Inti tulisan ini sebenernya tentang domba guling, tapi tetep dong harus ada prolognya.
Ok lets begin...
Alhamdulillah hari ini RK kedatangan tim Rumah Ilmu Indonesia yang dikomandani Kang Reza Ervani.
Sebenarnya saya udah tahu nama beliau dari sekitar 2 tahun yang lalu. Tapi kenalnya terbatas. Yaitu melalui artikel2nya yang pendek tapi (saya yakin) merupakan saripati dari banyak buku.
Intinya sih, saya kenal dia, dia ga kenal saya :P
Yang lucu, komunikasi kami terjalin baru kemaren2. Dan itupun lewat YM. Intinya sih beliau mau reservasi, tapi karena (mungkin) kurang yakin, beliau pun menelepon saya.
Weih, pas ditelepon suaranya menyeramkan, berat2 gitu deh. Dan singkat cerita, akhirnya kami pun deal. Beliau minta 25 kursi untuk berbuka di RK.
Beberapa jam sebelum berbuka, beliau ngirim SMS meminta kesediaan saya untuk sharing mengenai kisah bisnis yang baru 5 bulan saya jalani.
Sayang sekali, sebenarnya saya bersedia, tapi masalahnya hari ini ada Forum TDA Bandung yang sudah direncanakan jauh2 hari. Dengan berat hati saya pun meminta maaf karena tidak dapat memenuhi permintaan beliau.
Di Forum TDA Bandung, tim Republik Kuliner alhamdulillah bisa bersinergi dengan tim Villa Domba asuhan Kang Agus Ramada. Kerjasamanya adalah, tim VD akan mengirimkan seekor domba muda secara GRATIS untuk dibumbui dan dimasak domba guling oleh tim RK.
Sebenernya saya nekad memenuhi permintaan Kang Agus. Karena pertama, tim RK belum pernah sekalipun masak domba guling. Dan kedua, tim RK sama sekali ga punya alat penggulingannya ;)
Bukan entrepreneur namanya kalo menyerah pada keadaan. Apalagi ini kan aktivitas tolong menolong dalam ketaqwaan (menjamu yg berbuka) maka harus diikhtiarkan maksimal dong.
Untuk solusi pertama, saya tanya satu persatu koki RK yang berjumlah 4 orang, uhuy, ternyata ada yang pernah masak domba guling pas dia kerja di tempat sebelum RK.
Masalahnya, cara masak domba guling biar enak adalah si dombanya disiram dulu dengan bir, baru dimasak. Parah!
Kami pun putar akal. Dan alhamdulillah (walau nekad) kami akan mencoba bagaimana bila si domba bukan disiram bir, tapi disiram dengan saus madu lemon. Terus setelah meresap dan masak, daging domba disayat tipis dan disajikan dengan saus BBQ khas RK. Eng ing eng...
Untuk solusi kedua, alhamdulillah saya pernah lewat sebuah warung sate kambing, dan disana dia juga menyediakan menu domba guling. Saya pikir, pasti dia menyewakan alatnya juga dong. Dan ternyata memang benar, alatnya bisa dirental secara harian. Fiuuuh lega...
Nah, it's show time, domba mulai disirami bumbu sambil diguling2 sementara peserta Forum TDA Bandung masih asyik menikmati sajian mengenai kiat bisnis kue kering yang denger2 omsetnya bisa 2 milyar perbulan. Subhanallah...
Adzan berkumandang, dan setelah sholat berjamaah, peserta pun mulai menyerbu stan domba guling. Tegang abis. Takut ga enak lah, takut peserta kecewa lah, dan sebagainya.
Alhamdulillah ketegangan dengan cepat mereda setelah melihat peserta nampak puas dengan sajian kami. Apalagi dagingnya dikasih saus BBQ khas RK, makin ketagihan deh.
Bahkan, kata koki kami, ada yang 4 kali bolak balik ngambil daging. Entah siapa gerangan :P
Saya penasaran dan mencoba sendiri. Ternyata emang bener, dagingnya empuk dan juicy. Artinya nge-gulinggin dombanya pas, dan lebih khusus lagi, si dombanya emang kualitas nomer wahid.
Salut buat Kang Agus yang sukses mendidik domba2nya sehingga empuk2 gini. Hahaha...
Yah demikian laporan dari saya, artikel terkait bisa dilihat di
- Silaturahim Dengan Ina Cookies by Mas Adzan WahyuAlhamdulillah hari ini RK kedatangan tim Rumah Ilmu Indonesia yang dikomandani Kang Reza Ervani.
Sebenarnya saya udah tahu nama beliau dari sekitar 2 tahun yang lalu. Tapi kenalnya terbatas. Yaitu melalui artikel2nya yang pendek tapi (saya yakin) merupakan saripati dari banyak buku.
Intinya sih, saya kenal dia, dia ga kenal saya :P
Yang lucu, komunikasi kami terjalin baru kemaren2. Dan itupun lewat YM. Intinya sih beliau mau reservasi, tapi karena (mungkin) kurang yakin, beliau pun menelepon saya.
Weih, pas ditelepon suaranya menyeramkan, berat2 gitu deh. Dan singkat cerita, akhirnya kami pun deal. Beliau minta 25 kursi untuk berbuka di RK.
Beberapa jam sebelum berbuka, beliau ngirim SMS meminta kesediaan saya untuk sharing mengenai kisah bisnis yang baru 5 bulan saya jalani.
Sayang sekali, sebenarnya saya bersedia, tapi masalahnya hari ini ada Forum TDA Bandung yang sudah direncanakan jauh2 hari. Dengan berat hati saya pun meminta maaf karena tidak dapat memenuhi permintaan beliau.
Di Forum TDA Bandung, tim Republik Kuliner alhamdulillah bisa bersinergi dengan tim Villa Domba asuhan Kang Agus Ramada. Kerjasamanya adalah, tim VD akan mengirimkan seekor domba muda secara GRATIS untuk dibumbui dan dimasak domba guling oleh tim RK.
Sebenernya saya nekad memenuhi permintaan Kang Agus. Karena pertama, tim RK belum pernah sekalipun masak domba guling. Dan kedua, tim RK sama sekali ga punya alat penggulingannya ;)
Bukan entrepreneur namanya kalo menyerah pada keadaan. Apalagi ini kan aktivitas tolong menolong dalam ketaqwaan (menjamu yg berbuka) maka harus diikhtiarkan maksimal dong.
Untuk solusi pertama, saya tanya satu persatu koki RK yang berjumlah 4 orang, uhuy, ternyata ada yang pernah masak domba guling pas dia kerja di tempat sebelum RK.
Masalahnya, cara masak domba guling biar enak adalah si dombanya disiram dulu dengan bir, baru dimasak. Parah!
Kami pun putar akal. Dan alhamdulillah (walau nekad) kami akan mencoba bagaimana bila si domba bukan disiram bir, tapi disiram dengan saus madu lemon. Terus setelah meresap dan masak, daging domba disayat tipis dan disajikan dengan saus BBQ khas RK. Eng ing eng...
Untuk solusi kedua, alhamdulillah saya pernah lewat sebuah warung sate kambing, dan disana dia juga menyediakan menu domba guling. Saya pikir, pasti dia menyewakan alatnya juga dong. Dan ternyata memang benar, alatnya bisa dirental secara harian. Fiuuuh lega...
Nah, it's show time, domba mulai disirami bumbu sambil diguling2 sementara peserta Forum TDA Bandung masih asyik menikmati sajian mengenai kiat bisnis kue kering yang denger2 omsetnya bisa 2 milyar perbulan. Subhanallah...
Adzan berkumandang, dan setelah sholat berjamaah, peserta pun mulai menyerbu stan domba guling. Tegang abis. Takut ga enak lah, takut peserta kecewa lah, dan sebagainya.
Alhamdulillah ketegangan dengan cepat mereda setelah melihat peserta nampak puas dengan sajian kami. Apalagi dagingnya dikasih saus BBQ khas RK, makin ketagihan deh.
Bahkan, kata koki kami, ada yang 4 kali bolak balik ngambil daging. Entah siapa gerangan :P
Saya penasaran dan mencoba sendiri. Ternyata emang bener, dagingnya empuk dan juicy. Artinya nge-gulinggin dombanya pas, dan lebih khusus lagi, si dombanya emang kualitas nomer wahid.
Salut buat Kang Agus yang sukses mendidik domba2nya sehingga empuk2 gini. Hahaha...
Yah demikian laporan dari saya, artikel terkait bisa dilihat di
- Forum TDA Bandung September 2008 by Ibu Leny Puspa
- Buka Puasa Bareng Rumah Ilmu by Kang Reza Ervani
2 komentar:
Makasih dah mampir di blog sayah pak :D
kambingnya keliatan seger banget tuh hihihi... jadi pingin makan kambing ntar buka ;)
Dari Pak fauzi di milis TDA
---
Saya komentar soal makanannya saja.
Pertama kambing (domba) guling nya. Harus saya akui, ini adalah kambing guling paling lezat yg pernah saya makan. Dagingnya lembut, juicy, sama seperti steak2 di Sizzler/ American Grill. Terlebih ini memang menggunakan saus barbeque, bukan bumbu kambing guling biasa. Jadi pada gigitan pertama saya langsung membatin, wah ini sih steak kambing ... Ini tak lepas dari bahan baku daging domba nya sendiri yg memang masih muda dan segar. Jadi tekstur daging nya masih lembut. Selain itu, kambing guling umumnya menggunakan minuman alcohol untuk membalur daging nya supaya lunak. Inovasi tim Koki yg menggunakan madu - lemon patut diacungi jempol. Rasanya lezat, dan 100% halal. Tingkat kematangannya juga prima, well done, tapi tidak kering. Saya tadinya ragu untuk mencicipi, karena baru buka puasa langsung dihajar daging domba. Umumnya daging domba/ kambing sifatnya panas, jadi kalau untuk buka puasa takutnya lambung saya tdk kuat. Ternyata, domba guling a la RK ini memang benar2 lain. Sama sekali tidak bikin panas di perut. Perut saya pun aman2 saja, bahkan minta nambah ... (hehehe tapi bukan saya lho ya yg 4 x nambah). Bahkan anak2 saya pun yg kurang suka daging domba, ternyata menyukainya.
Kedua soal cookies nya Ina Cookies. Kemarin sempat coba beli 1 toples. Memang hebat cookies van Bandung ini. Varian2 nya sangat lengkap. Seperti kemarin di ceritakan oleh Bu Ina, bahwa kunci sukses nya adalah pada inovasi. Maka tdk heran variasi cookiesnya sangat lengkap dan beragam. Bahkan konon dalam waktu dekat segera me-launch varian2 yg "sehat", misalnya cookies non cholesterol, cookies + herbal (habbat, rosella, dsb). Rasanya juga pas untuk lidah saya. Renyah, dan terasa menggunakan bahan2 yg bermutu.
Pelajaran dari 2 makanan lezat di atas adalah:
1. Inovasi. Jangan mau terbelenggu oleh "biasanya seperti ini". Kang Agah berani berinovasi menggunakan madu - lemon daripada beer, dan ternyata hasilnya OK. Bu Ina, meski sudah mapan, terus berinovasi memunculkan varian kue baru. Dan itu yang membuat Ina Cookies terus dicari orang.
2. Kualitas. Jangan tanggung2 dengan kualitas. Domba guling yg lezat berasal dari domba pilihan, dengan umur yang pas. Kue kering lezat, pasti menggunakan tepung dan margarin bermutu baik. Dengan proses produksi yang terkontrol. Coba kalau memanggang domba nya kurang lama atau terlalu lama, pasti hasilnya tidak maksimal.
Singkat kata, acara forum TDA Bandung OK banget dan insyaAllah sangat bermanfaat. Sekali lagi terimakasih untuk Bu Betty dan Pak Dani selaku tuan rumah, Kang Agah dan tim RK, seluruh peserta yg sudah hadir, dan tentunya terimakasih untuk para narasumber: Pak Iyan dan Pak Budi, serta dynamic duo Ina Cookies: Bu Ina dan Pak Ina, eh ... Pak Rahmat.
Tunggu acara2 Forum TDA Bandung bulan2 berikutnya yang insyaAllah semakin seru dengan narasumber2 yang luar biasa.
Salam,
Fauzi Rachmanto
http://fauzirachmanto.blogspot.com
Posting Komentar