Dulu sewaktu masih imut, yang paling dibanggakan oleh orangtua dari saya adalah kemampuan mendalang (jangan ketawa!) Konon, dulu saya sangat hapal nama tokoh2 dunia pewayangan.
Bahkan kata mereka, saya bisa merancang sendiri skenario hendak dibawa kemana tokoh wayang anu.
Apakah dia masih hidup diakhir cerita, atau hanya jadi figuran sekilas di tengah cerita. Atau bahkan cepat2 saya bunuh di awal cerita :D
Seiring berjalannya waktu, terkuburlah bakat tersebut. Apalagi bangku sekolah yang memang hanya memberi sedikit ruang bagi keunikan setiap anak.
Tapi, tetap saja ternyata saya masih senang bercerita. Dan baru sekarang saya ingat bahwa dulu saat SD, pernah beberapa teman dekat meminta saya menjelaskan pelajaran yang tidak mereka mengerti.
Dan ternyata saya bisa menjelaskannya dengan singkat, sederhana, dan mengubah perasaan rumit menjadi ceria. Keren banget lah pokoknya :P
Cerita berlanjut, hingga akhirnya saya duduk di bangku SMP. Saya juara lomba resensi buku se-Bandung Raya gitu loh! Saya ingat tatapan penuh rasa ingin tahu dari temen2 di kelas, saat panitia mengantarkan hadiahnya langsung ke sekolah, bukan ke rumah.
Padahal sebenernya, saya juara karena dua alasan. Pertama, saya curiga pesertanya kurang dari 5 orang. Kedua, saya membuat resensi tersebut dengan 80% inspirasi dari sampul belakang buku, yang biasanya emang udah ada resensinya hehehe...
Sewaktu SMA, saya mengenal yang namanya mentoring keislaman. Saya menikmati masa2 itu. Dan sebagaimana siklus alami, status saya meningkat dari yang asalanya peserta menjadi pemateri mentoring. Alhamdulillah.
Memang, rencana Allah bukanlah sesuatu yang dapat ditebak. Seiring berjalannya waktu, zona saya meluas dari mentoring kelompok ke arah public speaking yang sifatnya massal.
Berawal dari membuka acara di event2 organisasi skala kampus. Saya -tanpa pernah kepikiran apalagi merencanakan- mulai diundang untuk menjadi moderator beberapa narasumber baik di bidang bisnis maupun dakwah yang pengalamannya bagai bumi dan langit bila dibandingkan dengan saya.
Beberapa diantaranya adalah Uje, Mbak Asma, Pak Nur, Adeda, dan Pak Yana Raharja. Dan berada di samping mereka, tentu sebuah sensasi dan kegelisahan tersendiri :D
Seolah inilah cara Allah agar saya bisa menemukan kembali bakat alami yang dikaruniakanNya.
Dari awalnya mentoring dan menjadi moderator, saya pun belajar untuk memberi training. Dimulai dari kegiatan training untuk adik almamater hingga -lagi2 tanpa terbayang- mahasiswa di kampus negeri, yang notabene lebih pinter2 daripada saya.
Kok bisa? Hal ini karena saya bersama beberapa teman, 4 tahun yg lalu sudah merintis bisnis bimbingan belajar privat. Kami ingin setiap calon pengajar bisa membuat muridnya puas. Maka diadakanlah training.
Siapa pematerinya? Karena duit cekak terpaksalah kami yang melakukannya. Dan memang, kepepet selalu membawa hikmah :D
Subhanallah...
Ternyata hari ini saya makin yakin, bahwa saya memiliki bakat alami di bidang komunikasi. Ternyata perasaan saya sangat enjoy baik jika berkomunikasi lewat lisan maupun tulisan. I feel good lah pokoknya mah!
Sungguh manis skenario yang Allah berikan saat saya gemar mendalang dulu. Hikmahnya baru terasa sekarang. Dan saya yakin, koneksi antar momen dalam hidup kita terkadang baru disadari setelah beberapa lama. Inilah rahasia takdir.
Menemukan sesuatu yang lama terpendam, tentu merupakan hal yang sangat berharga. Dan menyadari bakat alami, insya Allah akan membuat hidup kita makin enjoy. Karena, kita bisa memilih bidang aktivitas yang memang kita senangi.
Bisa memilih, itu kuncinya. Karena sayang sekali jika hidup kita dijalani dengan keterpaksaan, cuman ikut2an. Tidak menuruti kata hati, bakat alami, apalagi jika sampai dibuat-buat.
Sekarang saya baru sadar, kenapa dulu saya nervous abis saat diundang pertama kali oleh si akang ganteng yang satu ini untuk sharing di komunitas tempat beliau bernaung.
Saya nervous karena saya ingin tampil tidak sebagaimana saya adanya. Pengen perfect, tanpa cela. Untungnya, karena satu dan lain hal acara tersebut batal. Diganti di lain waktu.
Akhirnya di pertemuan kedua, saya bersikap apa adanya. Cara berpakaian, cara berbicara, dan semua ciri yang memang saya lakukan sehari-hari.
Hasilnya? Alhamdulillah, saya enjoy dan -nampaknya- peserta juga enjoy ;P
Dan yang bikin lebih enjoy, tanpa diduga sebelumnya, saya dikasih amplop. Lumayanlah, bisa buat beli kerupuk satu karung hehehe...
Terakhir, coba deh anda baca motto yang saya tulis di bawah judul blog ini. Itulah yang membuat saya PeDe buat ngeblog dengan gaya enjoy seperti ini :)
Bahkan kata mereka, saya bisa merancang sendiri skenario hendak dibawa kemana tokoh wayang anu.
Apakah dia masih hidup diakhir cerita, atau hanya jadi figuran sekilas di tengah cerita. Atau bahkan cepat2 saya bunuh di awal cerita :D
Seiring berjalannya waktu, terkuburlah bakat tersebut. Apalagi bangku sekolah yang memang hanya memberi sedikit ruang bagi keunikan setiap anak.
Tapi, tetap saja ternyata saya masih senang bercerita. Dan baru sekarang saya ingat bahwa dulu saat SD, pernah beberapa teman dekat meminta saya menjelaskan pelajaran yang tidak mereka mengerti.
Dan ternyata saya bisa menjelaskannya dengan singkat, sederhana, dan mengubah perasaan rumit menjadi ceria. Keren banget lah pokoknya :P
Cerita berlanjut, hingga akhirnya saya duduk di bangku SMP. Saya juara lomba resensi buku se-Bandung Raya gitu loh! Saya ingat tatapan penuh rasa ingin tahu dari temen2 di kelas, saat panitia mengantarkan hadiahnya langsung ke sekolah, bukan ke rumah.
Padahal sebenernya, saya juara karena dua alasan. Pertama, saya curiga pesertanya kurang dari 5 orang. Kedua, saya membuat resensi tersebut dengan 80% inspirasi dari sampul belakang buku, yang biasanya emang udah ada resensinya hehehe...
Sewaktu SMA, saya mengenal yang namanya mentoring keislaman. Saya menikmati masa2 itu. Dan sebagaimana siklus alami, status saya meningkat dari yang asalanya peserta menjadi pemateri mentoring. Alhamdulillah.
Memang, rencana Allah bukanlah sesuatu yang dapat ditebak. Seiring berjalannya waktu, zona saya meluas dari mentoring kelompok ke arah public speaking yang sifatnya massal.
Berawal dari membuka acara di event2 organisasi skala kampus. Saya -tanpa pernah kepikiran apalagi merencanakan- mulai diundang untuk menjadi moderator beberapa narasumber baik di bidang bisnis maupun dakwah yang pengalamannya bagai bumi dan langit bila dibandingkan dengan saya.
Beberapa diantaranya adalah Uje, Mbak Asma, Pak Nur, Adeda, dan Pak Yana Raharja. Dan berada di samping mereka, tentu sebuah sensasi dan kegelisahan tersendiri :D
Seolah inilah cara Allah agar saya bisa menemukan kembali bakat alami yang dikaruniakanNya.
Dari awalnya mentoring dan menjadi moderator, saya pun belajar untuk memberi training. Dimulai dari kegiatan training untuk adik almamater hingga -lagi2 tanpa terbayang- mahasiswa di kampus negeri, yang notabene lebih pinter2 daripada saya.
Kok bisa? Hal ini karena saya bersama beberapa teman, 4 tahun yg lalu sudah merintis bisnis bimbingan belajar privat. Kami ingin setiap calon pengajar bisa membuat muridnya puas. Maka diadakanlah training.
Siapa pematerinya? Karena duit cekak terpaksalah kami yang melakukannya. Dan memang, kepepet selalu membawa hikmah :D
Subhanallah...
Ternyata hari ini saya makin yakin, bahwa saya memiliki bakat alami di bidang komunikasi. Ternyata perasaan saya sangat enjoy baik jika berkomunikasi lewat lisan maupun tulisan. I feel good lah pokoknya mah!
Sungguh manis skenario yang Allah berikan saat saya gemar mendalang dulu. Hikmahnya baru terasa sekarang. Dan saya yakin, koneksi antar momen dalam hidup kita terkadang baru disadari setelah beberapa lama. Inilah rahasia takdir.
Menemukan sesuatu yang lama terpendam, tentu merupakan hal yang sangat berharga. Dan menyadari bakat alami, insya Allah akan membuat hidup kita makin enjoy. Karena, kita bisa memilih bidang aktivitas yang memang kita senangi.
Bisa memilih, itu kuncinya. Karena sayang sekali jika hidup kita dijalani dengan keterpaksaan, cuman ikut2an. Tidak menuruti kata hati, bakat alami, apalagi jika sampai dibuat-buat.
Sekarang saya baru sadar, kenapa dulu saya nervous abis saat diundang pertama kali oleh si akang ganteng yang satu ini untuk sharing di komunitas tempat beliau bernaung.
Saya nervous karena saya ingin tampil tidak sebagaimana saya adanya. Pengen perfect, tanpa cela. Untungnya, karena satu dan lain hal acara tersebut batal. Diganti di lain waktu.
Akhirnya di pertemuan kedua, saya bersikap apa adanya. Cara berpakaian, cara berbicara, dan semua ciri yang memang saya lakukan sehari-hari.
Hasilnya? Alhamdulillah, saya enjoy dan -nampaknya- peserta juga enjoy ;P
Dan yang bikin lebih enjoy, tanpa diduga sebelumnya, saya dikasih amplop. Lumayanlah, bisa buat beli kerupuk satu karung hehehe...
Terakhir, coba deh anda baca motto yang saya tulis di bawah judul blog ini. Itulah yang membuat saya PeDe buat ngeblog dengan gaya enjoy seperti ini :)
1 komentar:
nu penting mah saya disebut ganteng b-)
Posting Komentar