit. Justru carilah esensinya, pelajaran apa yang bisa diambil dari bisnis tersebut. Karena, setiap bisnis punya karakteristik.

Karakteristik bisnis kuliner, tentu berbeda dengan bisnis fashion. Karakteristik bisnis jasa, tantu berbeda dengan bisnis produksi garmen. Kesemuanya unik, dan memiliki kiat sukses yang berbeda.

Nah terkait karakteristik bisnis, kitapun perlu mengetahui karakter diri kita. Senangnya di bidang apa? Agar enjoy menjalani bisnis tersebut. Pertanyaannya, gimana cara mengcocokan karakter diri dan karakter bisnis?

Jawabannya simpel, karena dimisalkan dengan petak umpet oleh Adeda. Dalam permainan ini, kita bertugas mencari teman2 kita yang sembunyi. Nah bila satu orang teman sudah ketemu, maka kita tinggal mencari lagi di tempat yang berbeda.

Maksudnya begini, mumpung masih muda, lebih baik kita banyak mencoba. Nanti juga ketemu kita cocoknya dimana. Jika sudah ketemu dan sudah lumayan jalan, kita bisa mencari bisnis lain. Salah atau benar mah biasa, berani mencoba itu yang luar biasa!

Insting berani mencoba inilah yang terus dipelihara beliau hingga saat ini. Caranya, setiap bulan gaji beliau selaku CEO langsung masuk ke rekening.

Beliau tidak mau merasa aman dengan gaji yang rutin. Maka, karena tidak merasa menerima uang gaji, beliaupun berbisnis di rumahnya. Ada baju koko, busana muslimah, dsb. Pokoknya pelataran rumahnya mirip lapak lah, subhanallah...

Beliau tidak malu menawarkan baju produksinya ke orang lain.

Teman saya bertanya, A gimana caranya biar ga malu nawarin barang kita ke orang?

Beliau menjawab, Kita malu nawarin karena berpikir keuntungan buat diri sendiri.
Coba pikirkan jika dengan baju yang kita jual misalnya, teman kita jadi lebih rapi, lebih keren, bahannya nyaman, dan harganya terjangkau. Jelas ga bakalan malu nawarin kan? Karena kita pengen menguntungkan orang lain.

Dalam pertemuan tersebut pun kami mendapatkan banyak wawasan dan ide2 yang belum terpikir oleh kami yang muda2. Tentang merintis usaha, mengembangkannya, bahkan hingga bagaimana menyehatkan perusahaan yang sedang "drop" seperti MQ Corp saat ini.

Sebagai penutup beliau mengingatkan pada kami, bahwa jadikanlah bisnis sebagai sarana menolong agama Allah. Carilah rezeki dengan halal, dan sedekahkan sebagian hasilnya.

Jangan takut miskin dan rugi, karena bila kita menjaga batasan syariat dalam bisnis, PASTI Allah akan mencukupi kebutuhan2 kita.

Baik sodara-sodara, demikian sharing dari saya, bulan depan masih belum tau mau ketemu sama siapa. Semoga budaya silaturahim ini bisa konsisten kami lakukan. Amin...

NB - Kalo bulan depan ada yg mau ikut, hayu-hayu aja kok, kontak aja saya ok! Ada usul baiknya kita berkunjung ke siapa?

MENEMUKAN HARTA KARUN YANG DULU TERPENDAM

Dulu sewaktu masih imut, yang paling dibanggakan oleh orangtua dari saya adalah kemampuan mendalang (jangan ketawa!) Konon, dulu saya sangat hapal nama tokoh2 dunia pewayangan.

Bahkan kata mereka, saya bisa merancang sendiri skenario hendak dibawa kemana tokoh wayang anu.

Apakah dia masih hidup diakhir cerita, atau hanya jadi figuran sekilas di tengah cerita. Atau bahkan cepat2 saya bunuh di awal cerita :D

Seiring berjalannya waktu, terkuburlah bakat tersebut. Apalagi bangku sekolah yang memang hanya memberi sedikit ruang bagi keunikan setiap anak.

Tapi, tetap saja ternyata saya masih senang bercerita. Dan baru sekarang saya ingat bahwa dulu saat SD, pernah beberapa teman dekat meminta saya menjelaskan pelajaran yang tidak mereka mengerti.

Dan ternyata saya bisa menjelaskannya dengan singkat, sederhana, dan mengubah perasaan rumit menjadi ceria. Keren banget lah pokoknya :P

Cerita berlanjut, hingga akhirnya saya duduk di bangku SMP. Saya juara lomba resensi buku se-Bandung Raya gitu loh! Saya ingat tatapan penuh rasa ingin tahu dari temen2 di kelas, saat panitia mengantarkan hadiahnya langsung ke sekolah, bukan ke rumah.

Padahal sebenernya, saya juara karena dua alasan. Pertama, saya curiga pesertanya kurang dari 5 orang. Kedua, saya membuat resensi tersebut dengan 80% inspirasi dari sampul belakang buku, yang biasanya emang udah ada resensinya hehehe...

Sewaktu SMA, saya mengenal yang namanya mentoring keislaman. Saya menikmati masa2 itu. Dan sebagaimana siklus alami, status saya meningkat dari yang asalanya peserta menjadi pemateri mentoring. Alhamdulillah.

Memang, rencana Allah bukanlah sesuatu yang dapat ditebak. Seiring berjalannya waktu, zona saya meluas dari mentoring kelompok ke arah public speaking yang sifatnya massal.

Berawal dari membuka acara di event2 organisasi skala kampus. Saya -tanpa pernah kepikiran apalagi merencanakan- mulai diundang untuk menjadi moderator beberapa narasumber baik di bidang bisnis maupun dakwah yang pengalamannya bagai bumi dan langit bila dibandingkan dengan saya.

Beberapa diantaranya adalah Uje, Mbak Asma, Pak Nur, Adeda, dan Pak Yana Raharja. Dan berada di samping mereka, tentu sebuah sensasi dan kegelisahan tersendiri :D

Seolah inilah cara Allah agar saya bisa menemukan kembali bakat alami yang dikaruniakanNya.

Dari awalnya mentoring dan menjadi moderator, saya pun belajar untuk memberi training. Dimulai dari kegiatan training untuk adik almamater hingga -lagi2 tanpa terbayang- mahasiswa di kampus negeri, yang notabene lebih pinter2 daripada saya.

Kok bisa? Hal ini karena saya bersama beberapa teman, 4 tahun yg lalu sudah merintis bisnis bimbingan belajar privat. Kami ingin setiap calon pengajar bisa membuat muridnya puas. Maka diadakanlah training.

Siapa pematerinya? Karena duit cekak terpaksalah kami yang melakukannya. Dan memang, kepepet selalu membawa hikmah :D

Subhanallah...
Ternyata hari ini saya makin yakin, bahwa saya memiliki bakat alami di bidang komunikasi. Ternyata perasaan saya sangat enjoy baik jika berkomunikasi lewat lisan maupun tulisan. I feel good lah pokoknya mah!

Sungguh manis skenario yang Allah berikan saat saya gemar mendalang dulu. Hikmahnya baru terasa sekarang. Dan saya yakin, koneksi antar momen dalam hidup kita terkadang baru disadari setelah beberapa lama. Inilah rahasia takdir.

Menemukan sesuatu yang lama terpendam, tentu merupakan hal yang sangat berharga. Dan menyadari bakat alami, insya Allah akan membuat hidup kita makin enjoy. Karena, kita bisa memilih bidang aktivitas yang memang kita senangi.

Bisa memilih, itu kuncinya. Karena sayang sekali jika hidup kita dijalani dengan keterpaksaan, cuman ikut2an. Tidak menuruti kata hati, bakat alami, apalagi jika sampai dibuat-buat.

Sekarang saya baru sadar, kenapa dulu saya nervous abis saat diundang pertama kali oleh si akang ganteng yang satu ini untuk sharing di komunitas tempat beliau bernaung.

Saya nervous karena saya ingin tampil tidak sebagaimana saya adanya. Pengen perfect, tanpa cela. Untungnya, karena satu dan lain hal acara tersebut batal. Diganti di lain waktu.

Akhirnya di pertemuan kedua, saya bersikap apa adanya. Cara berpakaian, cara berbicara, dan semua ciri yang memang saya lakukan sehari-hari.

Hasilnya? Alhamdulillah, saya enjoy dan -nampaknya- peserta juga enjoy ;P

Dan yang bikin lebih enjoy, tanpa diduga sebelumnya, saya dikasih amplop. Lumayanlah, bisa buat beli kerupuk satu karung hehehe...

Terakhir, coba deh anda baca motto yang saya tulis di bawah judul blog ini. Itulah yang membuat saya PeDe buat ngeblog dengan gaya enjoy seperti ini :)