Dan as usual, sebelum acara resmi dimulai, sudah menjadi budaya bahwa sesama peserta harus saling bertukar kartu nama dan menceritakan bisnisnya masing-masing.
Sayangnya, saya belum bikin kartu nama :( Maka dari itu, berubahlah Agah menjadi seorang penyimak dan pengamat suasana yang baik.
Hmm...hasil nguping
Ada seorang akang yang lagi ngobrol disebelah sana. Katanya (ngga tau salah denger atau ngga..) beliau adalah produsen kaos kaki. Ya, cuman kaos kaki sih, TAPI DENGAN OMSET MILYARAN
Mulai deh rendah diri, walau cuman sebentar
Karena kan si sayah udah punya konsep sukses sendiri, Alhamdulillah
Acara pun akhirnya resmi dimulai, duduk melingkar lesehan. Dibuka dengan tilawah Al Quran surat Ar Rahman (ini yg saya suka dari SU !) Dan peserta satu persatu memperkenalkan diri plus aktivitasnya. Tentunya, masing2 berekspresi dengan gila dan unik
Ada yang menambahkan namanya dengan KDI,
misal Agah KDI (Agah Kasep Dambaan Istri)
Ada yang menambahkan namanya dengan GTGTL
misal Agah GTGTL (Agah Ganteng Tampan GiTuLoh)
Ada juga yang merendah dengan make gelar MBA
misal Agah MBA (Agah Masih Belum Apa2)
Pokoknya mah full epos !!!
Dan akhirnya tausiyah pun dimulai, langsung oleh Ustad Abu Umar Andri Maadsa. Wah subhanallah sekarang mah beliau pake Kuniyah.
Beliau tanpa basa-basi memulai tausiyahnya dengan langsung mengkritik para alumnus yang hobi tuker-menuker kartu nama, tapi cuman berhenti sampai disitu doang. Karena menurutnya, berkenalan dan tukar menukar kartu nama adalah bentuk silaturahim yang paling rendah bagi seorang pengusaha !!!
Beliau pun mengkritik para alumnnusnya yang saling membangga-banggakan kepemilikan atas nomer HP orang beken. Misalnya "Aku punya no HP direktur/owner perusahaan anu loh". Yang lucu kalo misalnya kayak gini
"Kamu kenal sama pemilik perusahaan anu ?"
"Kenal dong, orang no HPnya aja ada di phonebook punyaku !"
"Pernah nelepon ?"
"Engga"
"Pernah SMS-an ?"
"Engga"
"Yah..kalo gitu doang mah elunya doang kenal, dianya kagak !"
Nah setelah saling bertukar kartu nama, silaturahim tahap selanjutnya adalah Saling Berkunjung. Bisa ke rumahnya, kosannya, kantornya, atau bahkan langsung ke tempat usahanya. Dan saya pribadi, baru mulai ngerasa ngeh saat mendengar poin ini.
Iya juga ya, dipikir2 saya termasuk orang yang jarang berkunjung atas nama silaturahim. Giliran berkunjung, pasti ada kepentingan yang sifatnya non kekeluargaan. Saya jadi inget obrolan dengan seorang temen di kampus dulu
"Gah, justru obrolan-obrolan yang tidak penting-lah yang membuat hubungan kita dengan seseorang makin terasa penting "
Tingkatan selanjutnya yang lebih tinggi, kata beliau sambil tersenyum jahil adalah : Meniduri Saudara Kita ! Maksudnya, tentu saja bukan yang aneh-aneh, yaitu kita menginap dan tidur bareng di kediamannya. Mas Andri setahu saya adalah seseorang yang Walk the Talk, melakukan apa yang ia bicarakan. Dulu beliau pernah ngasih tau bahwa beliau pernah tidur di rumahnya Pak Purdi Chandra, langsung di kasur kamar pribadinya ! Muantap...
Nah terakhir, yang paling tinggi adalah Saling Mempersaudarakan, seperti saat Rasulullah mempersaudarakan shahabat Anshar dan Muhajirin sesampainya hijrah di kota Madinah. Dan contoh yang terkongkrit adalah : SALING MENIKAH
Kita bisa lihat secara gamblang dalam hubungan antara Rasulullah dan para shahabat ring satu-nya yaitu Abubakar, Umar, Utsman, dan Ali. Rasul menikah dengan putrinya Abubakar dan Umar. Utsman dan Ali menikah dengan putri Rasul. Dan dari sini bisa kita lihat secara kongkrit bagaimana hubungan mereka semua. Selain menyandang sebutan saudara seiman, mereka pun kini memang jadi saudara dalam artian sebenarnya. Subhanallah !
Moga terinspirasi untuk bertindak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar