Nah, pernah mendengar istilah kebebasan waktu? Biasanya istilah ini terkait dengan istilah lainnya yaitu kebebasan finansial. Inti dari keduanya sih simple, yaitu kebebasan dalam memanfaatkan waktu akan didapat saat kita sudah memiliki sumber pendapatan pasif. Alias kalo udah kaya, tinggal ongkang-ongkang kaki di kursi goyang. Tarik maang…! Hehehe…
Dulu saya adalah maniak atas SEMUA IDE Mas Robet Kaoskaki
Tapi sekarang, tentunya perlu ada beberapa yang dipilah dan dipilih
Sebenernya yang dicari itu bukan kebebasan, tapi keseimbangan. Emang mau gitu nganggur tiap hari, walau banyak duit?
Ok. kembali ke masalah keseimbangan waktu, menurut saya kondisi kongkritnya sih adalah saat kita dapat memanfaatkan waktu kita untuk melakukan hal-hal yang membuat jiwa kita hidup, walaupun dimata orang lain hal tersebut nampak bikin stress.
Misal, seorang pembicara seminar yang begadang agar presentasinya pekan depan (ingat! pekan depan, bukan keesokan hari lho…) bisa memberi pengaruh besar bagi pesertanya. Terlihat stress, tapi siapa yang tahu kalo hal tersebut sangat menyenangkan dan begitu dinikmati oleh sang pembicara.
Nah apa hubungannya dengan pengalaman saya ?
Hubungannya adalah saat jumat lalu saya mengagendakan untuk keliling nengok bayi di pagi hari. Yang pertama (jam 8-9) adalah bayi-nya Kang Dani, aktivis Baitul Maal wat Tamwiil Khalifa di Bandung. Beliau orang hebat yang sudah merasakan jatuh bangunnya hidup. Bisnis pernah kebakaran, sampai harus “menenangkan diri” dengan menjadi buruh migran di Korea.
Yang kedua (jam 9-10) adalah bayi-nya Teh Egi, akhwat se-SMA dan sekampus yang melahirkan bayinya beberapa hari sebelum wisuda. Beliau adalah penganut paham nikah dini sambil kuliah. Nah saya berterimakasih karena beliau adalah orang hebat yang mengajarkan arti dari kata “empati” dalam hidup saya.
Maklum, dulu ada beberapa kata yang cukup asing dalam hidup saya. Misalnya empati, kontribusi, berkunjung silaturahim, dan tukar pikiran. Tapi alhamdulillah atas jalan dari beberapa sahabat, saya mulai berubah dikit-dikit.
Jadi intinya apa?
Ih meni ingin buru2 aja atuh :P
Gini, hubungannya dengan kebebasan waktu adalah, saat saya mengendarai motor dan berhenti di stopan, tiba-tiba aja saya beryukur.
“Emh…Agah, liat orang lain mah pagi-pagi (nampak) sibuk dan cemberut, kamu mah hari Jumat ini dikasih Allah waktu luang buat silaturahim, Alhamdulillah”
NB :
1. Ini mah bisi salah sangka, ge-ernya sih ^_^ nganggap saya bisnisnya udah gimana gitu. Sampai (terkesan) nyantai. Sebagai info, sekarang saya makan dan tidur gratis di orangtua dan bulan kemaren cashflow bisnis masih negatif.
2. Pesan dari Abah Agah : Ngeblog itu harus membebaskan dan menyenangkan. Jangan sampe bikin kita ngga enjoy! Kalo ada orang yang ngga enjoy, suruh aja dia ngeblog sendiri :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar