Selasa, 16 September 2008

RAMADHAN #14


Alhamdulillah walau usia udah segini, Allah masih memberikan kesepatan buat saya untuk belajar ngaji minimal seminggu sekali. Gurunya adalah Kang Topan, kakak kelas saya pas SMA dulu. Dan diantara pesertanya pun ada yang merupakan teman SMA saya juga, namanya Pri

Biasanya paket pertemuan kami adalah baca Qur'an, bahas yang udah dibaca, (kalo ada) setor hafalan, dan ditutup dengan materi ringan. 

Pertemuan ini membahas Surat Al Anfal, surat ke-8, ayat2 awal tentang perang Badar yang terjadi pas bulan Ramadhan. 

Nah yang menarik dari pertemuan kali ini adalah, ada pembahasan tentang mimpi basah :P 

Gimana ceritanya? Jadi begini nih...

Suatu hari, Rasul SAW dan para sahabatnya hendak menyerang kafilah dagang Abu Sufyan yang notabene membawa harta sangat banyak dan tentu ada pasukan penjaganya. 

Masalahnya, saat pasukan umat Islam sedang di tengah perjalanan, info peperangan ini bocor ke kafilah Abu Sufyan. Maka, Abu Sufyan pun berbalik, dengan tujuan meminta bala bantuan

Mengetahui hal itu, sebagian diantara para sahabat pun menjadi ragu, selain karena tadinya mereka pengen harta rampasan perang yang kebayangnya bakalan mudah didapat, merekapun tidak begitu siap bila harus menghadapi musuh yang jumlahnya mendadak jadi lebih banyak. 

Yah sahabat Rasul juga manusia, ibarat kita udah punya niat awal begini dan begitu, eh di tengah jalan kondisi berubah 180 derajat. Tadinya kebayang dapet harta, eh ternyata malahan harus korban nyawa. 

Saat itulah turun perintah dari Allah, agar mereka lebih yakin akan janji dan pertolongan Allah, daripada itung2an logika. 

Akhirnya para sahabat pun patuh, sami'na wa atho'na...

Nah, apakah bentuk pertolongan Allah untuk mereka ?

Pertama, kabar gembira bahwa Allah akan turunkan 1000 malaikat sebagai bala bantuan perang buat mereka. Bayangkan, apa yang lebih menenteramkan hati apabila ada kabar sebelum perang, bahwa kepastian menang sudah ditangan?

Kedua, jaminan Allah bahwa Dia akan menyelusupkan rasa takut kedalam hati musuh. Dan ini bisa dikatakan musuh sudah kalah duluan sebelum bertempur. 

Ketiga, dan ini yang menarik, semalam sebelum perang, pasukan kaum muslimin bisa tidur dengan nyenyak. 

Padahal, besok kebayang bakalan tempur, bakalan terluka, bakalan mati. Intinya mah harusnya stress tingkat tinggi, eh kok malahan bisa tidur dengan nyenyak.

Nah, tidak cukup hanya disitu. Dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir, bahkan kebanyakan pasukan kaum muslimin paginya bangun dalam keadaan junub.

Artinya, mayoritas pada mimpi basah !

Subhanallah, besok perang, eh ini malahan kondisinya super rileks. Udah mah tidur nyenyak, mimpi basah lagi :D

Nah, disebutkan juga paginya turun hujan. Selain agar pasukan bisa mandi besar, juga katanya sih agar pijakan tanah saat perang lebih kokoh dan mantap. 

Jadi apa hikmah yang bisa kita ambil dari sini?

Jangan ragu untuk melangkah, bila kita yakin jalan yang kita tempuh diawali dengan niat yang baik. Walaupun di tengah jalan muncul berbagai kendala yang membuat bimbang. 

Yakinlah, bahwa bila niat awal kita sudah benar, janji dan pertolongan Allah akan datang, seberat apapun kendalanya. 

Buat sahabat2ku yang sedang merintis cita2 mulianya, keep moving forward !

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah, saya blom pernah cerita itu Kang. Di buku2 sejarah Islam rasanya tak ada, dan guru saya di TPA dulu nggak pernah cerita.

(Lha iya lah, mau jadi apa anak TPA kalau diceritain yang kayak gitu, hehe)