Senin, 11 Februari 2008

BELAJAR MEMBELI BISNIS

Konon menurut Brad Sugars, orang menjadi kaya bukan karena menjual produk.

Tapi karena menjual bisnis!

Bisa di franchise-kan, atau bisa juga dijual sahamnya

Nah, saya hari ini dapet pengalaman baru.

Jadi kan akhir2 ini saya lagi sering liat iklan baris di Harian PR, khususnya kolom "fotokopi"

Saya lagi nyari dan studi banding kira2 harga mesin digital ada di kisaran berapa. Ada beberapa iklan yang saya respon dengan SMS, ada juga yang saya telepon langsung.

Nah tapi di kolom ini ada yang beda. Ada yang ngiklanin, bahwa dia menjual sebuah bisnis fotokopi yang sedang berjalan di sekitaran kampus Fikom Ekstension UNPAD.

Wah, tawaran yang menarik dan unik! Bisnis lagi jalan, lokasi di tempat strategis pula, kok malah dijual....

Akhirnya berangkatlah saya kesana. Pas nyampe, saya amati, tempatnya emang oke. Depan kampus banget.

Saya masuk. ternyata pemiliknya engga ada di tempat. Lagi di mataram katanya. Dan sayapun dilayani oleh mas-mas yang jaga.

Ada 3 poin pertanyaan yang saya ajukan
1. Kenapa dijual
2. Berapa harganya, dapet apa aja
3. Dan yang terpenting, gimana cashflownya

Poin pertama, dijawab dengan kurang meyakinkan. Jadi katanya bisnis ini dijual karena sang pemilik pengen pindah lokasi usaha. Dia pengen pindah ke kampus dekat S1 Unpad atau ITB.

Kok aneh lokasi bagus dan udah di depan kampus Fikom Ekstension Unpad malahan mau pindah, pikir saya.

Dari poin pertama ini juga saya dapet gambaran tentang latar belakang sang pemilik. Walau mungkin cuma asumsi.

Jadi nampaknya, si pemilik yg dulu pernah kerja di luar negeri ini punya tabungan gede, hasil gajiannya. Dia mau bisnis tapi bingung. Ngeliat fotokopi kayaknya menarik. Deket kampus lagi.

Maka dengan semangat empat lima, dia membeli sekaligus 3 mesin baru dan 4 set komputer untuk direntalkan. Ditambah 3 printer, 1 scanner, mesin potong, laminasi, dan sebagainya.

Intinya dia reaktif, bertindak dengan emosi, bukan rasio...

Nah, nyambung ke poin kedua. Ternyata semua aset tersebut ditawarkan dengan harga 150 juta. Dan mas-mas karyawannya mengatakan bahwa beberapa hari yg lalu ada yang nawar 130 juta!

Wow, dodol sekali, pikir saya :D

Punten ya rada kasar, karena jelas :
1. Kalo saya taksir, aset2 tersebut maksimal harganya 100 juta
2.Saat saya nanya ke mas tersebut tentang sejarahnya, dia dengan polos menceritakan bahwa dialah yang menemani sang pemilik saat belanja mesin dahulu. Dan dia keceplosan bahwa total belanjanya sekitar 110 juta :P

Yang menarik adalah jawaban dari poin ketiga. Yaitu saat saya minta ke mas-nya untuk diperbolehkan ngintip laporan keuangan hingga saat ini. Sambil bangga (alias polos) dia ngomong bahwa sehari omsetnya bisa 700 rebu.

Emang sih kalo saya liat2, catetan di MS Excel-nya ada yang 400, 500, bahkan 700 rebu. Tapi pas saya klik average, ternyata angka yang keluar adalah 250 rebu doang!

Aha, inilah biang keroknya kenapa bisnis ini mau dijual. Ya jelas ga bakal nutupin sewa tempat dan gaji karyawan lah. Yang ada malahan nombok tiap bulan.

Saya pun dengan penuh gaya, pamit meninggalkan nomer HP saya disana sambil berkata

"Saya pikir2 dulu ya mas"

Hehehe...
Alhamdulillah, pengalaman unik, ilmu baru, sekaligus lucu!

1 komentar:

abuyahya mengatakan...

Kalo yang saya inget dari Brad Sugars cuma ucapannya :

" Rich people spend money to get time, and poor people spend time to get money "

Tapi kalo demam "mancing" dengan membeli ikan kiloan, dibuang ke kolam, lalu dipancing bersama-sama masuknya kategori "rich people" apa "poor people", yah?

Btw. Membeli bisnis kategorinya udah bukan kudran 3, tapi kuadran 4 lho. (Bikin komunitas baru, deh, namanya TDMM = tangan di mana-mana, komunitas untuk kuadran 4)