Sabtu, 20 Oktober 2007

BANDUNG - LAMPUNG - DEPOK - BOGOR

Alhamdulillah, malem ini baru aja nyampe lagi ke Bandung.
Lancar banget!
Asumsi bahwa arus balik akan sangat memacetkan ternyata tidak terjadi.

Ya, selama sepekan ini saya sekeluarga baru aja keliling silaturahim ke beberapa sanak famili di kota-kota tersebut. Bukan mudik loh, karena saya sekeluarga adalah original UrBan alias urang bandung asli.

Pernah ngeliat berita pejabat yang korupsi ?
Jijik, sebel, muak...

Tapi pertanyaannya
Bagaimana jika orang tersebut adalah saudara dekat anda ?

============

Ya, itulah salah satu tujuan kami pergi ke Lampung. Dimana tujuan utama kami adalah membesarkan hati seorang saudara dekat kami. Adik ibu saya. Sebut saja Tante A. Karena, suami beliau kini mendekam di sebuah Rutan karena tuduhan korupsi.

Saya ngga akan bicara tentang korupsinya, karena udah jelas bahwa hal itu salah, dan tentu sang pelaku harus siap menanggung konsekuensinya. Masalahnya adalah saat konsekuensi tersebut merembet ke keluarga, yang mana setahu saya perbuatan korupsi tersebut murni kekhilafan Om saya pribadi. Lejitan karir membuatnya lupa diri.

Yang ingin saya bahas disini adalah berubahnya Tante A menjadi seorang istri yang luar biasa. Begitu tegar, begitu kuat, wanita perkasa !

Anaknya tiga, masih kecil-kecil. Yang dua udah masuk SD, tiap hari harus dianter jemput, tanpa sopir tentunya. Anak yang satu lagi pun masih kecil banget, belum nyampe 2 tahun.

Sementara hampir tiap hari Tante A juga mesti nengok ke Rutan yang mana waktu tempuh perjalanannya adalah 2 jam.

Hampir tiap hari beliau juga harus diskusi dengan tim pengacara, membicarakan hal-hal baru yang mungkin tidak pernah ada dalam benaknya saat menempuh S-1 di Farmasi ITB.

Dan pernah suatu hari, di depan rumahnya, saat sendirian cuman sama anak-anaknya, dua orang pembunuh bayaran menanti di pagar. Suruhan dari pejabat-pejabat yang posisinya diatas Om saya. Mereka takut ketauan terlibat korupsi berjama'ah. Alhamdulillah, Allah menggerakan hati para pembunuh bayaran tersebut untuk pergi karena mengira di rumah tidak ada siapa-siapa.

Keluarga Ibu saya (Ua, Om, Tante, dkk) sempet kepikiran buat ngeboyong Tante saya sekeluarga ke Bandung. Tapi keburu sadar, bahwa kini tanggung jawabnya udah beda. Tante saya udah punya suami, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sebagai istri, dia harus siap menanggung apa yang menjadi tanggung jawabnya di keluarga. Seberat apapun, sepahit apapun...

Alhamdulillah, Allah ngasih ujian seperti ini untuk kami. Karena, kami masih muda, masih ada kesempatan memperbaiki diri.

Sebuah kalimat sederhana, namun menggetarkan dari tante A, karena lahir dari jiwa seorang istri lemah lembut yang bertransformasi menjadi sangat tegar

============

Baik, kita lanjutkan
Setelah untuk pertama kalinya saya masuk ke dalam Rutan di Lampung, kini untuk pertama kalinya juga saya mengunjungi masjid yang menjadi buah bibir ibu-ibu majelis taklim di mana-mana.

Masjid kubah emas, Dian Al Mahri
Saat pertama masuk gerbangnya pun hati saya langsung tergetar.

Subhanallah...
Ada ya yang kayak gini
Kayak bukan di Indonesia
Kayak di Saudi, expecially Madinah Al Munawarrah

Insya Allah, dampak berkah ramadhan, tahun depan saya kesana
Mohon do'akan agar jadi haji mabrur ya...
Cerita detailnya nyusul, insya Allah

============

Nah ke Bogor ngapain ?
Silaturahim keluarga besar dari pihak ayahnya ibu saya

Apa ya yang diceritain disini...

Oya, saya nginep di villa gede yang punya kolam renang dan lapang tenis. Kayak di sinetron lah pokoknya. Villa tersebut milik kenalannya Ua saya. Dan seperti biasa, pemiliknya amat jarang tinggal disana.

Yah memang, pembantu dan tukang kebun pun bisa aja dapet rezeki rumah senilai 5 milyar. Sementara para konglomerat, bisa aja Allah kasih kolesterol sehingga tiap hari makanannya ngga jauh beda sama kambing, sayuran melulu, hehehe...

Foto diatas, saya yang motret, jadi ngga perlu repot-repot nyari foto saya disana, ngga bakal ketemu :D :D :D

Tidak ada komentar: