Rabu, 07 Januari 2009

OLEH-OLEH DARI GARUT

Mengawali awal tahun, saya bersama beberapa teman dekat memutuskan liburan ke Garut, kota yang dikenal eksotik baik pemandangan maupun kulinernya (gadis desa-nya eksotik juga deng hehehe..)

Rute pertama adalah Cijapati, jalan yang sudah jarang dilalui lagi oleh pengendara karena sudah ada jalur Nagreg. Disana kami berkunjung ke peternakan sapi milik perusahaan Dilamo, yang beken dengan produk sosisnya.

Dari luar sih cuman keliatan gerbang tinggi dan berkarat doang, tapi pas masuk ke dalam, LUAR BIASAA !!!

Lokasinya luas sekali, dengan ribuan sapi dari berbagai jenis diternakkan di dalamnya. Ada sapi bali, australia, perancis, amerika, dsb.

Dan yang lebih edun, sapi2 tersebut minimal beratnya setengah ton !!!




Dari peternakan, masih di sekitaran cijapati, kami benar2 terpukau dengan keindahan alam di kiri kanan jalan. Kayaknya ga banyak yang tau ya keindahan alam disini. Soalnya mobil sepi banget. Atau mungkin karena jalannya yang agak ekstrim kali ya, sempit, curam menanjak, dan berkelak-kelok.

Yah memang dibalik resiko biasanya ada hal2 yang luar biasa. Sulitnya rute, dibayar tuntas dengan pemandangan super indah. Kalo liat di film Lord of The Rings, pemandangan disini ga kalah deh sama New Zealand. Makanya kami sengaja menepikan kendaraan untuk berfoto2 dahulu.

Kang Agus (partner di RK), Cima (sobat se-SMA), Gigin (Member Fans Kang Agah)

Akhirnya tiba juga kami di Garut, siang hari adalah waktu yang tepat buat wisata kuliner. Karena saya yang jadi komandan, maka saya membawa para prajurit ke sebuah rumah makan legendaris di Jalan Ahmad Yani, deket BRI.

Nama rumah makan tersebut adalah Wan Samin A, entah nama ini artinya apa, yang jelas tempat ini penuh memori bagi saya. Karena setiap tahun, di minggu pertama lebaran, keluarga besar kami selalu makan disini. Demi memenuhi nostalgia kakek nenek tercinta.

Menu yang paling mak nyus disini adalah pindang ikan mas. Rasanya manis dan gurih, dengan aroma rempah-rempah yang sangat meresap. Ditambah kikil tumis cabe hijau, porsi nasi saya menjadi berkali lipat saat menikmati dua sajian ini. Juara dunia lah pokoknya mah!

Bapak saya selalu menanamkan doktrin, bahwa ciri makanan enak adalah, dahi kita berkeringat saat selesai menyantapnya. Karena saya anak yang soleh, saya pun mengamini doktrin tersebut :)


Sore hari menjelang, dan kami pun menuju vila sodara saya yang akan menjadi rumah singgah kami. Lokasinya di daerah Cipanas, tempat berendam air hangat itu loh.

Sayangnya sebagai supir amatiran, mobil yang saya kendarai malahan nyasar. Kami salah belok, sehingga harus melalui jalan sempit di tepian sawah. Jalannya emang jelek dan sempit, tapi lagi2 karena tidak tahan dengan pemandangan yang dahsyat, kamipun menepi untuk berfoto2 dahulu.

Gimana ngga dahsyat, gunung menjulang tinggi dikombinasikan dengan pematang sawah yang hijau menghampar, sungguh mengingatkan kami akan memori saat pelajaran menggambar di bangku TK dahulu :P

Pemuda kota, memburu gadis desa

Liburan kali ini memang bener2 sukses bagi kami yang penuh problematika dalam hidup (haiiyyah, lebay !)

Saya yang bergumul dengan rutinitas bisnis
Kang Agus dan Gigin yang ada gesekan dengan keluarganya
Dan Cima yang merasa jenuh tingkat tinggi, katanya

Alhamdulillah, walau liburan ini penuh canda yang membuat perut geli dan rahang capek (ini ga lebay, ini beneran) kami tetap memegang teguh prinsip Anak Gaul Cinta Rasul, dimana prinsip solat berjamaah di awal waktu kami jalani sekuat tenaga, cieeeh....

Demikian oleh-oleh dari Garut, mohon maap lahir batin karena saya ga bawa dodol, maklum dunia perekonomian sedang dialihkan buat nikah taun ini. Mohon doa restu ya :P

Oya ini pose penutup dari sekitaran Cangkuang, naik rakit bagaikan pendekar di film-film cina yang berjalan di atas air, sambil genit menggigit ujung kacamata