Minggu, 16 Desember 2007

BICARA BEGINI DAN BEGITU

"Gah, dulu kamu pernah bilang *begini dan begitu* dan saya engga percaya. Sekarang, saya baru percaya apa yang kamu bilang itu. Terimakasih ya!"

Pagi ini, kutipan kalimat dari SMS dua halaman tersebut mampir ke handphone saya. Pengirimnya adalah seorang teman di bangku kuliah dulu. Bukan teman akrab, tapi saya mengenalnya sebagai seseorang yang ramah.

Kalimat dengan nada sejenis pun tidak jarang mampir ke telinga saya :

"Gah, saya inget apa yang pernah kamu omongin dulu bahwa *begini dan begitu*". "Kang Agah kan dulu pernah ngasih tau bahwa *begini dan begitu*" DAN SETERUSNYA....

Mulutmu harimaumu!

Peribahasa ini terasa relevan, karena imajinasi saya mendadak melayang ke masa lalu. Mengingat-ingat, kapan saya pernah mengucapkan kalimat *begini dan begitu* tersebut.

Dan jujur, saya lupa...

Yang saya ingat saat itu adalah tahun-tahun silam, saat saya diberikan amanah sebagai ketua di beberapa organisasi, pemateri di beberapa forum, dan mentor di beberapa kelompok. Ini bukan sesuatu yang patut dibanggakan, karena saya ingat, bahwa semua itu memberikan saya peluang untuk BANYAK BICARA!

Duh...
Betapa banyak yang terucapkan
Betapa banyak yang belum teramalkan

Taubat adalah urusan saya dengan Allah. Tapi meminta maaf adalah urusan saya dengan sesama manusia.

Jadi, saya memohon maaf bila nasihat yang saya katakan belum anda temukan dalam perilaku saya. Juga, saya memohon maaf bila janji yang saya lontarkan, belum dapat terpenuhi hingga kini. Tidak lupa, saya memohon maaf pada anda bila hati pernah tersakiti, karena lisan yang tak terkendali ini.

NB :
- Permohonan maaf ini lebih khusus ditujukan untuk teman-teman di SMAN 8 Bandung & STMB TELKOM. Yaitu tempat dimana saya lama berinteraksi disana. Punten kalo pas ngobrol, saya suka kaku, keras, bahkan nyeletuk sangeunahna. Punten pisan...

2 komentar:

Donny mengatakan...

Hihi, ngeri ya Gah? saya juga sering seperti itu, tapi setelah diingat-ingat lagi teh perasaan gk pernah ngomong kayak gitu. Berarti masih ada yang 'salah' dengan cara kita berbicara, tidak dipikirkan...asal ceplos aja :D

deen mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.