Rabu, 22 Agustus 2007

AL HAMM

Salah satu penyakit hati yang cukup sering melanda jiwa saya adalah Al Hamm, yang secara sederhana bisa dipahami sebagai kekhawatiran akan masa depan. Penyakit ini berkebalikan dengan Al Hazn, yaitu kesedihan/penyesalan akan masa yang telah lalu.

Kedua penyakit ini merupakan sesuatu yang berbahaya, kenapa?

Karena Rasululllah, seseorang yang paling terjaga hatinya, paling suci hatinya dari penyakit saja sampai-sampai melantunkan doa agar dilindungi dari penyakit ini, berarti ini bukan hal remeh!!

Allahumma inni audzubika minal hammi wal hazn
Ya Allah aku berlindung padaMu dari penyakit Al Hamm dan Al Hazn
(bisa di liat di "Hisnul Muslim" atau "Al Ma'tsurat")

Nah, penyakit khawatir ini, bagi saya biasanya ngga akan jauh dari 3 hal
1. Harta
2. Tahta
3. Wanita

Contoh kasus buat yang nomer satu : Khawatir bangkrut atau bisnis ga maju2

Contoh kasus buat yang nomer dua : Khawatir diremehkan oleh lingkungan saat harapan mereka ngga bisa saya penuhi

Contoh kasus buat yang nomer tiga : Khawatir mengubur potensi (calon) istri yang asalnya orang hebat, pas nikah sama saya, potensinya jadi tidak tersalurkan. Malah jadi terkubur.

Dan akhir-akhir ini, saya mendapatkan pertanyaan yang saya yakin selalu ditanyakan orang2 sekitar kita pasca lulus kuliah.

"Abis ini rencananya mau ngapain?"

Sebenernya saya udah ada jawabannya, simple...

"Mau ngelola bisnis fotocopy biar terjadi turnaround dgn omset minimal 10 juta, plus (gara2 kemaren diingetin temen) ingin belajar Islam yg lebih menjurus pada skill" Seperti Bhs.Arab, tahsin/tahfidz, dsb (belum mulai satupun sih, hehehe...)

Nah, pertanyaan BONUS yang paling saya ngga seneng adalah

"Abis itu ngapain?"

HEY, EMANGNYE SITU ADA URUSAN APE SAMA HIDUP ANE !?
Loh, kok si Agah jd nada betawi gini :D

Gimana ya, saya soalnya suka ngga yakin kalo pertanyaan bonus tersebut adalah ciri bahwa si penanya peduli akan hidup kita. Biasanya (si Agah suudzon nih) pertanyaan kayak gitu cuma angin lalu, cuma ingin menjawab kepenasaran mereka hingga akhirnya kalimat "Oh gitu..." dengan lega mereka ucapkan.

Fiuh...memang ya, kita jangan berharap pada yg tidak pantas digantungkan harapan.
Ayo Agah, jangan andalkan dirimu sendiri, terlalu rapuh!!

Do'a
Do'a Do'a
Doa' Do'a Do'a...

Dan tentunya nasihat dari sesama saudara dan saudariku juga bener-bener saya butuhkan

Adakah yang bersedia ?

Kok gaya2nya mirip rubrik konsultasi psikologi di Kompas minggu ya :P

Tidak ada komentar: