Disadari atau tidak, setiap anak laki-laki gemar meniru apa yang dilakukan oleh bapaknya. Baik ucapan maupun perbuatan, setuju ?
Begitupun saya. Boleh saja saya mengaku belajar dari buku, atau dari para guru kehidupan. Namun petuah yang diwariskan oleh Papah lah yang biasanya paling membekas di sanubari.
Dan kawan, diantara petuah sakti tersebut adalah tentang cinta
Petuah pertama, "Gah, jangan pacaran hingga kau masuk bangku kuliah. Karena itulah saat dimana para wanita berada di puncak kecantikannya"
Saya dapatkan petuah ini saat dibangku sekolah dasar. Saat kelas enam, dimana satu-persatu teman dekatku yang mulai puber, mempraktekan ajaran sesat sinetron dan film india yang bernama pacaran. Saya ingat, saat itu ada tiga anak gadis yang kuincar. Si gadis pintar rendah hati, si gadis tinggi putih langsat, dan si gadis manis imut di kelas sebelah.
Saya ingiiin sekali menggandeng salah satunya. Apalagi, ternyata rahasia yang saya simpan rapat-rapat ini ternyata bocor juga. Entah siapa diantara sobatku yang tega membocorkannya. Tau sendiri dong, fakta yang menyebar seolah bahan bakar yang akan menyulut kenekatan seorang bocah laki-laki yang hormon cintanya sedang meledak-ledak.
Hingga akhirnya petuah Papah meredam semuanya, saya memutuskan menunda pacaran.
Dan di bangku SMA, petuah papah ternyata mengantar saya pada petuah yang lebih baik. Saya tidak mau pacaran!
Karena puji syukur alhamdulillah, Allah kirimkan alumni soleh dan solehah ke sekolah kami. Allah kenalkan cerpen dan novel islami di Pasar Buku Palasari. Menjejalkan konsep kebenaran dalam sukmaku. Bahwa Islam memiliki konsep yang jauh lebih mak nyus daripada pacaran.
Petuah kedua, "Gah, salah satu ciri jodoh adalah, saat si dia terus terbayang di ingatan selama tiga bulan. Walau antara kau dan dia, tak sering berinteraksi"
Beliau menyampaikan petuah ini saat saya SMA, sambil membumbui kisah cintanya dengan mamahku. Dan tentu, sebuah teori yang dilandasi fakta di depan mata. Apalagi disampaikan oleh pria yang kita yakini kejujurannya, sangat sulit terbantahkan.
Sayapun mencoba mengamalkannya. Tiap ada wanita mampir ke salah satu sisi hati, saya layani namun saya pun tak mau liar menghampiri. Saya camkan petuah Papah. Harus sabar selama tiga bulan. Dan ternyata, konsep ini cukup efektif bagi saya untuk membedakan definisi antara simpati, kagum, dan cinta.
Namun, sekali lagi bahwa hidup ini berproses. Kita tak boleh memastikan jodoh, sebelum akad terucap. Petuah nomer dua ini, ternyata tetap memerlukan pelengkap berupa keimanan terhadap takdir. Saya harus belajar rela, bila si gadis tiga bulan tersebut, ternyata menerima pinangan lelaki lain untuk mengikat akad dengannya.
Namun, sebelum hal itu terjadi, boleh dong jika saya tetap menyempurnakan ikhtiar cinta ;)
Saya mengira, petuah nomer dua itu adalah akhir. Tapi ternyata tidak. Baru bulan ini papah menyampaikan petuah terbarunya. New release, fresh from the oven, aktual tajam dan terpercaya :P
Petuah ketiga itu adalah, "Gah, jangan tergesa dalam cinta. Kau harus mengoborol dan temui dirinya, minimal enam kali!"
Tapi ingat kawan, ada syarat dan ketentuan berlaku disini. Si dia harus memberi izin terlebih dahulu untuk ditemui, dan pertemuan itu harus tetap di koridor aturan syar'i.
Tak boleh berduaan, harus ada mahrom, atau minimal penengah. Agar syetan tak kuasa menghembuskan sikap bujuk rayu pada sang lelaki, dan sikap manis manja serta menggemaskan pada diri sang perempuan.
Saya setuju, dan berharap petuah nomer tiga ini bisa beres teramalkan tahun ini. Amiiin...
Demikianlah kawan, petuah dari Papahku tentang cinta. Moga bermanfaat ya :)
Begitupun saya. Boleh saja saya mengaku belajar dari buku, atau dari para guru kehidupan. Namun petuah yang diwariskan oleh Papah lah yang biasanya paling membekas di sanubari.
Dan kawan, diantara petuah sakti tersebut adalah tentang cinta
Petuah pertama, "Gah, jangan pacaran hingga kau masuk bangku kuliah. Karena itulah saat dimana para wanita berada di puncak kecantikannya"
Saya dapatkan petuah ini saat dibangku sekolah dasar. Saat kelas enam, dimana satu-persatu teman dekatku yang mulai puber, mempraktekan ajaran sesat sinetron dan film india yang bernama pacaran. Saya ingat, saat itu ada tiga anak gadis yang kuincar. Si gadis pintar rendah hati, si gadis tinggi putih langsat, dan si gadis manis imut di kelas sebelah.
Saya ingiiin sekali menggandeng salah satunya. Apalagi, ternyata rahasia yang saya simpan rapat-rapat ini ternyata bocor juga. Entah siapa diantara sobatku yang tega membocorkannya. Tau sendiri dong, fakta yang menyebar seolah bahan bakar yang akan menyulut kenekatan seorang bocah laki-laki yang hormon cintanya sedang meledak-ledak.
Hingga akhirnya petuah Papah meredam semuanya, saya memutuskan menunda pacaran.
Dan di bangku SMA, petuah papah ternyata mengantar saya pada petuah yang lebih baik. Saya tidak mau pacaran!
Karena puji syukur alhamdulillah, Allah kirimkan alumni soleh dan solehah ke sekolah kami. Allah kenalkan cerpen dan novel islami di Pasar Buku Palasari. Menjejalkan konsep kebenaran dalam sukmaku. Bahwa Islam memiliki konsep yang jauh lebih mak nyus daripada pacaran.
Petuah kedua, "Gah, salah satu ciri jodoh adalah, saat si dia terus terbayang di ingatan selama tiga bulan. Walau antara kau dan dia, tak sering berinteraksi"
Beliau menyampaikan petuah ini saat saya SMA, sambil membumbui kisah cintanya dengan mamahku. Dan tentu, sebuah teori yang dilandasi fakta di depan mata. Apalagi disampaikan oleh pria yang kita yakini kejujurannya, sangat sulit terbantahkan.
Sayapun mencoba mengamalkannya. Tiap ada wanita mampir ke salah satu sisi hati, saya layani namun saya pun tak mau liar menghampiri. Saya camkan petuah Papah. Harus sabar selama tiga bulan. Dan ternyata, konsep ini cukup efektif bagi saya untuk membedakan definisi antara simpati, kagum, dan cinta.
Namun, sekali lagi bahwa hidup ini berproses. Kita tak boleh memastikan jodoh, sebelum akad terucap. Petuah nomer dua ini, ternyata tetap memerlukan pelengkap berupa keimanan terhadap takdir. Saya harus belajar rela, bila si gadis tiga bulan tersebut, ternyata menerima pinangan lelaki lain untuk mengikat akad dengannya.
Namun, sebelum hal itu terjadi, boleh dong jika saya tetap menyempurnakan ikhtiar cinta ;)
Saya mengira, petuah nomer dua itu adalah akhir. Tapi ternyata tidak. Baru bulan ini papah menyampaikan petuah terbarunya. New release, fresh from the oven, aktual tajam dan terpercaya :P
Petuah ketiga itu adalah, "Gah, jangan tergesa dalam cinta. Kau harus mengoborol dan temui dirinya, minimal enam kali!"
Tapi ingat kawan, ada syarat dan ketentuan berlaku disini. Si dia harus memberi izin terlebih dahulu untuk ditemui, dan pertemuan itu harus tetap di koridor aturan syar'i.
Tak boleh berduaan, harus ada mahrom, atau minimal penengah. Agar syetan tak kuasa menghembuskan sikap bujuk rayu pada sang lelaki, dan sikap manis manja serta menggemaskan pada diri sang perempuan.
Saya setuju, dan berharap petuah nomer tiga ini bisa beres teramalkan tahun ini. Amiiin...
Demikianlah kawan, petuah dari Papahku tentang cinta. Moga bermanfaat ya :)
20 komentar:
sgt setujuh dgn ketiga petuah tsb...
semoga bisa diamalkan terus yah ;)
"dan berharap petuah nomer tiga ini bisa beres teramalkan tahun ini. Amiiin..."
^^ pertanda bentar lagi ini mah :D..he2.... amin......
Wuah, petuahnya keren kang...
Ane juga gak pernah pacaran sama sekali, tapi setiap kali ngeliat ikhwah menggandeng istrinya, jadi cemburu pengen ikut jejak beliau.
love...??
does it's still exist?
umm..., don't think so!
nambihan ah petuahna
lihat, kenal,datangin, tanyakan, minta izin pada wakilnya, nikahi weh...
like gusdur said"gitu aja kok repot".
tapi teu ketang sim kuring ge teu acan wantun...mangga..
pertanyaan sy :
"Kenapa 6 kali?"
@ theloebizz : amiin, salam kenal ya
@ nana : mentang2 penganten baru lu yee, mesra2an melulu
@ mr. Ed : ga perlu cemburu, karena semuanya ditetapkan pada waktu yg tepat
@ bluestockin : sorry my dear, in this case, i'm totally disagree with you :)
@ mirwan : praktek, tong rea teori, hehehe..
@ deen : kenapa 6 kali? tanya aja ke papah saya :D mungkin angka ini muncul dianggap tidak terlalu lambat dan tidak terburu2 oleh papah saya
Sip.. mansteps kang Agah... nuhun udah di share... cing Enggal2 kang Petuah no 3 di amalkan ,...Aminnn
gak tau saya ternyata ada cara - caranya juga yah :D. sip sip tinggal praktek
ah cinta syar'i dalam bingkai ilahi,tak pernah lekang dimakan usia...selamat tigapuluh tahun cinta...(buat yang tersayang...my husband off course)
thx 4 sharing..
ada pertanyaan lanjutan nih,, gimana caranya supaya sosok seorang ayah bisa memberi pengaruh begitu besar terhadap anaknya? jzk
"Saya dapatkan petuah ini saat dibangku sekolah dasar. Saat kelas enam, dimana satu-persatu teman dekatku yang mulai puber..."
Waktu kelas 6 SD, saya mendapat surat dengan gambar love dengan tanda panah. Saking polosnya, meski temen2 mengolok2 saya dg "Deuh... Evi dapet surat cinta..." saya cuek aja. Karena isinya biasa2 aja. Gak ada kata2 menjurus ke situ. Ternyata sang pengirim surat memang punya tujuan seperti itu.
Hahhhh.... saya kaget. Gak tau saking begonya atau apa... karena saya merasa saya masih kecil dan saya emang gak ngerti yang gituan... saya menjauhi orang itu.
Mungkin... itu awal muawal saya jadi rada tomboy. Karena menurut penelitian... *Halah...
para lelaki lebih suka perempuan yang feminin... (Betul, kan...)
Yak, saya aja yang di kampung mengalami hal seperti ini. Gimana yang di kota, ya? Anak-anak kecil semakin cepat ya masa pubernya.
:P
subhanallah,y, agah ini makin dewasa tinggal melaksanakan setengah dari agama.ma'isyah udah, tinggal aisyah ni!sunda pisan euy nganggo 'h' di papah. cing sukses y!
hmmmmm...
saya belum 3 bulan teringat terus..
belum ketemu sampe 6 kali.. baru 1 kali hehe.. berarti belom jodoh heu..heu..
yaiyalah.. belum jodoh orang belum ijab qabul..
belum ada postingan baru lagi ya! jadi penasaran postingan berikutnya apakah msh bertema "pinky-pinky" :D ??
setujuuuuuuuuhhh!!
sip ah, tinggal praktek nih
Petuah yang bagus, kang.
Cinta sebelum menikah adalah semu. Cinta sejati akan hadir saat berkeluarga.
wah, bagus nih petuah2nya..
saya kutip boleh yah?!
hehe
nice post.. :D
Kang Agah..
Guruku.. dalam masalah cinta
Petuahnya luar biasa uy..
Saya alhamdulillah dah melalui tiga tahap tersebut..
pertanyaannya.. what next? he2..
curiga uy,,a agah mu menikah dalam tahun ini..
jangan lupa undangannyah yap...
heheu
disoakan semoga lancar lah a...
Posting Komentar