Rabu, 26 November 2008

YAH NAMANYA JUGA USAHA (KATA KOKO LIONG SANG PEMILIK BANYAK PABRIK)

Dialog ini kisah nyata dari konsultan bisnis pribadi saya, yang konon bayarannya udah pake dollar perjam-nya cenah.

Namanya sengaja saya rahasiakan, tapi blognya ada disini (sama aja bo'ong hehe...)

Suatu hari beliau sedang mendampingi kliennya, pengusaha keturunan tionghoa yang memiliki beberapa pabrik besar. Kita sebut aja namanya Koko Liong

Koko Liong : Ris, lu tau kaga kenapa pengusaha tionghoa biasanya lebih sukses dari pribumi?

Kang Aries : Wah bener juga, kenapa ya Ko?

Koko Liong : Gini nih, oe punya ilustrasinya, lu mau denger kaga?

Kang Aries : Wah tentu dong Ko (ya iyalaahh, elmu geratis masa ditolak)

Koko Liong : Suatu hari, ada pengusaha pribumi dan pengusaha tionghoa, pengusaha pribumi make BMW, pengusaha tionghoa make BMX (sepedah maksudnya)

Nah, tiba2 si pengusaha tionghoa itu mendekati pengusaha pribumi yang lagih markir mobil BMWnya. Setelah menyapa ramah, tanpa diduga si pengusaha tionghoa bertanya

"Eh mau kaga BMW lu dituker sama BMX gue?"

Nah Ris, menurut lu kira2 gimana?

Kang Aries : Yah pasti si pengusaha pribumi itu nganggep si pengusaha tionghoa becanda, bahkan bisa sampe nganggep gila

Koko Liong : Bener Ris, si pengusaha pribumi langsung melotot sambil komentar

"Anda gila ya?"

Dan dengan santai si pengusaha tionghoa menjawab

"Yah namanya juga usaha"


Nah sodara2 sekalian, ada hikmah besar dari kutipan dialog diatas. Yaitu prinsip "Namanya juga usaha"

Prinsip yang kata Nabi SAW dibilang "Ikat dulu untamu" atau "Bagaikan burung yang lapar terbang di pagi hari, dan kenyang saat pulang di sore hari"

Jadi kalo kita mulai merasa hidup gini2 aja dan bararosen
pergaulan gini2 aja ga nambah2 sobat
kerja gini2 aja karir ga naek2
usaha gini2 aja serasa ga berkembang dan jalan ditempat
jomblo gini2 aja kayak ga ada yang minat jadiin kita pasangannya
kesolehan gini2 aja serasa hanya rutinitas,

solusinya gampang

"Udah usaha belum?" Karena diam dan hanya meratap tidak akan merubah apa2

Lebih baik cepat bertindak sehingga lebih cepat menyadari kesalahan, daripada diem.

Lebih baik cepat bertindak sehingga lebih cepat mendapatkan jawaban atas kebimbangan, daripada diem.

Eh tapi inget, tindakan yang tidak dibimbing sama Allah juga percuma, maka jangan lupa berdoa sebelum dan sesudah bertindak okeh

Selasa, 25 November 2008

TDA Bandung Forum Desember 08 : Kunjungan ke Villa Domba

Action Members,

Iklan dulu PARCEL HARI RAYA BALI

Lanjut, Mungkin Anda sering mendengar keluh kesah dan pertanyaan seperti ini:

"Mengapa sih, acara TDA selalu hanya ttg usaha garment atau IT saja ..."

"Indonesia ini kan negara agraris, mengapa TDA jarang mengangkat usaha agrobisnis?"

"Apa betul bisnis peternakan atau pertanian, bisa dikerjakan oleh karyawan yg baru belajar usaha seperti saya?"

"Beternak sih gampang, jualnya kemana?" dst..

Tenang ... tenang ...

Menanggapi segala pertanyaan di atas, TDA Bandung kembali menggelar Forum
Bandung, yg untuk edisi Desember 2008 mengambil tema: "Kiat Sukses Menjadi
Peternak Domba", bersama Pemilik Villa Domba Kang Agus Ramada S. Yang akan
dilaksanakan pada:

Hari/ Tanggal: Sabtu/ 13 Desember 2008

Waktu: Jam 09.00 - 15.00

Tempat: Villa Domba, Soreang, Kab. Bandung

Narasumber: Kang Agus Ramada S. Pebisnis ternak domba garut "Villa Domba", yang saat ini laris manis diliput berbagai media dan televisi.

InsyaAllah Kang Agus akan sharing, bagaimana ternak domba ini dimulai,
pengelolaan ternak, aspek pemasaran, sinergi dengan perkebunan vanilla, dsb.

Bosen berteori? Makanya biar tidak kebanyakan teori, kita langsung visit Villa
Domba Kang Agus.

Peserta:
Terbuka untuk member TDA dari Bandung dan kota2 lain. Hanya, supaya Domba2 nya tidak stress, peserta kita batasi hingga maksimal 40 orang.

Pendaftaran:
Gampang2 saja, segera transfer pengganti konsumsi (makan siang) sebesar
Rp.25.000,-/ orang, melalui:

BCA Cabang Buah Batu Bandung, No-rek : 77-5053-1851 an. Arif Budiyono,atau

Bank Mandiri Cabang Martadina Bandung, No-rek : 131-000-4298-628 an. Arif
Budiyono,atau

Bank Syariah Mandiri Cabang Buah Batu Bandung, No-rek : 125-700-8701 an. Arif
Budiyono, atau

BNI Cabang Bandung, No-rek : 0153-629-636 an. Arif Budiyono

Setelah membayar, jangan lupa konfirmasi:

Kirim email ke ab_djamsa@yahoo.com cc ke arif@cinox.co.id dengan menyebutkan nama, besarnya transfer, waktu transfer, melalui Bank apa, ke rekening bank apa.

Penting! Cantumkan: Membawa mobil atau Tidak membawa mobil. Jika membawa mobil, cantumkan bersedia share berapa seat. Contoh:

Fauzi Rachmanto, membawa mobil, bersedia share 3 seat.

Peserta yg sudah konfirm akan diumumkan dari waktu ke waktu, hingga H-3 atau
jumlah peserta sudah memenuhi kuota.

Teknis keberangkatan akan diumumkan menyusul.

Buruan mendaftar, jangan sampai kehilangan kesempatan emas belajar bisnis
peternakan langsung di lokasi seperti ini.

Sampai ketemu di Villa Domba!

Salam,

Fauzirachmanto.blogspot.com


--------------------TAMBAHAN--------------------


Assalammualaikum Wr. Wb.

Insya Allah Villa Domba siap pak dalam menerima suatu kehormatan ini. Sebagai
informasi tambahan: Bilamana tidak ada kendala maka akan turut hadir pula para
pendekar ternak domba di acara tersebut, antara lain:

Pak Suhadi Sukama selaku sang penggagas Villa Domba.

Kang Yegi dari Sinergi sebagai seorang peternak domba muda yang posisi jualan
kurbannya saat ini sudah mencapai 4000 ekor dan baru saja menolak tawaran ekspor domba ke Saudi Arabia.

Kemudian para CPD alias Cewek Pecinta Domba yang posisi jualan kurbannya saat
ini sudah mencapai 2000 ekor dan keberadaannya dapat didengar pada radio Hard
Rock FM.

Pak Teddy si Peternak Luar Biasa dengan gagasan kurban melaluinya hanya cukup
dengan menyetor uang Rp. 1 juta dapat kurban sepanjang masa.

Beberapa pendekar ternak domba lainnya yang Alhamdullilah dari pertemuan di
Villa Domba kemarin siap hadir dan berkenan membagi ilmu berikut pengalamannya.

Semoga tidak ada perubahan dan halangan dari mereka disamping personil inti
Villa Domba. Ucapan permohonan maaf baru merespond Emailnya dikarenakan sedang sibuk persiapan kurban 1429 H. Informasi tentang profile pendekar ternak domba Insya Allah akan diposting pada minggu ini pada Blog Domba Garut dikarenakan dilapangan akses internet agak tersendat.


Hatur Nuhun


Agus Ramada S
dombagarut.blogspot.com

--------------------INFO TIDAK PENTING--------------------

Ini adalah contoh foto ekstrim hasil kunjungan saya pas ke villa domba



Yang ngambil gambar: Bos Adzan Wahyu

KUE TART ULANG TAHUN

Sabtu, 15 November 2008

HAMBA DUNIA (CUMA BECANDA)

Dialog nyata, tapi lebih banyak ditambah2in

Agah Suragah : Pak Ustad, hamba dunia teh siapa sih? Orang kaya kah?

Ustad Surustad : Muridku Agah yang tampan, hamba dunia belum tentu orang kaya, bisa iya, bisa ngga

Agah Suragah : Lho maksudnyeh!?

Ustad Surustad : Hamba dunia itu adalah orang yang hatinya terbolak balik karena menjadikan dunia sebagai pembanding

Agah Suragah : Jadi orang kismin eh miskin juga bisa jadi hamba dunia ya Ustad?

Ustad Surustad : Oh bisa lah, masa bisa dong. Misal, kalo dia miskin, dan minder sama orang kaya karena duitnya, itu bisa disebut hamba dunia

Agah Suragah : Beda ya stad, kalo dia minder bukan karena duitnya, tapi minder karena amal solehnya

Ustad Surustad : Iya, memang pinter muridku ini

Agah Suragah : Berarti kalo saya MINDER karena kurang duit, karena kurang pinter, karena kurang populer, karena masih TDB, karena usaha masih kecil, karena karir masih dibawah, karena kurang cakep, saya hamba dunia dong ustad?

Ustad Surustad : Subhanallah, muridku memang ca'em, iya bener Gah

Agah Suragah : Oh satu lagi stad, berarti hamba dunia itu bukan cuman orang yang SOMBONG karena dunia doang stad, yang MINDER karena dunia pun bisa dikategorikan sebagai hamba dunia dong

Ustad Surustad :
Subhanallah, bener, ga salah memang saya milih murid secucok kamu Gah

Agah Suragah : Wah siapa siapa dulu dong, Agaaah gitu loh

Ustad Surustad : Gah, sayang kalo keimutan kamu ini disia-siakan, mau saya jodohin ngga?

Agah Suragah : Wah serius nih stad?

Ustad Surustad :
Serius, ada salah satu jamaah majelis talim yang saya pimpin, rajin banget, dari awal majelis talim dibentuk sampe sekarang ga pernah absen, masih gadis gah!

Agah Suragah : Wah subhanallah wanita shalehah dong, masih gadis lagi, mau ah ustad, siap gerak! Kapan mau diketemuin nih stad... (nafsu membara)

Ustad Surustad :
Wah kalo gitu Alhamdulillah, memang sih beliau masih gadis, tapi semangat jihadnya subhanallah, mantan pejuang 45 Gah, masih mau kan? Inget lho teori hamba dunia (sambil cekikikan)

Agah Suragah : *$&@X* (merah padam)

Senin, 10 November 2008

MENU TERBARU REPUBLIK KULINER NOVEMBER 2008 SEBAGAI TEMPAT TUJUAN WISATA KULINER DI BANDUNG







As usual, hostspot dan ngecharge batere bisa sepuasnya di Republik Kuliner

Bagi anda yang berada di luar kota, terimakasih telah menjadikan RK sebagai salah satu tujuan wisata kuliner di Bandung :)

Kamis, 06 November 2008

CICAK vs NYAMUK & MASALAH vs SOLUSI

Tadi sore kebeneran saya ashar di DT, abis survey lokasi buat halal bi halal TDA sabtu ini. Nah ternyata kalo hari kamis sore tuh di DT suka ada pengajian rutin Kitab Al Hikam oleh guru ngaji favorit kita, yaitu Aa Gym :)

Materinya simpel tapi ngena banget ke saya yang beberapa pekan ini sedang agak sulit senyum.

Semua manusia, dalam menjalani hidupnya, pasti akan sibuk dengan dua hal yaitu
1. pusing karena pengen menyelesaikan masalah/persoalan hidupnya

2. lieur karena pengen memenuhi hajat/kebutuhan hidupnya

Beliau mengambil tamsil antara cicak dan nyamuk.

Cicak bisa diibaratkan sebagai masalah, dan nyamuk sebagai solusinya
Atau bisa juga cicak diibaratkan sebagai hajat hidup, dan nyamuk sebagai pemenuhannya

Kemungkinan cicak bisa makan nyamuk ada tiga hal yaitu
1. Si cicak yang mendekati si nyamuk

2. Si cicak mendekati nyamuk, dan nyamuk pun mendekati cicak

3. Si nyamuk yang mendekati si cicak

Kebeneran pekan2 ini saya ngerasa lagi ruwet banget. Jadi yang ngena ke saya barangkali yang tentang kepusingan dalam menyelesaikan masalah hidup.

Nah dari bahasan Aa Gym tentang cicak dan nyamuk diatas, ternyata masalah itu bisa selesai dengan tiga kemungkinan
1. Kita ditunjukkan oleh Allah solusinya, dan kita dibimbing oleh Allah untuk bergerak mendekat ke arah solusi tersebut

2. Kita ditunjukkan oleh Allah solusinya, dan sikon-nya pun Allah skenariokan sedemikian rupa hingga si solusi tersebut sangat mudah untuk segera kita lakukan

3. Kita tidak tahu bagaimana menyelesaikan masalah tersebut, tapi tiba2 ada aja jalannya dimana solusi atas masalah tersebut datang dengan sendirinya (atas izin Allah), dan akhirnya beres deh

Dan kesimpulan dari tiga hal diatas adalah :

Bagaimana mungkin Allah akan bersegera memberikan solusi atas masalah2 kita, kalo kitanya juga pas dipanggil sama Allah malahan tidak bersegera.

Misalnya nunda2 solat padahal udah jelas bahwa adzan tuh panggilan Allah buat kita yang ngaku Islam. Yuu...

NB :

- pengumuman tidak penting, penulis blog ini adalah pengidap cicak-phobia :D
- komentar dari kang agus ramada mungkin lebih ngena deh, kata beliau :

Setuju pisan kang. Dan kalau boleh menambahkan di mana kata kuncinya adalah ikhlas dalam melakukan segala hal di mana Insya Allah akan senantiasa terbimbing dan diberikan pertolongan oleh-Nya. Ini juga yang sedang menjadi perenungan saya dalam bulan-bulan ini.

Saya mengibaratkan manusia adalah cicaknya dan nyamuk adalah kebutuhannya. Skenarionya bisa saja cicak nguber-nguber nyamuk sampai lelah tapi si nyamuk begitu lincah dan tidak didapat, tapi bukan tidak mungkin si cicak cukup diam dan nyamuk yang mendekati, nah ini yang normal, cicak mengejar si nyamuk dan nyamuk pun didapat, cicak tidak ngoyo mengejar semua nyamuk namun kejarlah nyamuk yang terdekat dengan usahanya. Kok jadi membahas soal cicak dan nyamuk ya kang? He3x....

6 DERAJAT WANITA SOLEHAH DILIHAT DARI CASINGNYA

Obrolan iseng dengan seorang sobat di sebuah masjid kampus tempat ngeceng favorit kami beberapa taun yang lalu

"Gah, gimana cara bedain tu akhwat tingkat tinggi atau biasa aja dari penampilannya?"

"Hmm... kalo akhwat tingkat tinggi mah make manset, soalnya khawatir pergelangan tangannya terlihat, kan aurat" Jawab saya dengan yakin

"Salah!" Kata sobat saya sambil mesem2

"Yang bener adalah, akhwat tingkat tinggi mah walau buka sepatu tapi ga pernah buka kaos kaki, soalnya kaki kan aurat"

"Buset, rajin banget lu merhatiin sampe sedetail ini, berarti ngeceng nya lebih parah dari gue" Gumam saya dalam hati sambil ketawa ketiwi

Nah ngomong2 masalah penampilan alias casing, maka kami berdua menyimpulkan bahwa untuk mencapai derajat wanita solehah tingkat tinggi menurut versi kami adalah

Derajat pertama, si eneng dengan kerudung gaul diiket ke leher, sambil pakaian masih ngetat sana sini

Derajat kedua, si eneng dengan kerudung ga diiket tapi ga nutupin dada, baju mulai longgar hingga pinggang, dan lebih sering mengenakan celana

Derajat ketiga, si eneng dengan kerudung terulur hingga dada, baju longgar hingga menutupi pinggul, lebih sering mengenakan rok daripada celana, dan udah pake manset

Derajat keempat, si eneng kerudung lebar, baju sangat longgar, pake rok everyday, manset udah keharusan, kaos kaki kadang dilepas. Nah tapi si eneng hobinya adalah mengenakan pakaian yang warnanya ngejreng, misal dari atas sampe bawah warnanya pink semuaaaah :D

Derajat kelima, si eneng jilbabers dengan baju, rok, manset, dan kaos kaki yang udah konsisten dipake terus. Lebih sering mengenakan warna2 yang tidak menarik perhatian, walau tetep aja ga bisa menutupi kemanisannya, hehehe....

Dan akhirnya derajat keenam, yaitu yang model2 Aisha di pilem Ayat2 Cinta. Auratnya benar2 hanya milik suaminya :D :D :D

Yah tapi da ini mah hanya iseng2an kami aja, maklum masih bujangan, darah muda.

Sekali lagi, jangan beli henpon karena casingnya doang. Dan jangan naksir sama wanita cuman karena cantiknya doang.

Sebagaimana casing henpon bisa diupgrade, kecantikan pun bisa diupgrade, tinggal mau atau ngga aja ngemodalin calon istri kita kalo misal entar berjodoh.

Yang terpenting dari henpon adalah optimal dalam artian speks sesuai kebutuhan kita. Ngapain nyari yang tinggi kalo akhirnya malah mubadzir.

Begitupun nyari calon istri, ngapain nyari yang super duper kalo akhirnya jadi mubadzir ke kitanya. Dan lebih sedih lagi, potensi si teteh bisa jadi malah ngga maksimal, terkorbankan gara2 kita.

Sadar diri aja lah, butuhnya yang gimana, yang bisa optimal buat sama2 mengepakkan sayap ke surga kelak ;)

Sekali lagi, ini mah tulisan iseng. Mohon maap lahir dan batin buat yang kurang berkenan.

Selasa, 04 November 2008

PULSA YANG HARUS DI ISI ULANG TIAP HARI

Ibarat handphone yang setelah pulsanya diisi, jumlahnya akan terus berkurang tiap hari, kecuali kita isi ulang

Begitupun keimanan, kalo tidak diisi ulang dengan menuntut ilmu (baca, denger, hadir pengajian, dsb) dan beramal shaleh (ibadah harian) maka keimanan dijamin akan menurun

Saya baru aja nemu situs bagus dan nampaknya nyambung banget dengan ilustrasi diatas, situsnya www.pulsakehidupan.com

Nah, kalo yang paling menarik bagi saya, di situs ini ada artikel2 kuliah online nya ustad yusuf mansur, link nya ada di kiri bagian kuliah tauhid

Selamat mengisi pulsa keimanan ya ^_^

Kamis, 30 Oktober 2008

HALAL BI HALAL NASIONAL KOMUNITAS BISNIS TANGANDIATAS 2008

Siapa saja yang bakal tampil di Halal bi halal TDA 8 Nov 2008 @ Daarut Tauhid Bandung?

Komplet ...

Sebagai pembicara tamu, ada Bp. Masruhul Amri (http://amri.web.id), yang sudah tidak diragukan lagi akan membantu kita membuka kunci2 sukses dalam diri kita. Acara ini akan dimoderatori oleh sosok usahawan muda di TDA Bandung. Siapa lagi kalau bukan Kang Agah, pemilik Republik Kuliner http://republikkuliner.com) tempat nongkrong enak dan makan enak di Bandung.

Dan tidak kalah penting nya adalah penampilan "jagoan2 TDA", dalam talkshow nanti yang akan dipandu Bapak Iyan, tokoh kewirausahaan Bandung yg jenius sekaligus jenaka. Diantaranya:

1. Pak Hadi Kuntoro (http://rajaselimut.com). Siapa yg tdk kenal beliau, sosok yang sudah berhasil mentransformasikan diri dari seorang TDB sukses di perusahaan besar, menjadi full TDA yang lebih sukses lagi. Apa rahasia Pak Hadi? Anda ingin seperti Pak Hadi? Silakan simak di talkshow nanti.

2. Pak Eddy Aji (http://warungbarokah.com). Raja voucher pulsa elektronik dari Cimahi. Tidak hanya menjadi pelopor di industri server-pulsa, Pak Eddy sukses merambah berbagai bidang lain seperti software, digital printing, dsb. Hebatnya lagi beberapa usahanya berhasil difranchise kan dengan dukungan kemitraan dari Bank nasional. Ingin tahu bagaimana Anda bisa memulai bisnis tanpa modal? Wajib menyimak penuturan Pak Eddy.

3. Mas Andi Sufariyanto (http://adilagroup.com). Anak muda yang sukses membesarkan group usaha Adila Group. Payung usaha yang menaungi bisnis Properti, Fashion,Virtual Office dsb. Tidak heran kalau pengusaha muda sukses ini masuk dalam jajaran finalis Wirausaha Muda Mandiri.Bagaimana kiat2 nya melejitkan Adila Group dalam usia yang demikian belia? Temukan jawabannya dalam talkshow nanti.

Hanya itu? Tidaaak ....

Masih banyak lagi ... Siapa saja mereka? Tunggu, akan kita informasikan. Makanya monitor terus update "Jelang Halal Bi Halal TDA".

ACARA FORMAL:
Sabtu, Tanggal 08-11-2008


08.30 - 09.00: Pendaftaran & silaturahmi

09.00 - 09.45: Sambutan: TDA Bandung, TDA Pusat, Pembina TDA

09.45 - 10.00: Nasyid, Ice-breaker

10.00 - 12.00: Materi "Unlocking Potential Power in Business" oleh Bp. Masrukhul Amri

12.00 - 13.30: Istirahat - Shalat - Makan Siang - Silaturahmi

13.30 - 15.00: Talkshow interaktif

15.00 - : Penutupan & Silaturahmi

ACARA INFORMAL: (Bagi rekan2 dari luar Bandung yang menginap, dan rekan2 TDA Bandung yang dapat hadir)

19.30 - selesai: "Nge-bandrek & ngobrol santai TDA": Acara bebas, ngobrol2 santai seputar TDA sambil menikmati makanan2 khas Bandung, mie kocok, baso tahu, minum bandrek, bajigur, dsb.

Minggu, Tanggal 09-11-2008

10.00 - selesai: Kunjungan bersama ke pameran UKM di Abdurrachman Trade Center (ATECE).

Salam,

Fauzi Rachmanto

---

Dear All

Untuk rekan2 di luar Jakarta bisa langsung registrasi ke saya (arif budiyono) dengan mentranfer uang sebesar 50.000,- dan tolong beri angka unik untuk memudahkan saya. misalnya 50.017

Setelah tranfer harap segera konfirmasi via email ke ab_djamsa@yahoo.com cc ke arif@cinox.co.id dengan menyebutkan nama, besarnya tranfer, waktu tranfer, dengan bank apa, ke bank apa, serta PID (record, nomer unik) atau apalah namanya sesuai bank masing2. syukur kalo bisa di attc bukti tranfernya.

tranfer bisa memilih salah satu bank dibawah semua atas nama : Arif Budiyono

BCA Cabang Buah Batu Bandung
No-rek : 77-5053-1851
atau

Bank Mandiri Cabang Martadina Bandung
No-rek : 131-000-4298-628
atau

Bank Syariah Mandiri Cabang Buah Batu Bandung
No-rek : 125-700-8701
atau

BNI Cabang Bandung
No-rek : 0153-629-636

terima kasih.
salam

- Arif Budiyono,
081 321 535 325
http://cinox.co.id

Yang dari Jakarta silakan kontak CP TDA Jakarta
Dwi Wahyono, telpon : 021-70449090
Siska Tri Hapsari, telpon: 081318114437



Benarkah Istri Tidak Wajib Masak dan Mengurus Rumah?

Fiuuh...
Udah lama ngga ngeblog, masih mengumpulkan energi
Sekarang mah pemanasan dulu aja ah

Kopas artikel untuk menyongsong masa depan yang gilang gemilang kelak ^_^
Enak dibaca (oleh ibu2) dan perlu (untuk bapak2)
Dari www.warnaislam.com silakan menikmati

---

Pertanyaan

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ustadz yg dirahmati Allah,

Saya adalah seorang ibu yg pernah mengikuti tausiyah Ustadz ketika mengisi safari Ramadhan di Qatar. Mudah2an Ustadz masih ingat materi "memuliakan istri", ketika itu ustadz menjelaskan kewajiban suami dalam hal nafkah, istri tdk berkewajiban memasak, mencuci, menyetrika dll, (pekerjaan Rmh Tangga), dan dibolehkan meminta hak atas materi kpd suami utk keperluan pribadinya. Apa yg ustadz sampaikan menuai pro kontra diantara kami, apalagi saat itu ustadz tidak secara gamblang menyertakan hadits/ayat Qur'an yg mendasarinya. Pertanyaan saya :

1. Tolong jelaskan hadits/ayat ttg hal tsb diatas, yang rinci ya ustadz.

2. Apakah hal tsb diatas merupakan khilafiyah, diantara para ulama, kalo ya, tolong juga disertakan pendapat2 ulama lainnya.

3. Dalam terjemahan khutbah terakhir Nabi Muhammad SAW, pada saat wukuf diarafah, disebutkan" ...dan berikanlah istrimu makanan dan pakain yang layak," secara bhs Arab samakah arti makanan dan bahan makanan, saya mempunyai persepsi hal itu berbeda, krn makanan adalah siap makan, sedangkan bahan makanan adalah siap olah, tetapi saya ragu, karena ini terjemahan, khawatirnya saya salah persepsi.

Terima kasih atas jawabannya, semoga masalah ini menjadi lebih jelas dan kami senantiasa diberi hidayah utk senantiasa ridho dg ketetapan Allah. Amin

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Widia

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Apa kabar ibu-ibu sekalian, semoga sehat-sehat ya. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesarnya-besarnya atas semua yang telah disiapkan oleh ibu-ibu di Doha Qatar dan di kota-kota lainnya, dalam kesempatan ber-Ramadhan selama saya disana. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan ibu-ibu. Dan saya mohon maaf kalau ada hal-hal yang sekiranya kurang berkenan di hati dan juga merepotkan.

Tentang materi 'memuliakan istri' itu, memang saya mendengar bahwa sempat para bapak komplain, ya. Karena ternyata 'kenikmatan' para bapak selama ini jadi seperti agak dipertanyakan dasarnya.

Sebenarnya bahwa seorang wanita tidak wajib memberi nafkah, baik makanan, minuman, pakaian dan juga tempat tinggal, bukan hal yang aneh lagi. Semua ulama sudah tahu sejak kenal Islam pertama kali. Dan pemandangan itu juga pasti ibu-ibu lihat di Qatar kan. Coba, ibu bisa lihat di pasar dan supermarket di Doha, yang belanja itu bapak-bapak kan? Bukan ibu-ibu, ya?

Nah itu saja sudah jelas kok, bahwa kewajiban memberi makan adalah bagian dari kewajiban memberi nafkah. Dan yang keluar belanja mengadakan kebutuhan rumah sehari-hari yang para suami, bukan para istri. Ibu-ibu kan lihat sendiri di Doha.

Saya sendiri selama di Doha diajak masuk ke tiga mal besar, salah satunya saya masih ingat, Belagio. Nah, saat saya di dalam ketiga mal itu, umumnya saya ketemu dengan laki-laki. Perempuan sih ada, tapi biasanya sama suaminya. Jadi yang belanja kebutuhan sehari-hari bukan ibu, tapi bapak.

Bahkan pertemuan wali murid di sekolah di Doha pun, bukan ibu-ibu yang hadir, tapi bapak-bapaknya. Ini juga menarik, sebab kebiasaan kita di Indonesia, kalau ada pertemuan orang tua / wali murid, yang datang pasti ibu-ibu. Bapak-bapaknya tidak harus dengan alasan pada kerja. Tapi di Doha, yang datang bapak-bapak dan meetingnya dilakukan malam hari, selepas bapak-bapak pulang kerja.

Mana Ayat Quran atau Haditsnya?

Ya, terus terang tidak ada ayat yang menjelaskan sedetail itu, begitu juga dengan hadits nabawi. Maksudnya, kita akan menemukan ayat yang bunyinya bahwa yang wajib masak adalah para suami, yang wajib mencuci pakaian, menjemur, menyetrika, melipat baju adalah para suami.

Kita tidak akan menemukan hadits yang bunyinya bahwa kewajiban masak itu ada di tangan suami. Kita tidak akan menemukan aturan seperti itu secara eksplisit.

Yang kita temukan adalah contoh real dari kehidupan Nabi SAW dan juga para shahabat. Sayangnya, memang tidak ada dalil yang bersifat eksplisit. Semua dalil bisa ditarik kesimpulannya dengan cara yang berbeda.

Misalnya tentang Fatimah puteri Rasulullah SAW yang bekerja tanpa pembantu. Sering kali kisah ini dijadikan hujjah kalangan yang mewajibkan wanita bekerja berkhidmat kepada suaminya. Namun ada banyak kajian menarik tentang kisah ini dan tidak semata-mata begitu saja bisa dijadikan dasar kewajiban wanita bekerja untuk suaminya.

Sebaliknya, Asma' binti Abu Bakar justru diberi pembantu rumah tangga. Dalam hal ini, suami Asma' memang tidak mampu menyediakan pembantu, dan oleh kebaikan sang mertua, Abu Bakar, kewajiban suami itu ditangani oleh sang pembantu. Asma' memang wanita darah biru dari kalangan Bani Quraisy.

Dan ada juga kisah lain, yaitu kisah Saad bin Amir radhiyallahu 'anhu, pria yang diangkat oleh Khalifah Umar menjadi gubernur di kota Himsh. Sang gubernur ketika di komplain penduduk Himsh gara-gara sering telat ngantor, beralasan bahwa dirinya tidak punya pembantu. Tidak ada orang yang bisa disuruh untuk memasak buat istrinya, atau mencuci baju istrinya.

Loh, kok kebalik? Kok bukan istrinya yang masak dan mencuci?. Nah itulah, ternyata yang berkewajiban memasak dan mencuci baju memang bukan istri, tapi suami. Karena semua itu bagian dari nafkah yang wajib diberikan suami kepada istri. Sebagaimana firman Allah SWT :

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (QS. An-Nisa' : 34)

Pendapat 5 Mazhab Fiqih

Namun apa yang saya sampaikan itu tidak lain merupakan kesimpulan dari para ulama besar, levelnya sampai mujtahid mutlak. Dan kalau kita telusuri dalam kitab-kitab fiqih mereka, sangat menarik.

Ternyata 4 mazhab besar plus satu mazhab lagi yaitu mazhab Dzahihiri semua sepakat mengatakan bahwa para istri pada hakikatnya tidak punya kewajiban untuk berkhidmat kepada suaminya.

1. Mazhab al-Hanafi

Al-Imam Al-Kasani dalam kitab Al-Badai' menyebutkan : Seandainya suami pulang bawa bahan pangan yang masih harus dimasak dan diolah, lalu istrinya enggan unutk memasak dan mengolahnya, maka istri itu tidak boleh dipaksa. Suaminya diperintahkan untuk pulang membaca makanan yang siap santap.

Di dalam kitab Al-Fatawa Al-Hindiyah fi Fiqhil Hanafiyah disebutkan : Seandainya seorang istri berkata,"Saya tidak mau masak dan membuat roti", maka istri itu tidak boleh dipaksa untuk melakukannya. Dan suami harus memberinya makanan siap santan, atau menyediakan pembantu untuk memasak makanan.

2. Mazhab Maliki

Di dalam kitab Asy-syarhul Kabir oleh Ad-Dardir, ada disebutkan : wajib atas suami berkhidmat (melayani) istrinya. Meski suami memiliki keluasan rejeki sementara istrinya punya kemampuan untuk berkhidmat, namun tetap kewajiban istri bukan berkhidmat. Suami adalah pihak yang wajib berkhidmat. Maka wajib atas suami untuk menyediakan pembantu buat istrinya.

3. Mazhab As-Syafi'i


Di dalam kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab karya Abu Ishaq Asy-Syirazi rahimahullah, ada disebutkan : Tidak wajib atas istri berkhidmat untuk membuat roti, memasak, mencuci dan bentuk khidmat lainnya, karena yang ditetapkan (dalam pernikahan) adalah kewajiban untuk memberi pelayanan seksual (istimta'), sedangkan pelayanan lainnya tidak termasuk kewajiban.

4. Mazhab Hanabilah

Seorang istri tidak diwajibkan untuk berkhidmat kepada suaminya, baik berupa mengadoni bahan makanan, membuat roti, memasak, dan yang sejenisnya, termasuk menyapu rumah, menimba air di sumur. Ini merupakan nash Imam Ahmad rahimahullah. Karena aqadnya hanya kewajiban pelayanan seksual. Maka pelayanan dalam bentuk lain tidak wajib dilakukan oleh istri, seperti memberi minum kuda atau memanen tanamannya.

5. Mazhab Az-Zhahiri

Dalam mazhab yang dipelopori oleh Daud Adz-Dzahiri ini, kita juga menemukan pendapat para ulamanya yang tegas menyatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi istri untuk mengadoni, membuat roti, memasak dan khidmat lain yang sejenisnya, walau pun suaminya anak khalifah.

Suaminya itu tetap wajib menyediakan orang yang bisa menyiapkan bagi istrinya makanan dan minuman yang siap santap, baik untuk makan pagi maupun makan malam. Serta wajib menyediakan pelayan (pembantu) yang bekerja menyapu dan menyiapkan tempat tidur.

Pendapat Yang Berbeda

Namun kalau kita baca kitab Fiqih Kontemporer Dr. Yusuf Al-Qaradawi, beliau agak kurang setuju dengan pendapat jumhur ulama ini. Beliau cenderung tetap mengatakan bahwa wanita wajib berkihdmat di luar urusan seks kepada suaminya.

Dalam pandangan beliau, wanita wajib memasak, menyapu, mengepel dan membersihkan rumah. Karena semua itu adalah imbal balik dari nafkah yang diberikan suami kepada mereka.

Kita bisa mafhum dengan pendapat Syeikh yang tinggal di Doha Qatar ini, namun satu hal yang juga jangan dilupakan, beliau tetap mewajibkan suami memberi nafkah kepada istrinya, di luar urusan kepentingan rumah tangga.

Jadi para istri harus digaji dengan nilai yang pasti oleh suaminya. Karena Allah SWT berfirman bahwa suami itu memberi nafkah kepada istrinya. Dan memberi nafkah itu artinya bukan sekedar membiayai keperluan rumah tangga, tapi lebih dari itu, para suami harus 'menggaji' para istri. Dan uang gaji itu harus di luar semua biaya kebutuhan rumah tangga.

Yang sering kali terjadi memang aneh, suami menyerahkan gajinya kepada istri, lalu semua kewajiban suami harus dibayarkan istri dari gaji itu. Kalau masih ada sisanya, tetap saja itu bukan lantas jadi hak istri. Dan lebih celaka, kalau kurang, istri yang harus berpikir tujuh keliling untuk mengatasinya.

Jadi pendapat Syeikh Al-Qaradawi itu bisa saja kita terima, asalkan istri juga harus dapat 'jatah gaji' yang pasti dari suami, di luar urusan kebutuhan rumah tangga.

Perempuan Dalam Islam Tidak Butuh Gerakan Pembebasan

Kalau kita dalami kajian ini dengan benar, ternyata Islam sangat memberikan ruang kepada wanita untuk bisa menikmati hidupnya. Sehingga tidak ada alasan buat para wanita muslimah untuk latah ikut-ikutan dengan gerakan wanita di barat, yang masih primitif karena hak-hak wanita disana masih saja dikekang.

Islam sudah sejak 14 abad yang lalu memposisikan istri sebagai makhuk yang harus dihargai, diberi, dimanjakan bahkan digaji. Seorang istri di rumah bukan pembantu yang bisa disuruh-suruh seenaknya. Mereka juga bukan jongos yang kerjanya apa saja mulai dari masak, bersih-bersih, mencuci, menyetrika, mengepel, mengantar anak ke sekolah, bekerja dari mata melek di pagi hari, terus tidak berhenti bekerja sampai larut malam, itu pun masih harus melayani suami di ranjang, saat badannya sudah kelelahan.

Kalau pun saat ini ibu-ibu melakukannya, niatkan ibadah dan jangan lupa, lakukan dengan ikhlas. Walau sebenarnya itu bukan kewajiban. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang teramat besar buat para ibu sekalian. Dan semoga suami-suami ibu bisa lebih banyak lagi mengaji dan belajar agama Islam.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Sabtu, 20 September 2008

RAMADHAN #18


Pria yang sedang tersenyum ini bernama Firman Santoso, walau terlihat kalem tapi dia baru aja lulus Double Degree Chemical Engineering dari Negeri Walanda

Foto ini diambil tahun lalu di depan kantor kecil bimbingan belajar privat Alkemis, yang kini dikelola oleh Pri. Tahun lalu Firman jadi pengajar disini. Pengen ngelatih softskill, katanya.

Saya ingat tahun lalu, saat Pri mengenalkan Firman pada saya. Walau terancam cumlaude di Teknik Kimia ITB, Firman yang kalem ini sama ucuy-nya dengan Pri dalam hal bahasa enggreris. Masih jagoan saya pokoknya mah :P

Nah, Alhamdulillah berkat tekad yang kuat dan kerja keras, Firman yang cita2nya jadi gubernur Jambi ini bisa melanglangbuana ke Bumi Allah nun jauh disana.

Denger2 sih dia mati2an nonton dorama jepang yang teks-nya bahasa enggeris sambil ngebabat soal2 TOEFL sebulan penuh!

Tadi malam Firman dateng ke RK mesen kerapu spesial, baru beberapa hari tiba di tanah air katanya.

Dan sambil tersenyum nakal saya berkata
"Man, nanti kita sebarin brosur Alkemis lagi ya di depan SMA 3"

Sontak kami pun tertawa lepas mengenang masa2 indah tahun lalu tersebut.

Jumat, 19 September 2008

RAMADHAN #17

Alhamdulillah akhirnya pecah telor juga

Kemaren ada sahabat deket yang beli tas laptop yang saya jual via internet

Dia beli GIGA yang warna merah

Ini contoh produknya, tapi yang biru navy, yang merah lupa motret euy



Yah lumayan, untungnya bisa buat beli baso 5 piring hehehe....

Special thanx to Pak Roni yang mau2nya saya repotin padahal transaksi taslaptop mah ga segede Manet :)

Promosi Mode : ON

Pemakai laptop saat ini meningkat drastis. Dari segi harga, produk Deuter ini ada di tengah-tengah, di antara merek Ta***s dan Ei**r atau Ex***rt. Soal kualitas? Masak masih ragu dengan perusahaan yang sudah berjaya di Jerman selama 110 tahun?

RAMADHAN #16

Kemaren saya janji mau majang foto2 pas Republik Kuliner diliput sama tim Redaksi Siang Trans7.

Alhamdulillah, sebelumnya kami mengucapkan terimakasih secara khusus atas rekomendasi Kang Agus Ramada sehingga wartawan mau2nya ngelliput usaha kami yang baru 5 bulan jalan.

Inilah foto2nya, selamat menikmati

Tralala trilili, masuk tipi euy, harus bebersih dulu


Ngiris cabe buat hiasan menu yang bakalan masuk tipi


Emaaak, wartawannya udah dateng !


Pemirsa, kali ini kami berada di Republik Kuliner, sebuah restoran yang konon pemiliknya masih muda, ganteng pula :P


Koki kami, Pak Eka pun berganti nama dengan mengaku2 bernama Mas Arman, semata2 agar lebih keren saat tampil di tipi, hahaha...


Nah pemirsa, kita mau tanya, gimana sih cara tim RK mengolah makanan yang halal, enak, dan kreatif.


Kalo tadi giliran dapur makanan, sekarang giliran Hamdan bartender kami yang masuk tipi. Rambutnya pun makin di-mohawk semata2 biar makin keren pas di tipi


Nah pemirsa, kita udah ga sabar lagi nih mencicipi Domba Madu Lemon Ala Republik, Cumi Saus Orange, Fruit Punch, dan Castro Special Juice. Hmmmm...


Nah ini ga tau, tim RK ngeliatin hasil syuting atau ngecengin si mbak presenter :D

Rabu, 17 September 2008

RAMADHAN #15


Saya ingin cerita tentang salah satu sahabat baru saya yang kisah perkenalannya cukup unik, saya namakan "Tragedi Panci"

Pertama, saya berkunjung ke blog beliau
Kedua, saya undang beliau untuk gabung milis TDA Bandung
Ketiga, saya chatting dengan beliau
Keempat, kami janjian untuk ketemuan di RK
Kelima, gara2 panci kami jadi makin erat silaturahimnya

Namanya Kang Agus Ramada, profesinya petani dan peternak, bahasa kerennya Agropreneur. Rumah beliau ada di bekasi, tapi waktunya lebih sering dihabiskan di Soreang. Karena disanalah beliau biasa bercengkerama dengan anak didiknya, para domba :D

Nah, walaupun Soreang tuh Bandung2 juga, tapi lokasinya cukup jauh dari RK yang ada di pusat kota (cieeh pusat kota gitu loh). Dari soreang ke RK kalo lancar bisa ditempuh dalam waktu sejam. Tapi seringnya, perjalanan ga bakalan lancar karena daerah sana macet banget. Mungkin ada kali satu setengah jam baru bisa nyampe.

Artinya, dengan meluangkan waktu ke RK dari Soreang, itu merupakan kehormatan tersendiri bagi saya dari beliau. 

Kami janjian jam sekian, saya pun menanti dengan manis di RK. Tapi ternyata kru dapur meminta saya untuk belanja panci yang sifatnya darurat. Karena berpikir belanja panci ga akan lama, saya pun berangkat. Toh Kang Agus bisa menunggu bentar sambil makan dulu, pikir saya. 

Saya meluncur ke daerah Kalipah Apo, pusat belanja alat dapur yang lengkap dan murah di Bandung. Saya pun memarkir motor di depan toko langganan saya. 

Masuk ke toko, saya langsung ke pelayannya yang udah saya kenal, minta diambilin panci yang bagus. Nah, sambil melihat2 di dalam toko, saya baru sadar kalo di RK lagi kurang piring sama gelas. Maka saya pun mendadak minta ke sang pelayan toko, untuk mengambilkan dua barang tersebut.

Kang Agus nge-SMS, katanya udah nyampe pake taksi
Saya bales, maaf kang, tunggu bentar, makan dulu aja sambil nunggu

Saya pikir belanja piring sama gelas bakalan sebentar. Tapi saya lupa satu hal. Yaitu kalo beli barang yang ginian, harus di cek satu2 dari kardus. Khawatir ada yang retak atau bahkan pecah. Ga mau rugi dong, karena barang yang udah dibeli ga bisa dikembalikan. 

Disanalah saya lupa waktu, karena keasyikan melakukan Quality Control. Baru sadar kalo saya kelamaan di dalem toko.

Maka pas pulang pun saya ngebut. Lewat jalan pintas. Demi menemui juragan Agus yang udah jauh2 dateng ke RK. 

Setibanya di RK, sambil nafas ngos2an, saya melihat ke sekeliling. Kok cewek, masa cewek namanya Agus :P

Saya merogoh saku celana, ada 2 SMS disana. Isinya permohonan maaf karena harus segera pamit, dan permohonan maaf karena daging domba yang tadinya mau dihadiahkan ke saya dibawa pulang kembali. 

Astagfirullah, kurang ajar sekali saya, ada tamu dateng mau silaturahim jauh2, sambil bawa hadiah lagi, eh saya cuekin gara2 beli panci. 

Maka setelah berkonsultasi dengan manajer RK (namanya Agus juga) saya putuskan detik itu juga kami berdua akan meluncur ke Soreang. Membayar kelalaian kami, meminta maaf, sekaligus membawa Ikan Gurame Spesial untuk merekatkan tali silaturahim yang cedera. 

Kami tiba disana saat matahari tenggelam, maghrib. Dan untuk pertama kalinya kami bertemu secara nyata (bukan maya lagi!) dengan kang Agus Ramada. Sambil menyerahkan sogokan berupa Gurame Spesial racikan tim RK :P

Karena keasyikan mengobrol, tak terasa sudah jam 8 malam. Dan saking terburu2nya tadi, saya ga bawa jaket. Padahal Soreang dingin, bisa sakit kalo pulang naek motor malem2 ga pake jaket. 

Kang Agus pun menawari kami bermalam. Walau asalnya ragu, akhirnya kamipun meng-iya-kan. Karena jarang2 pertama kenal bisa langsung akrab kayak gini. Apalagi silaturahim yang berlanjut dengan bermalam, biasanya akan lebih langgeng hasilnya. 

Obrolan malam itu berakhir sampai jam 2 malam. Dan filosofi yang saya dapat dari kang Agus Ramada adalah : 

Mengelola bisnis itu ibarat telor, cukuplah kita dengan menikmati kuningnya, sementara putih telornya kita bagikan ke lingkungan sekitar. 

Paginya, kami diajak berkeliling kebun dan kandang. Wah keren, kalo biasanya dalam benak kita kandang itu kotor, disini malahan bersih. Selain itu, limbahnya juga (tahi & kencing) bisa dijadikan pupuk organik buat perkebunannya. Wah mantap bener!

Setelah diajak berkeliling, kami pun dibawa ke sebuah lapangan. Ternyata disana ada pertunjukan spektakuler, namanya adalah Cek Birahi Domba, intinya sih ngeliat domba dikawin2in.

Nah yang spektakuler adalah, dalam lapangan itu cuma ada 1 domba jantan, yang dikelilingi sekitar 15 domba betina. Wuiiih enak bener, bebas milih dia mau ngawinin yang mana, dan ga cukup sekali, hahaha... 

Singkat cerita kami pun pulang. Dan memang bener, silaturahim kami alhamdulillah makin erat. 

Misal, Kang Agus Ramada makan sekeluarga di RK, sambil minta agar kami sharing pengalaman ke istri beliau yang mau buka restoran juga. Dari sini berlanjut dengan pengiriman sampel seekor domba SECARA GRATIS untuk dites harga, berat, kualitas daging, dan tingkat keempukannya oleh tim RK.

Terus, Kang Agus ngirim seekor domba muda SECARA GRATIS agar diracik tim RK, untuk dipersembahkan di acara buka puasa bersama TDA Bandung.

Setelah itu, pernah kami belanja daging ga banyak cuma 3,8 kg, tapi diantar sendiri oleh Kang Agus jauh2 dari Soreang. Subhanallah...
 
Yang terbaru, besok kami bakalan diliput Trans7 padahal restoran baru 5 bulan buka. Dan tebak, siapa yang merekomendasikan ke wartawannya? Yak betul, lagi2 Kang Agus.

Malu rasanya kalo membandingkan apa yang beliau beri dengan apa yang sudah kami beri ke beliau. Semoga do'a kami agar Allah memberikan ganti yang lebih baik dan lebih banyak untuk beliau dikabulkan. Amiiin

Artikel terkait silaturahim kami bisa diklik disini

Selasa, 16 September 2008

RAMADHAN #14


Alhamdulillah walau usia udah segini, Allah masih memberikan kesepatan buat saya untuk belajar ngaji minimal seminggu sekali. Gurunya adalah Kang Topan, kakak kelas saya pas SMA dulu. Dan diantara pesertanya pun ada yang merupakan teman SMA saya juga, namanya Pri

Biasanya paket pertemuan kami adalah baca Qur'an, bahas yang udah dibaca, (kalo ada) setor hafalan, dan ditutup dengan materi ringan. 

Pertemuan ini membahas Surat Al Anfal, surat ke-8, ayat2 awal tentang perang Badar yang terjadi pas bulan Ramadhan. 

Nah yang menarik dari pertemuan kali ini adalah, ada pembahasan tentang mimpi basah :P 

Gimana ceritanya? Jadi begini nih...

Suatu hari, Rasul SAW dan para sahabatnya hendak menyerang kafilah dagang Abu Sufyan yang notabene membawa harta sangat banyak dan tentu ada pasukan penjaganya. 

Masalahnya, saat pasukan umat Islam sedang di tengah perjalanan, info peperangan ini bocor ke kafilah Abu Sufyan. Maka, Abu Sufyan pun berbalik, dengan tujuan meminta bala bantuan

Mengetahui hal itu, sebagian diantara para sahabat pun menjadi ragu, selain karena tadinya mereka pengen harta rampasan perang yang kebayangnya bakalan mudah didapat, merekapun tidak begitu siap bila harus menghadapi musuh yang jumlahnya mendadak jadi lebih banyak. 

Yah sahabat Rasul juga manusia, ibarat kita udah punya niat awal begini dan begitu, eh di tengah jalan kondisi berubah 180 derajat. Tadinya kebayang dapet harta, eh ternyata malahan harus korban nyawa. 

Saat itulah turun perintah dari Allah, agar mereka lebih yakin akan janji dan pertolongan Allah, daripada itung2an logika. 

Akhirnya para sahabat pun patuh, sami'na wa atho'na...

Nah, apakah bentuk pertolongan Allah untuk mereka ?

Pertama, kabar gembira bahwa Allah akan turunkan 1000 malaikat sebagai bala bantuan perang buat mereka. Bayangkan, apa yang lebih menenteramkan hati apabila ada kabar sebelum perang, bahwa kepastian menang sudah ditangan?

Kedua, jaminan Allah bahwa Dia akan menyelusupkan rasa takut kedalam hati musuh. Dan ini bisa dikatakan musuh sudah kalah duluan sebelum bertempur. 

Ketiga, dan ini yang menarik, semalam sebelum perang, pasukan kaum muslimin bisa tidur dengan nyenyak. 

Padahal, besok kebayang bakalan tempur, bakalan terluka, bakalan mati. Intinya mah harusnya stress tingkat tinggi, eh kok malahan bisa tidur dengan nyenyak.

Nah, tidak cukup hanya disitu. Dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir, bahkan kebanyakan pasukan kaum muslimin paginya bangun dalam keadaan junub.

Artinya, mayoritas pada mimpi basah !

Subhanallah, besok perang, eh ini malahan kondisinya super rileks. Udah mah tidur nyenyak, mimpi basah lagi :D

Nah, disebutkan juga paginya turun hujan. Selain agar pasukan bisa mandi besar, juga katanya sih agar pijakan tanah saat perang lebih kokoh dan mantap. 

Jadi apa hikmah yang bisa kita ambil dari sini?

Jangan ragu untuk melangkah, bila kita yakin jalan yang kita tempuh diawali dengan niat yang baik. Walaupun di tengah jalan muncul berbagai kendala yang membuat bimbang. 

Yakinlah, bahwa bila niat awal kita sudah benar, janji dan pertolongan Allah akan datang, seberat apapun kendalanya. 

Buat sahabat2ku yang sedang merintis cita2 mulianya, keep moving forward !

RAMADHAN #13

Khotbah kedua, alhamdulillah saya terbangun sambil mengumpulkan nyawa.

Yah, memang akhir2 ini saya mudah tertidur saat khotbah ju'mat, katanya sih kalah sama Syetan yang namanya Kuhyal

Penceramah jumat ini adalah Ustadz Abu Syauqi, mantan kandidat wakil walikota Bandung, kurang lebih beginilah isinya : 

Sidang jumat yang berbahagia

Saya akan menyampaikan pengalaman pribadi saat mengikuti debat publik beberapa waktu yang lalu.

Saat itu, di sebelah saya ada seorang bapak, sudah sepuh. Saat saya tanya, usianya diatas 80 tahun. Tapi, bapak itu masih terlihat segar.

Saat saya tanya rahasianya, bapak itu menjawab dengan semangat
"Pertama, jaga pola makan
Kedua, istirahat yang cukup
Ketiga, olahraga teratur
Dan keempat, wanita"

Saya kaget, lalu meminta penjelasan dari beliau 
"Maksudnya wanita pak?"

Sambil tersenyum bangga bapak itu menjawab
"Gini dik, maksudnya saya adalah 
Yang 99% kita kasih ke istri kita
Yang 1 % kita mainkan ke wanita lain
Biar seger !"

Astagfirullah...

Sidang jumat yang berbahagia, apa yang ingin saya sampaikan adalah 

Bahwa hidayah itu mahal dan harus disyukuri.

Bapak tersebut, di usia senjanya, masih jauh dari tuntunan Allah.

Sementara di masjid dekat rumah saya, ada seorang remaja 15 tahun, yang sebelum adzan shubuh sudah duduk mengenakan seragam SMAnya sambil khusyuk dengan tilawah Al Qur'an.

Jika kita gunakan logika, mana yang seharusnya lebih berhak untuk Allah beri hidayah?

Bapak yang usianya sudah senja, atau anak muda yang secara hitung2an manusia masih jauh dari kematian?

Begitulah, Allah memberi hidayah siapa yang Dia kehendaki, dan menyesatkan siapa yang Dia Kehendaki. Dan Allah Maha Bijaksana.

Maka sidang jumat yang berbahagia, di bulan ramadhan ini, marilah kita bersyukur dengan hidayah yang telah Allah berikan. 

Alhamdulillah hingga saat ini kita masih dimudahkan untuk beramal shaleh. Mari kita jaga baik2 hidayah ini.

---

Tambahan, ada Hadits yang diriwayatkan Bukhari-Muslim dari Ali bin Abi Thalib bahwa Nabi SAW bersabda :

”Setiap diri kalian telah ditulis (ditetapkan) tempatnya di Surga atau di Neraka. 

Ada seseorang sahabat bertanya, ”Mengapa kita tidak pasrah saja, wahai Rasulullah?” 

Beliau menjawab, ”Tidak, beramal-lah, karena masing-masing akan dimudahkan.”

Nah, hubungan antara hadis ini dengan ceramah Ustadz Abu Syauqi diatas adalah, saat kita dimudahkan dalam mengerjakan amalan ahli surga, kita harus beryukur dan menjaga hidayah itu baik2, karena siapa tau tempat kesudahan kita adalah surga :)

Minggu, 14 September 2008

RAMADHAN #12

Setapak demi setapak, apa yang telah kucapai dalam kehidupan ini, aku selalu ingin melakukannya dengan lebih baik lagi. Aku tidak pernah terdorong untuk melakukan yang lebih baik karena rasa iri, melainkan, berdasarkan kemampuanku sendiri (Joe Kamdani, founder Datascrip)

Ilustrasi pertama

Saya yakin, kebanyakan orang pernah jatuh karena cinta. Misalnya karena kekasih yang didamba ternyata tidak memilih kita sebagai pasangan hidupnya.

Jujur saja, saya pun pernah.

Dan sebagai dampaknya, saya menjadikan prestasi sebagai pelarian. Baik dari aspek akademis, aspek eksistensi, maupun aspek finansial.

Intinya saya ingin, dengan prestasi yang saya raih, si teteh menjadi menyesal karena tidak memilih saya. Dengan kata lain, saya berprestasi karena iri pada pasangan yang dipilih si teteh.

Memang sih, energi yang dihasilkan sangat dahsyat. Namun, karena bahan bakar energi tersebut bukanlah sesuatu yang baik, maka hasilnya pun menjadi buruk.

Prestasi yang didasari rasa iri hanya melahirkan perasaan hampa.

Ilustrasi kedua

Entah ini hanya berlaku bagi saya, ataupun berlaku pula pada pengusaha lainnya.

Kata2 sensitif bagi golongan ini biasanya adalah, omset, profit, modal, jumlah karyawan, total liputan media, dan sebagainya.

Misalkan kita melihat teman kita yang bisnisnya anu, modalnya cuman sedikit, tapi menghasilkan profit sekian.

Kita jadi pengen, padahal saat ini sedang mengelola bisnis yang bidangnya berbeda. Karena rasa iri, kita pun mencoba bisnis yang berbeda tersebut dengan alasan hanya sambilan.

Awalnya banyak yang bilang, wah hebat, bisnisnya banyak padahal usianya masih muda.

Tapi pada akhirnya, bisnis yang baru akhirnya bangkrut karena namanya juga pengen instan, dan bisnis yang udah jalan akhirnya tutup karena ga keurus.

Prestasi yang didasari rasa iri hanya menghasilkan kehancuran.

---

Begitulah, jangan jadikan rasa iri sebagai bahan bakar perjalanan kita dalam hidup.

Buku berjudul Succeed above Success yang ditulis oleh Pak Joe menggambarkan kebenaran pernyataan tersebut.

Entah ini sesuai dengan pemikiran penulisnya atau tidak, ada dua hal yang saya simpulkan dari tiap tahap kemajuan hidup Pak Joe ini.

Pertama, dia ingin sukses agar istrinya bahagia
Kedua, dia ingin perusahaannya sukses agar karyawannya bahagia

Sebagai buahnya, hingga hari ini Datascrip tetap merupakan salah satu perusahaan solusi bisnis perkantoran terbesar di Indonesia.

Resensi : Belajar dari Filosofi Kucing Bersepatu Lars by Majalah Gatra

Jumat, 12 September 2008

RAMADHAN #11


Alhamdulillah, kabar gembira datang dari Budi, manajer keuangan RK

"Kang Agah, terhitung bulan Agustus, cashflow kita mulai positif"

Serasa melayang2 ke langit ke tujuh mendengarnya. Walau kemudian kesadaran saya pulih mendadak setelah mengetahui bahwa angkanya cuma cukup buat beli sepasang sepatu pantofel :D

Tapi biarlah, seberapapun angkanya, ini adalah suatu hal yang sangat patut disyukuri. Pencapaian kami terbilang cepat bila dibandingkan dengan cerita teman2 lain yang sama2 merintis bisnis.

Mungkin ada yang bertanya2, gimana caranya biar sebuah bisnis bisa bertahan di awal2 pendiriannya?

Ulasan dari teman saya, Tante Adzan mungkin bisa mewakili

----

Suatu siang ada sahabat datang ke rumah

mr.X : Zan, istri gw udah siap nih buka resto bakmi
saya : Oh bagus, emang ada permintaan?
mr.X : Ga sih, cuma dia diajarin sama koki terkenal, bahan baku murah dsb...

Ditempat lain, dengan tokoh yang berbeda
si Y : Eh gw kenal sama produsen jilbab yang itu lho.. mau jualan jilbab juga ah
saya : Emang ada permintaan jilbab?
si Y : Ya ga ada sih..

Coba perhatikan,
dua orang diatas hanya memperhatikan aspek produksi dari perusahaan (kesediaan suplier dan bahan baku). Padahal prinsip entrepreneur adalah "to sell". kata "to sell" ini memerlukan obyek tentunya, yaitu buyer or customer. Subyek nya pun diri kita sendiri sebagai pedagang. Sama sekali ga perlu peran Suplier disini. Betul ga?

Kalau kata Pak Fauzi, sama dengan konsep dagang di negeri china.

Satu cerita lagi dari temen saya yang lain, sebut saja Z

mr.Z : gw mau bikin sabun sejenis sunlight
saya : wah bagus donk. ada permintaan? (pertanyaan standar saya hehehe)
mr.Z : ya pasti ada lah. Pengguna sunlight itu misalkan 10 juta orang, masa ya susah saya mau ambil 10% nya (baca : 1juta orang). Harga kita lebih murah loh
saya : ya susahlah.. (tentu saja diucapkan dalam hati ahhaha)

Kenapa dibilang berdagang di negeri china, karena ada pepatah "masa iya dari 1 milyar penduduk china 1%-nya ga menggunakan sabun produksi saya"

Lagi-lagi aspek produksi!
Kenapa sih ga mulai bisnis dari yang jelas2 sudah ada permintaan!!

Nah ini contoh yang lebih mentingin aspek keuangan
mr.A : Gw punya duit 1 M diabisin buat apa ya
saya : terserah
mr.A : gw beli indomaret sama shop and drive deh
saya : pertimbangannya? emang suka bisnis retail sama bengkel?
mr.A : ngga juga sih. cuma mau invest aja


Bandingkan dengan yang ini.. rasakan bedanya
mr.B : gw mau produksi bioethanol ah..
saya : loh kenapa?
mr.B : abis udah ada buyer yang mau, tinggal kontrak maka beres
Udah pasti untung kan?

Atau yang satu ini
Mrs.C : Mas, karyawan mas kan ada 30 orang, saya yang bikin catering nya deh. Dijamin lebih murah, sehat, enak. Saya belum punya usaha apa2 nih mas.
saya : Ya, kenapa enggak
Udah pasti untung kan?

Ditambahin deh
Mr.D : Mas, kan warnet ada belasan, ditambah ada ISP sama konsultan, gimana klo yang suplay komputer dan hardware saya aja. Saya jamin lebih murah, servis dan purna jual lebih memuaskan
saya : Ya kenapa ngga, udah pasti untung kan?

Gimana, ada perbedaan kan?
Yang fokus sama produksi sepertinya lebih gambling dan berisiko. Model seperti inilah yang sering dianut oleh teman2 kita. Dan salah satu penyebab terbesar kegagalan berbisnis.

Sementara 3 ilustrasi terakhir adalah orang2 yang fokus sama demand, baru setelah itu mikirin produksi dan lain2. Orang2 seperti inilah yang memastikan kemenangan sebelum bertarung.

Itulah mengapa Bob Sadino pada awalnya door to door jualan telur ayam. Karena saat itu (selain kurang modal tentunya), permintaan yang ada hanyalah yang dari rumah ke rumah. Jadi ga perlu kan bermodal ribuan peti telur. Orang permintaannya baru tetangga sekitar. Jadi utilitas modal tinggi, penggunaaan modal menjadi efisien, perputaran uang pun cepat. Yang begini ini nih!

Itulah mengapa Adzan (gaya dikit ah) berani bisnis ISP internet provider. Dulu kita berani bisnis ISP karena kita sudah ada "modal" 10 warnet lebih plus warnet-warnet rekanan yang siap berlangganan dengan kita. Dan saat itu kita sedang mengarahkan rudal-rudal marketing kita ke corporate.

Semoga tulisan ini menjawab pertanyaan2 seperti
"Mau bisnis apa ya.."
"Mulai darimana ya.."
"Gak punya modal nih.."

Atau menjawab pertanyaan2 seperti
"Kok bisnis si A bisa ancur ya, padahal kan dia dekat dengan suplier nya blablabla..."

Karena informasi tentang permintaan itu yang "mahal"

Kalo kita udah tau info tentang kebutuhan suatu produk barang/jasa, dengan mudah kita mencari calon suplier2 kita. Bisnis kita pun sudah hampir bisa dipastikan untung.

Nah nanti kalo permintaan sudah menjadi banyak, pasti urusan produksi dan keuangan bisa menyesuaikan dengan sendirinya. Produksi bisa di outsource, keuangan bisa ke bank. wong ada permintaan ya ga

Beda klo dari awal kita mentingin produksi. Permintaan belum tentu ada. Akhirnya gulung tikar deh karena produk kita ga ada yang beli. Sementara overhead tinggi

Sekali lagi mohon dicatat
(sebenernya ini pesen buat diri sendiri yang juga sering kegelincir disini)

Jangan silau dengan aspek Produksi!
Tapi pastikan Permintaan!

Smoga bisa mengubah mindset kita, bahwa bisnis itu gak perlu modal uang besar. Karena diri kita sendiri lah modal terbesar. Perbanyak silaturahmi, jaga amanah.

Smoga berguna

---

Nah salah satu hikmah bisnis di RK adalah, pola kepemimpinan saya berubah dari yang asalnya top down (bikin visi misi, sibuk rapihin administrasi, struktur organisasi) menjadi bottom up (fokus ngejar omset dulu, karena cashflow ibarat darahnya perusahaan).

Dan ternyata hasilnya, alhamdulillah berhasil, walau jumlahnya baru bisa buat beli sepatu pantofel doang :D

Terakhir, kalo mau yang sedikit ilmiah, temen2 bisa baca tulisan dari dosen favorit saya, Pak Yudi Pram yang judulnya Strategy During Infant Period

Gambar dari sini

Kamis, 11 September 2008

RAMADHAN #10


Di mata orang biasa, sedekah hanya "layak" dikeluarkan jika isi dompet sedang tebal atau sebatas uang recehan. Kalau otak lagi mumet mikirin utang, "Jangankan sedekah, makan aja susah," protes mereka seirama. Makanya, aneh bin ajaib, ketika Yusuf Mansur - ustad muda yang akhir-akhir ini rajin muncul di layar gelas - menganjurkan lebih banyak sedekah justru di saat hidup sedang susah.

 
Yusuf Mansur duduk bersila di kerumunan ratusan karyawan sebuah perusahaan. "Ustad, kali ini saya ingin tema tausiyahnya tidak tentang sedekah," pinta seorang panitia, yang juga salah satu petinggi perusahaan. Rupanya, panitia itu hendak berempati kepada karyawannya. Seperti negeri ini yang sering dirundung duka, perusahaannya juga sedang "KD" (kurang darah). Menurut si panitia, khalayak yang hadir sebagian besar buruh, seharusnya diberi sedekah, bukan dianjurkan bersedekah.

Yusuf Mansur - pemilik pondok pesantren Daarul Qur'an, Ciledug, Tangerang - keruan berang. Sedekah kok diidentikkan dengan status sosial ekonomi. Orang miskin yang ingin kaya juga harus sedekah. "Guru ngaji saya bilang, kalau habis gajian bersedekah, atau orang yang bisnisnya gol bersedekah, itu sih biasa. Tapi sedekah sebelum gajian, saat punya sedikit duit, atau sebelum memulai usaha, itu baru istimewa," sang ustad meradang.

Ia menambahkan, materi yang bisa disedekahkan tidak harus berwujud uang. "Bisa pakaian, makanan. Atau kalau di rumah ada teve berukuran 29 inci, 'kan masih bisa 'dikecilin' jadi 14 inci?"sambung pria kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 ini. Jadi, tidak ada yang tidak dapat disedekahkan oleh orang termiskin di dunia sekalipun, sepanjang niat bersedekah itu ada.


Belajar dari semut

Mengikuti jejak K.H. Zainuddin MZ yang tenar sebagai da'i sejuta umat, Aa Gym da'i "sejuta hati", atau ustad Arifin Ilham yang identik dengan majelis zikir, nama Yusuf Mansur belakangan beken sebagai da'i penganjur sedekah. Dalam setiap tausiyahnya, penulis 30-an buku ini selalu mendengungkan kekuatan sedekah.

Tema sedekah - dihubungkan dengan pemberdayaan ekonomi umat - tampak mulai mendapat tempat di hati masyarakat. Penceramah jebolan IAIN Syarif Hidayatullah, Ciputat ("Ane enggak punya ijazah, brenti waktu nyusun skripsi," katanya buka kartu dalam logat Betawi kental) ini pun laris bak kacang goreng. "Bulan ini (Agustus 2006 - Red.), enggak ada hari tanpa tausiyah. Satu hari bisa lima sampai enam tempat," aku seorang stafnya.

Yusuf kian identik dengan sedekah, setelah bareng rumah produksi Sinemart menggagas sinetron Maha Kasih. Sinetron yang ditayangkan sebuah stasiun teve swasta itu diangkat berdasarkan kisah nyata dan sarat pesan hikmah sedekah. Yusuf juga pernah menjadi Duta Dompet Dhuafa dan Duta Bank Muamalat. Tahun 1999 - 2000, Yusuf bahkan aktif di Majelis Syifa, yang mempraktikkan terapi sedekah untuk penyembuhan penyakit fisik.

Ceramah Yusuf terasa hidup, karena bapak dari dua orang anak ini selalu menyelipkan kisah nyata. Sekali waktu, ia berkisah tentang seorang buruh yang bersedekah Rp 5.000,- di sebuah acara tausiyah. Eh, begitu sampai di rumah, ada orang kaya numpang buang hajat di kamar mandinya. Setelah berhajat, musafir tadi menyerahkan Rp 50 ribu buat "jajan" anak si empunya rumah. "Pak ustad, sedekah saya dibalas 10 kali lipat hari itu juga," tutur sang buruh berkaca-kaca.

Yusuf juga fasih bertutur tentang kesaksian seorang office boy yang menyetor seluruh gaji pertamanya untuk ibunda tercinta. Esoknya, ia diganjar balasan setimpal, tak lebih tak kurang, Rp 600.000,-. Duit pengganti gaji itu didapatnya sebagai komisi jerih payah membantu menjualkan motor seorang teman. Setelah itu, selalu saja ada rezeki yang masuk ke kantung si office boy. Total jenderal di akhir bulan istimewa itu, ia "gajian" sampai Rp 5 juta - Rp 6 juta.

Kesaksian orang-orang yang pernah terbantu oleh sedekah itu ikut membentuk keyakinan Yusuf, bahwa kekuatan sedekah tidak main-main. Apalagi ia juga punya setori sendiri. Akhir 1990-an, selama beberapa bulan, Yusuf sempat merasakan pahitnya tinggal di rumah tahanan. Ia terbelit utang. "Pinjaman usaha yang mulanya sedikit, karena kebodohan saya, berbunga dan membengkak jadi lebih dari satu miliar. Orang Betawi bilang, bukan lagi gali lubang tutup lubang, tapi gali lubang tutup empang," ujar pemilik blog beradres wisatahati.multiply.com ini menerawang.

Saat dibekap kesulitan itulah, ia mengalami dua pengalaman luar biasa. "Di tahanan suatu kali saya merasa sangat lapar. Enggak ada makanan. Yang ada cuma sedikit sisa roti, saya simpan di bawah bantal. Tapi begitu roti mau saya makan, tampak semut berbaris di tembok sampai lantai. Saya merasakan itu sebagai pertanda alam, lalu teringat hadis, yang artinya kira-kira, Allah akan membantu hambanya, selama hamba itu mau membantu yang lain."

Tanpa pikir panjang, Yusuf menyerahkan sejumput roti itu pada gerombolan semut. Entah mengapa, ia begitu ingin bersedekah saat itu. "Lima menit kemudian, seorang sipir datang bertanya, 'Suf, udah makan apa belum?' Setengah percaya, saya menggelengkan kepala. Alhamdulillah, dalam hati saya tak putus-putusnya mengucap syukur," imbuh Yusuf.


Cuma laku lima

Pengalaman kedua, ketika baru keluar tahanan, sekitar tahun 1999. Untuk menyambung hidup, Yusuf terpaksa harus jualan es di terminal Kalideres, Jakarta Barat. Dengan modal Rp 20.000,-, ia mencoba membangun kehidupan baru. Setelah dipotong ongkos, sisa duit Rp 14.000,- digunakan untuk membuat 70 kantung es, yang dijajakan Rp 500,- per buah. "Bukan main, hari pertama, cuma laku lima," Yusuf tertawa lirih.

Ia betul-betul harus menekan ego dan kesombongan. Bayangkan, dari pengusaha yang memodali orang puluhan juta rupiah, "turun pangkat" jadi penjual es lima ratusan perak. "Saya menganggap semua itu sebagai penebusan dosa. Saya percaya, kesulitan hidup merupakan tebusan dosa yang pernah kita perbuat. Menikmati penderitaan itu ada ilmu dan seninya. Banyak manusia yang diberi kesusahan, karena ketika diberi kesenangan, enggak ingat sama Tuhan," pria berkacamata ini menambahkan.

Pelan tapi pasti, dengan "ilmu sedekah" yang didapatnya, hidup Yusuf bertambah baik. Sebelumnya, ia mengaku belajar ilmu sedekah sama seperti belajar ilmu-ilmu lain, sepintas saja. Tapi di masa sulit itu, ia belajar hal baru, yakni bersedekah jangan menunggu tabungan cukup, bisnis gol, atau gaji bersisa. Sedekah seperti lazimnya kecil, tipis, sehingga tidak "bertenaga".

"Pengalaman saya tadi, buat orang lain mungkin biasa. Tapi buat saya, luar biasa, karena saya telah membuktikan sendiri kekuatan sedekah."

Berhasil pada diri sendiri, dengan keyakinan penuh, Yusuf mulai berdakwah tentang sedekah. Dia bertekad menyebarluaskan the power of sedekah untuk memberdayakan ekonomi umat. Awalnya, tentu saja enggak laku. Tapi makin lama, makin banyak orang melihat, Yusuf ternyata tak hanya pandai berteori. Buktinya, ia berhasil membangun sekolah tinggi ilmu komputer Cipta Karya Informatika di bilangan Jakarta Timur, yang sudah beroperasi empat tahun.

Undangan tausiyah pun menumpuk. Kali ini tak hanya dari individu dan masyarakat. Yusuf pun mulai dilirik korporat untuk memberi motivasi, pencerahan, mengadakan spiritual gathering, dan financial healing. Dialah yang memperkenalkan sedekah secara korporat. Misalnya, dalam setahun sebuah perusahaan menghasilkan laba bersih sekian miliar. Nah, dari jumlah sekian miliar itu 10%-nya bisa disedekahkan.

"Sedekah yang dilakukan 'di muka', menurut Yusuf, akan menjadi bill of insurance, tagihan yang sudah diasuransikan duluan, untuk menjamin berhasilnya tujuan perusahaan. Di sini saya banyak ditentang, dibilang terlalu pamrih pada Tuhan. Tapi masa bodoh, yang enggak yakin atau enggak mau ikut enggak apa-apa. Saya juga enggak ambil sedekahnya kok. Korporat itu bebas sedekah ke mana saja. Yang penting bersedekah," cetus da'i yang tausiahnya sudah merambah sampai ke Singapura ini.

Yusuf berharap, jika kebiasaan bersedekah kian marak di kalangan masyarakat dan korporat, bangsa ini akan ikut diuntungkan. Karena kepedulian pada nasib sesama jadi lebih besar. "Dalam peningkatan ekonomi, yang penting aplikasinya. Financial freedom tidak bisa didapat tanpa spiritual freedom, begitu juga sebaliknya," tandas ustad yang mengaku tak pernah menyediakan waktu khusus untuk menjaga kebugaran ini.


Buang jauh logika

Untuk mereka yang ingin meningkatkan taraf kehidupan (secara materi), bilang Yusuf, obat yang paling manjur yaitu bersedekah materi. "Kalau kita bersedekah bukan materi (dengan doa, membantu dengan tenaga, dan sejenisnya), dapatnya juga non-materi, semisal kesehatan, kegembiraan. Tapi itu 'kan tidak langsung mengubah eksternal seseorang, seperti pendapatan," imbuh sang ustad.

Namun, ia cepat menambahkan, hak Yang Di Atas untuk mengganjar sedekah seseorang dengan apa pun. Karena pada dasarnya, selain mendatangkan materi, sedekah juga memberi jalan menuju sukses (lewat kemudahan membangun dan mengembangkan usaha), mendatangkan kesehatan, menolak bala, mendatangkan ampunan dan pertolongan-Nya.

Sebenarnya, aku Yusuf, manusia tidak boleh terus-menerus bermain sedekah di tataran keinginan atau masalah. Kelak harus jadi hamba-Nya yang lebih cerdas, naik pangkat ke tahap cinta Allah, atau mahabbah. Tapi sebagai pintu pertama, mengharap sesuatu dari sedekah enggak masalah. "Toh tidak diharamkan, asal jangan berhenti sampai di situ. Begitu keinginan terjawab, lalu lupa daratan," jelas pria yang menargetkan berdirinya Sekolah Islam Internasional gratis tahun 2008 nanti.

Terakhir dan paling penting, Yusuf mewanti-wanti, "Sedekah itu jangan dipikirin, karena enggak akan nyambung dengan otak. Secara logika, makin banyak sedekah 'kan makin ngurangin harta. Jadi, buang jauh logika ketika ngomongin sedekah!" Yusuf mengilustrasikan, seorang karyawan yang "pakai otak", sudah dapat ditebak berapa total gajinya saat pensiun. Tapi kalau dia rajin bersedekah sampai mentok (baca boks "Matematika Sampai Mentok"), bisa saja dia pensiun sebagai direktur!

Makanya, jangan takut bersedekah sebelum gajian

Artikel Terkait :

Rabu, 10 September 2008

RAMADHAN #9

Saya mau ngobrolin makanan, khususnya tentang masakan padang. Mudah2an ngga pada ngiler ya :)

Sesuai dugaan, makin kesini RK makin dipercaya sebagai tempat berbuka puasa bersama oleh pelanggan setia kami.

Apalagi dengan bertambahnya meja dan kursi, jelas kesibukan makin tinggi. Apalagi di bulan ramadhan ini kami ngga nambah pegawai. Pengen ngetes, sejauh mana titik maksimal kinerja kami saat ini.

Bagi (segelintir) teman yang kagum melihat saya turun langsung melayani pelanggan, biasa aja kaleee...

Ini mah ya karena emang ga ada lagi pegawai. Sama sekali bukan karena saya ini rendah hati, down to earth dan sebagainya, jangan tertipu ya hehehe...

Nah biasanya jam 8 malem, kesibukan sudah mereda.

Karena lapar (pas buka baru minum teh botol doang) Maka saya pun kepikiran untuk memuliakan diri. Manja ya, baru kerja bentar udah mau memuliakan diri lagi hehehe...

Yang terpikir adalah gulai kepala kakap khas Rumah Makan Padang Sederhana (RMPS) yang logonya SA.

Buat temen2 deket saya, pasti tau kalo saya paling anti makanan pedes. Soalnya dari kecil saya dididik sama ortu seperti itu. Hasilnya, kalo ngegigit cabe rawit walau cuma seiris, bisa nangis mata saya.

Nah kok bisa saya seneng makanan padang yang dikenal pedes.

Sejarahnya adalah saat saya diajak kakek jalan2 ke jakarta dan mampir di RMPS. Karena terpaksa (masa harus protes ke kakek sendiri) maka saya pun milih menu yg ga pedes disana.

Saya direkomendasiin buat milih Gulai Kepala Kakap (yg ternyata menu termahal disana).



Ekspektasi saya ga gitu tinggi. Namanya juga makanan padang. Paling gitu2 doang, pikir saya.

Tapi setelah mulai menyuap dagingnya yang putih tebal disertai kuah yang kuning muda, rasanya wuiiiih muaaaaknyuuuussss uenak beneeeer !!! (Heh lagi shaum, jangan ngiler)

Daging ikannya mudah lepas dari tulang, ga amis, dan kuahnya sangat spicy. Benar2 resep dewa hahaha...

Kembali ke laptop.

Sambil melamun di RK, saya coba2 nginget, dimana ya RMPS terdekat. Oh di Jl.Riau. Sambil keroncongan, saya pun membonceng teman saya. Kami meluncur ke sana.

Pas sampe, ekspektasi kami sudah di puncak. Tapi saat baru saja masuk dan meminta menu dewa tersebut pada pegawainya, ternyata gulai kepala kakap sudah habis sodara2 !!!

Fiuuh, ga boleh lama2 kecewa. Kami pun inget kalo lurus terus, di Jln.Pelajar Pejuang ada restoran yang mirip, namanya Sederhana Bintaro, yang logonya SB. Dulu saya pernah nyoba, dan rasanya ga beda jauh.

Motor pun saya kebut. Suasana makin kalap, kalaparan :D

Dan kami pun sampai. Pintu rumah makan kami buka, dan pertanyaan yg sama kami ajukan ke pegawainya.

Ada gulai kepala kakap? Kata saya
Ada ! Kata pegawainya
Cihuy, alhamdulillah ! Kata saya dalam hati
Ya udah mesen dua porsi, Kata temen saya

Dan jawaban yang tidak diduga2 pun muncul

Maaf pak gulai kepala kakapnya tinggal satu, masih mau? Katanya pegawainya polos

Saya saling berpandangan dengan teman saya. Dan menyadari bahwa masing2 kami bukanlah orang yang cukup dermawan untuk berbagi makanan. Dan kami pun keluar, membatalkan pesanan sambil tercenung.

Untung tercenungnya ga lama, karena setau saya dideket sini ada juga restoran padang megah dengan embel2 merek Sederhana juga. Inisialnya MSP. Ada di prapatan Pelajar Pejuang-Lodaya.

Setau saya, restoran ini udah buka beberapa bulan, tapi kok walau megah masih sepi juga tiap saya lewat.

Tapi sudahlah, ga penting ngurusin bisnis orang. Mending sibuk ngurusin bisnis sendiri.

Kamipun masuk. Dan alhamdulillah, horeeeee, menu-nya ada!

Kami duduk di pojokan, yang kursinya empuk. Tak lama pesanan datang.

Weeeh, gede euy kepala kakapnya. Emosi memuncak, karena lapar. Dan tangan saya pun langsung bergerak menyendok kuahnya sambil mengambil dagingnya.

Suapan pertama pun masuk.

Dan tebak sodara2, saya kecewaaaaa wa wa wa !!!

Dagingnya keras, masih ada tulang, anyir, dan yg parah kuahnya pedes.

Fiuuuh karena ini bulan ramadhan, untung saya cepet sadar. Di satu sisi saya kecewa, tapi di sisi lain saya kasihan kepada owner rumah makan ini.

Investnya udah gila2an, interior dan eksteriornya megah banget. Mungkin ada kali invest sekitar 4 milyar mah. Tapi inti bisnisnya, yaitu makanan enak, sayangnya malah terlupakan.

Makanan tetep saya habiskan. Dan pas membayar tagihan, kami pun memberi masukan kepada pegawainya, sambil nitip pesen agar disampaikan ke bosnya.

Yah, sebagai sesama pengusaha, sebuah profesi yg jarang dipilih orang, tentu saya pun berharap agar kami bisa sama2 sukses. Amiiin

Artikel terkait
- Pada Mulanya Memang Sederhana by Majalah Gatra
- Ekspansi Gaya RM Sederhana Bintaro by Majalah Swa
- Dasar Padang Geblek by MTA

Foto diambil dari sini