Sabtu, 22 Desember 2007

CERITA QURBAN 3 : KOK KITA ENGGA QURBAN AJA?

Penceramah menceritakan pengalamannya. Mengenai penjual hewan qurban kenalannya.

Alkisah, sebagaimana kita amati bersama. Bahwa menjelang Idul Adha biasanya kota dipenuhi oleh para penjual hewan qurban yang berasal dari desa. Mereka membawa jualannya masing-masing, hingga terpaksa menginap di "ruang pamer" hewan qurban mereka.

Nah, ini adalah tahun kelima bagi sang penjual hewan qurban. dan sekarang adalah hari terakhir qurban, ternyata domba jualannya masih tersisa 5 ekor.

Tidak habisnya domba jualan, tidak semata-mata dapat dinilai dari aspek untung rugi secara finansial. Mengapa? Karena ongkos untuk membawa si domba yang tidak laku tersebut ke desa, tentu membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih besar nilainya daripada uang.

Saat itu sang penjual domba termenung, mencari solusi bagi tidak lakunya domba tersebut. Dan tanpa dinyana-nyana, anaknya datang dan melontarkan pertanyaan polos yang menghentak

"Ayah, kan aku tiap taun menemani ayah menjual hewan qurban, kok aku belum pernah ngeliat ayah qurban sih?"

Seolah tersadarkan dari tertutupnya mata hati selama ini. Sang ayah pun seketika memeluk anaknya sambil menangis. "Kau benar anakku, kalau begitu akan ayah qurbankan kelima domba ini sebagai bayaran atas lalainya ayah dalam berqurban selama lima tahun!"

Subhanallah. Saya berpikir, terkadang kita selalu menganggap diri ini kekurangan,seperti bapak penjual domba yang tahun ke tahun merasa dirinya orang miskin. Hal ini menjadi pembenaran untuk tidak berkurban.

Padahal kalau kita mau jujur, nikmat yang Allah beri, berbagai kelebihan yang Allah limpahkan, sebenarnya sudah berkumpul pada diri kita, di sekitar kita. Seperti ratusan domba yang ada di depan mata sang penjual domba.

Nabung beli flashdisk kok bisa, tapi giliran kurban kok ga bisa.

Kita pernah dengar, bahwa orang yang mampu untuk berkurban tapi tak melaksanakan, oleh Rasul dilarang untuk mendekati tempat sholat. Seolah-olah Rasul menyampaikan "Huss..huss.. kau sudah kehilangan taqwamu, jangan dekat-dekat tempat sholat kami!"

Penutup
Beliau mengakhiri ceramahnya dengan manis. Bahwa sudah sangat fasih kita membaca surat Al Kautsar, disana Allah hanya berpesan bahwa syarat sukses minimal bagi jaya-nya umat adalah menjaga shalat dan rela berkorban. Sebuah resep yang sederhana.

Menjaga shalat artinya adalah dilakukan diawal waktu tanpa menunda, dilakukan dengan memenuhi syarat dan rukunnya, khusyu menghadirkan hati, dan senantiasa mengejar keberkahan sholat berjama’ah.

Rela berkorban artinya adalah menyakini bahwa hidup ini tidak lama. Maka selama kita diberikan umur, seperti apakah pengorbanan yang ingin kita persembahkan pada Allah saat bertemu denganNya kelak? Ingatlah, bahwa Allah hanya menerima pengorbanan yang terbaik, pengorbanan atas sesuatu yang paling kita cintai.

***

Waalahu’alam bish shawab
Allahumma innaa na’uudzubika min ilmin laa yanfa
Lindungi kami ya Allah, dari ilmu yang sia-sia

Idul Adha kali ini sangat indah dan mengharukan, alhamdulillah
Taqabalallahu minna wa minkum ya :)

NB :

- Saya nantikan sharingnya di blog masing-masing tentang idul adha kali ini ya, sip!

- Idul Adha kali ini pun diwarnai dengan tergulingnya truk yang membawa domba kami di perjalanan dari Sukabumi, dan juga ditambah lagi ujian berupa ditabraknya mobil orangtua saya hingga penyok. Alhamdulillah dari kedua momen tersebut, tidak ada korban jiwa.

- Saya juga diajak oleh adik junior di kampus untuk membagikan daging ke janda miskin di sekitar kampus. Subhanallah, sambutan dari mereka sungguh mengaharukan. Ada yang saat kami beri sekantung daging, eh membalas dengan sekantung jambu. Ada juga yang membalas dengan sesuatu yang jauh lebih berharga dari daging tersebut, yaitu rentetan doa spontan dari lisan beliau-beliau. Amin... amin...

TAMAT

2 komentar:

Agus Ramada mengatakan...

Assalammualaikum, kang Agah nu bageur, punten boleh dicopy artikelnya ya? Boleh enggak boleh tapi akan dicopy untuk kebaikan...he3x....Terkadang saya bertanya: Kenapa orang untuk kredit mobil yang pastinya cicilan dan bunganya lebih besar berani akan tetapi nyicil nabung kurban susah sekali?(Punten, bukan karena saya peternak domba ya...he3x...). Atau kalau ada orang ingin beli sepeda motor di mana mencari yang giginya otomatis walau harga agak mahal sedikit tapi kalau kurban carinya yang harga miring?(Punten, bukan karena saya juga menjual domba ya....he3x...). Hatur Nuhun.

anugerah perdana mengatakan...

mangga kang
jazaakumullah khair