Rabu, 28 November 2007

MEMULAI BISNIS DENGAN MUDAH, SAMBIL DAKWAH

"Yang penting kamu kegaji, dan biaya sewa tempat kebayar. Kalo entar ada uang lebihnya buat saya, ya alhamdulillah"

Namanya Alex, beliau adalah sobat saya sewaktu di kampus dulu. Saya lulus duluan, dan beliau -insya Allah- tahun depan. Kisah persahabatan kami berawal dari lapangan hijau. Seperti biasa, setiap kampus memiliki liga sepakbola yang mempertemukan tim antar kelas. Dan di tiap kelas tentu ada andalannya.

Alex sebagai gelandang, Kemal sebagai back, dan saya -ehm- sebagai penyerang.

Kecocokan di lapangan hijau berlanjut saat beliau dengan mudahnya meng-iya-kan saat saya mencari teman untuk mengikuti pengajian malam jumat di Daarut Tauhid di masa awal-awal kuliah. Kadang, kami bermalam disana hingga sarapan nasi kuning esok paginya. Dan mungkin inilah manfaat dari "tidur bersama", kami jadi makin dekat.

Kecocokan kami lainnya adalah dalam obrolan. Kami senang mengobrolkan hal-hal yang terkait dengan kewirausahaan. Tentang tren bisnis, tentang cerita sukses para entrepreneur, dan sebagainya.

Dulu, sewaktu mata kuliah entrepreneurship yang hanya 3x tatap muka di kelas, dan sisanya berbisnis "di jalanan" saya dan Alex tergabung dalam satu kelompok. Saya tak akan sebut produk apa yang kami jual, malu ah, agak ilegal ;P

Salah satu obrolan kocak yang masih saya inget diantara kami adalah
Agah : "Eh, kenapa ortu ngasih nama kamu Alex -kayak bule- ?"
Alex :
"Oh ada sejarahnya Gah, jadi sehubungan saya adalah cucu lelaki yang sangat dinanti oleh nenek saya. Maka kedua orangtua saya pun ingin memberi hadiah dengan memberinya kesempatan menamai saya"
Agah : (Dalam hati)
"Kok nenek-nenek kepikiran ya ngasi nama Alex"
Alex :
"Jadi Gah, Alex itu singkatan"
Agah :
"Dari !?"
Alex :
"Anak LElaki neneX, hehehehe..."

Baik lanjut ah, becanda aja
Kutipan kalimat dibawah judul tulisan ini, saya dapatkan saat berkunjung ke rumahnya tadi malam. Kebeneran, saya baru saja ada keperluan di kampus. Dan rumah Alex deket sama kampus. Sebenernya kami udah cukup lama engga kontak, khususnya selepas lulus. Tapi ya, Allah yg menggerakkan hati, saya tiba-tiba aja jadi pengen maen kesana.

Ternyata Alex sudah mulai berwirausaha, membuka lapangan kerja!

Dan caranya sederhana. Jadi Alex menemukan peluang bahwa Indomaret dan Alfamart memilki program untuk membantu pengusaha kecil dengan menyewakan space halaman depannya untuk berdagang. Menindaklanjuti peluang ini Alex pun mendatangi kantor pusat Indomart yang di Ahmad Yani dan kantor pusat Alfamart di Sukarno Hatta.

Dari obrolan tadi malem, yang saya tangkap adalah
1. Space yg disewakan 2x1 meter persegi. Tapi di lapangannya mah ternyata fleksibel
2. Sewanya Rp.330.000 perbulan
3. Hanya bisa didirikan pada toko yg dikelola kantor pusat.

Jadi kita ga bisa ikut dagang di depan toko yg dikelola pribadi alias franchise. Ciri bahwa toko tersebut dikelola pribadi, biasanya di plangnya suka ada nama orang/badan hukum. Kalo dikelola oleh kantor pusat, biasanya di plangnya hanya terpampang alamat. Nah yang ini baru boleh!

Alex pun mencoba dengan jenis usaha yang mudah. Yang penting mulai dulu, take inspired action miracle happen! No action nothing happen... Maka karena momennya adalah Ramadhan, dia membuka outlet Sop Buah karena skill yang dibutuhkan engga terlalu tinggi.

Ok, total modal sekitar 2 juta, belanja bisa di pasar Gegerkalong, etalase bisa dibikin di Malabar, nah sekarang karyawannya siapa?

Alex teringat dengan Dikdik, teman SD-nya yang putus sekolah dulu. Ternyata, kini Dikdik berprofesi sebagai preman -ya, preman asli!!- di sekitaran kampus Maranatha. Alex yakin, hubungan mereka masih baik, maka dia pun memberanikan diri untuk mengajaknya. Dikdik meminta waktu untuk mempertimbangkan. Dan akhirnya, mau!

Nah, bisnispun dimulai. Satu lapangan kerja sudah dibuka, dan ada lagi tambahannya. Yaitu bisnis bisa menjadi jalan dakwah secara kongkrit. Pelan tapi pasti, Dikdik mulai menyambut panggilan adzan.

Ternyata, saat dagangan ditinggal sholat. Kekhawatiran negatif, tidak ada yang terjadi tuh. Barang hilang, engga ada. Konsumen ngambek, engga ada juga.

Teringat sebuah kisah Rasulullah SAW, saat harta dapat menjadi jalan dakwah yang kongkrit

Dari Anas bin Malik "Suatu ketika ada seorang laki-laki menemui Nabi, lalu beliau memberikan seekor domba kepada orang itu. Lalu orang itu pulang ke kaumnya dan berkata, "Wahai kaumku, masuklah kalian kedalam agama Islam, karena sesungguhnya Nabi Muhammad SAW itu suka memberi pemberian (bersifat pemurah) dan Beliau tidak takut miskin!"
(HR Muslim)

Nah, lalu apa kabar dengan kemajuan bisnis Kang Alex saat ini. Apakah dengan dakwah, bisnisnya makin yahud!? Ternyata belum tentu, karena tadi malam dia mengatakan "Sekarang libur dulu Gah, hujan soalnya (alias usahanya tutup)"

Loh, apa hubungannya dengan hujan?

Alex menjawab "Dulu saya adalah orang beraliran positive thinking buta, alias tidak memasukkan realitas sebagai pertimbangan. Ternyata memang bener Gah, jualan es/minuman saat hujan itu bakalan sepi banget."

Dan dengan gaya hiperbola Alex melanjutkan sambil senyum, "Jangankan saya yang nangis sedih, tukang buah di pasar aja kalo hujan mah nangis-nangis Gah karena saking sepinya"

Tapi di akhir obrolan kami, sembari mengantar saya hingga pintu pagar Alex menutup obrolannya "Yah, yang penting mah bukan sukses atau gagal. Lagian, mumpung saya masih bujangan. Yang penting mah amal kita ini, bikin berat timbangan atau engga, ya Gah?"

Saya pun hanya mengangguk tersenyum, kagum...

NB :
1. Logo diatas adalah milis tangandiatas yang saya ikuti. Kalo ingin ikut, kirimkan email ke tangandiatas-owner@yahoogroups.com dgn mencantumkan saya/blog saya sebagai rekomendasi. Bukan apa-apa, rekomendasi diperlukan karena milis ini sifatnya tertutup, member get member. Atau bisa juga kontak Pak Eko sebagai moderatornya

2. Kalau ingin nanya2 tentang pengalaman cara nyewa halaman Alfamart dan Indomaret sama Alex, bisa ngirim email ke lexs_safar@yahoo.co.id

2 komentar:

Anonim mengatakan...

bisnis sambil dakwah, subhanallah..ckp terharu membacanya, ..semoga alexnya bisa bangkit lagi usahanya ya..

abuyahya mengatakan...

Setuju,

bikin terharu...

kalo saya mah malah takut sebaliknya, gah! Bisi "daakwah sambil bisnis". Gimana menurut agah?